BAHARI

Berwisata Bahari sambil Bercengkerama Hiu Paus, Mau?

SUMBAWA, bisniswisata.co.id: Wisata bahari di Indonesia semakin bervariasi. Salah satunya, Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan mengembangkan Tour the Bagang sebagai industri wisata bahari baru, yang ditawarkan ke wisatawan nusantara maupun mancanegara. Ide itu muncul terdorong dengan adanya koloni hiu paus (whale shark) di Teluk Saleh yang diyakini bakal menarik minat banyak wisatawan.

“Tour the Bagang sebetulnya kita sudah mulai pasarkan, kemudian kita perluas dengan adanya potensi hiu paus di Teluk Saleh, dan ini sangat menarik bagi wisatawan,” kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, Kabupaten Sumbawa, Iskandar, dalam keterangan resminya, Sabtu (14/04/2019).

Di kawasan Teluk Saleh setiap hari teridentifikasi sebanyak 49 hiu paus, berdasarkan temuan Conservation International (CI) Indonesia. Kemunculan hiu paus inilah yang mulai dijual Pemkab Sumbawa kepada wisatawan sebagai wisata minat khusus yang bermuatan edukasi tentang konservasi biota laut dan budaya masyarakat terkait dengan hiu paus dan Bagang.

Pengembangan ekowisata di Teluk Saleh di Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, ini bisa jadi merupakan ekowisata pertama di Indonesia yang melibatkan masyarakat, dari pengelolaan dan penyedia jasa penginapan, pemandu wisata, transportasi darat, laut, kuliner, dan produk lokal.

Ekowisata ini dikelola langsung oleh masyarakat secara mandiri sehingga manfaat bisa langsung dirasakan. Selain itu, jenis wisata ini juga melibatkan Pokdarwis (kelompok sadar wisata) atau oleh kelompok masyarakat secara komunal.

Bagang ialah rumah tangkap ikan yang selama ini banyak dimiliki nelayan di sepanjang perairan Pulau Sumbawa. Bagang terbuat dari bambu dan papan dengan ukuran yang variatif kisaran lebih kurang 5 meter x 7 meter.

Bangunan ini biasanya ditempatkan pada area laut yang tidak dalam dan relatif aman dari terjangan gelombang. Ada yang mengapung menggunakan perahu dan ada juga yang menggunakan sejumlah tiang ditancapkan ke dasar laut. Nelayan bisa menangkap ikan dengan melepas jaring atau pancing dari atas bagang sambil istirahat.

Tentu saja bagang-bagang yang hendak digunakan berstandar keamanan, dilengkapi fasilitas kamar, seperti kebutuhan air bersih, dan toilet. Dengan demikian, wisatawan bisa menikmati suasana kehidupan nelayan sehari-hari saat berada di laut.

Mereka bisa ikut mancing ikan pada siang atau malam hari, membakar ikan sendiri sembari menyaksikan panorama alam di sekitarnya. “Sudah banyak wisatawan menginap di bagang dan mereka mendapatkan sensasi yang luar biasa,” ujar Iskandar seperti dilansir Medcom.

Tour the Bagang akan menjadi menarik dengan adanya hiu paus dalam jumlah banyak yang mencari makan di Teluk Saleh dan kerap mengitari perahu nelayan, menyedot ikan-ikan kecil. Wisatawan bisa menyaksikan hiu paus yang merupakan ikon ikan terbesar di dunia itu dari atas bagang, atau sambil berenang, snorkeling hingga bercengkerama bersama hiu paus ialah hal yang mengasyikkan.

Senior Marine Program Director Conservation International (CI), Victor Nikijuluw, mengatakan pengembangan potensi wisata hiu paus harus dilakukan dengan prinsip berkelanjutan. Jadi, ekowisata selain berdampak pada ekonomi masyarakat, juga menjaga kelestarian ekosistem laut. (NDY)

Endy Poerwanto