Wisata alam, salah satu sustainable tourism yang disukai pasca COVID-19. ( Foto: Kemenparekraf)
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Dua wanita berpengaruh di bidang industri wisata , Gloria Guevera. President & CEO WTTC dan Sumaira Issacs, CEO World Tourism Forum Institute menyatakan tidak salah untuk mengharapkan dan bersikap antusias dimulainya kembali kegiatan perjalanan ( traveling) saat ini.
“Selain restart pariwisata tujuannya untuk pemulihan ekonomi global, namun kami tetap mengingatkan pentingnya memulai kembali bisnis travel & tourism dengan mengikuti protokol kesehatan sesuai standar global dan secara individu juga jangan lengah karena kita masih hidup di era pandemi COVID-19,” kata Sumaira Issacs dalam satu webinar dengan Sapta Nirwandar, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) belum lama ini.
Sedangkan Gloria mengatakan World Travel & Tourism Council ( WTTC) menyambut baik pembukaan kembali perbatasan dan pelonggaran pembatasan perjalanan di seluruh Eropa. Dia juga memuji rekomendasi Komisi Eropa (EC) kepada Negara-negara Anggota Schengen untuk mencabut semua kontrol perbatasan internal pada 15 Juni dan pelancong internasional mulai 1 Juli 2020.
” Ini membantu pelancong merencanakan liburan Eropa mereka.Langkah penting ini akan membantu mendorong para wisatawan untuk mulai bepergian lagi, memberikan dorongan vital bagi sektor travel & tourism dan memulai pemulihan ekonomi global yang sangat dibutuhkan,” kata Gloria yang tampil di webinar berbeda bersama Sapta Nirwandar di era Work from Home ini.
Dia mengikuti rekomendasi Komisi Eropa dan mengokordinasikan upaya untuk memulihkan zona Schengen yang berfungsi secepat mungkin. “Kami didorong untuk melihat Spanyol dan Jerman bekerja bersama dalam rencana pilot wisata baru dan melihat perkembangan wisatawan ke Pulau Balearic di Majorca trlah menyambut pengunjung pertamanya dalam tiga bulan terakhir ini,” ungkapnya.
Inisiatif baru ini membuat semua penumpang dan wisatawan yang datang dari Jerman menerima tes suhu pada saat kedatangan. Langkah ini menjadi pergerakan penting oleh dua destinasi unggulan Eropa ini dan merupakan langkah signifikan menuju pemulihan.
” Hal ini penting bagi negara lain menerapkan tindakan serupa yang akan memulai sektor Perjalanan & Pariwisata ( Travel & tourisn) dan menyelamatkan jutaan mata pencaharian yang bergantung pada sektir pariwisata,” kata Gloria Guevara.
Dia menjelaskan bahwa selama 2019, Travel & Tourism bertanggung jawab atas 22,6 juta pekerjaan, atau 11,2% dari total tenaga kerja UE. Ini juga menghasilkan € 1,319 miliar PDB, atau 9,5% untuk ekonomi UE, tumbuh sebesar 2,3% dari tahun sebelumnya.
Sumaira Isaacs, mantan artis dan pengusaha yang berpengalaman 25 tahun di industri pariwisata menyarankan agar trend New Normal disikapi dengan hati-hati karena penduduk global masih hidup bersama virus COVID-19.
“Ketika destinasi dan obyek obyek wisata mulai dibuka dinegara Anda, prinsipnya yang berlaku adalah lebih dekat ke rumah akan lebih baik sehingga perjalanan liburan untuk jangka waktu dekat slogannya #Lebih aman ke rumah,” kata Sumaira.
Sumaira Isaacs yang oleh organisasinya juga menjadi Chief Executive Officer for Global Tourism Forum ini menggambarkan psikologi perjalanan wisata jangka pendek, adalah yang paling pasti, yang juga dapat merujuk pada pola perjalanan bisnis.
“Tujuan perjalanan bisnis sebagian besar ditandai dengan “kebutuhan” daripada “keinginan.”. Tidak salah untuk mengharapkan antusias dimulainya kembali kegiatan perjalanan selama waktu ini tapi tetap jangan lengah.
Sejarah telah memberikan panduan tentang bagaimana pemulihan akan terjadi. Masalah perbandingan adalah skala pandemi ini dan bahaya yang telah ditimbulkan dengan terjadinya resesi ekonomi yang menyeluruh dan terjadi di berbagai belahanbelahansecara bersamaan seperti COVID-19 saat ini.
Organisasi IATA memiliki peta yang menunjukkan bagaimana jumlah penumpang menurun dan pulih selama wabah SARS 2003 (Severe Acute Respiratory Syndrome).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa, dengan 774 kematian, 8.096 orang di seluruh dunia memiliki diagnosis SARS yang dikonfirmasi. ” Mari kita setujui COVID-19 adalah kejadian terdasyat yang telah menyebabkan hampir semua industri perjalanan ditutup di seluruh dunia,” kata Sumaira sambil mengingatkan organisasi kesehatan dunia WHO pada 11 Maret 2020 menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
Katakanlah ini dalam grafik Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional yang disingkat IATA mencerminkan hari ke nol. Untuk epidemi SARS lalu perjalanan mulai pulih tiga hingga empat bulan setelah krisis dimulai maka hal ini sama dengan Juni dan Juli untuk 2020.
Belajar dari pengalaman seperti SARS dimana bisnis bisa kembali setelah 4 bulan, maka besarnya akibat wabah COVID-19, maka hal ini tidak mungkin terjadi.
“Industri penginapan mungkin melakukan upaya bersama untuk mendorong pemesanan di bulan Agustus 2020 karena keinginan untuk mendapatkan bagian terakhir dari musim panas,” kata Sumaira.
Kecemasan karena terlalu jauh dari rumah dan ketakutan bepergian normal-normal saja karena orang akan berfikir jika terjadi sesuatu seperti kecelakaan di luar negri apa ada kemampuan untuk kembali ke negara asal seseorang di tengah kondisi lalu dimana wisatawan tidak bisa pulang akibat pandemi global ini.
“Tanda-tanda pertama dari peningkatan permintaan travel & tourim dapat dilihat untuk perjalanan dengan mobil, kereta komuter dan penerbangan yang lebih pendek.
Permintaan tertinggi juga dapat dilihat dari hotel, rental akomodasi tempat liburan, sewa mobil transfer bandara dan acara tamasya yang menargetkan sektor-sektor tersebut.
Pengalaman wisata perkotaan yang padat penduduk tidak akan umum, terutama saat ini yang berisiko tinggi untuk keramaian dan ruang publik seperti butuh transit subway. Wisatawan akan mengaitkan kesehatan yang baik dengan memilih pedesaan dan wisata alami ( sustanaible tourism).
Dua wanita dengan kedudukan penting diorganisasi dunia ini tentu saja mendukung pergerakan wisatawan domestik maupun mancanegara. Intinya, berwisata Pulihkan bisnis travel & tourism tapi jangan lengah dan harus disiplin.