Tradisi Bapapai antara M Evan Rifqi, putra dari H Abdel Fadilah & ibu Noorlaila Ardiyah dengan Annisa Faradila, putri dari H Fairid Rusdi dan Hj Ristiaty.
BANJARMASIN, bisniswisata.co.id: Menikah adalah salah satu momen sakral sekali seumur hidup yang akan mengikat sepasang suami-istri memasuki bahtera kehidupan yang harus dijaganya sepanjang hayat.
Biasanya masing-masing daerah punya upacara pernikahan adat yang harus dilalui dan sebelum calon pengantin melakukan ijab kabul pernikahan, ada tradisi mandi-mandi bagi sepasang calon pengantin tersebut yang juga disebut bapapai.
Biasanya ini dilakukan beberapa hari menjelang pernikahan seperti yang dilakukan oleh M Evan Rifqi, putra dari H Abdel Fadilah & ibu Noorlaila Ardiyah dengan Annisa Faradila, putri dari H Fairid Rusdi dan Hj Ristiaty yang pelaksanaannya dilakukan di kawasan Banjar Baru Selatan, Kelurahan Kemuning.
Acara mandi-mandi
Makna kata ‘papai’ dalam bahasa Indonesia berarti ‘percik’, yang dalam praktiknya bapapai merupakan aktivitas memercik-mercikkan air memakai mayang pinang kepada calon mempelai yang sedang dimandi-mandi.
upacara bamandi-mandi, atau juga disebut bapapai atau badudus. Nah, bapapai atau badudus ini memiliki kesamaan dalam fungsinya, namun penempatannya sedikit berbeda. Badudus merupakan istilah ‘mandi-mandi’ yang dipakai oleh keluarga kerajaan atau keturunan bangsawan atau yang ada hubungannya dengan keluarga candi (tutus candi). Sedangkan bapapai adalah istilah ‘mandi-mandi’ yang dipakai oleh orang Banjar pada umumnya.
Mengulik prosesi ‘bamandi-mandi’ dalam pernikahan adat Banjarmasin yang masih dilestarikan ini membuat keluarga kedua belah pihak terutama anak keturunan dapat memahami acara penuh dengan warna dan kaya makna dalam prosesnya maupun dalam budaya adat Banjar.
Prosesinya terdiri beberapa tahap dan tujuannya supaya pengantin terhindar hal-hal negatif yang bisa mengganggu kelancaran pernikahan nantinya. Disamping hal utama adalah keluarga dua belah pihak ingin agar saat memasuki dunia rumah tangga berjalan langgeng hingga akhir hayat.
” Upacara adat yang dilakukan sederhana saja yang penting selalu ingin digelar sebaik-baiknya, entah dengan mewah maupun dengan bersahaja,” kata Razif Rasyadi, Pimpinan Soul Production.
Salah seorang kakak dari calon mempelai putri ini memgatakan ada begitu banyak proses yang harus dilalui, mulai dari persiapan sampai beraneka ragam prosesi ritual yang harus dilakukan demi terselesaikannya keseluruhan rangkaian acara tinggal kesepakatan keluarga saja mana yang akan dilaksanakan.
“Kami melakukan yang sederhana dan jumlah orang terbatas dengan prokes yang ketat. Upacara adat lainnya dihilangkan tinggal resepsi saja,” kata Razif yang juga Ketua DPD IVENDO Kalimantan Selatan (Dewan Industri Event Indonesia Kalsel
Dalam acara adat Banjar, selain menjelang pernikahan, upacara mandi juga dilaksanakan saat hamil tujuh bulan (tian mandaring) dan biasa disebut Badudus. Jaman dahulu upacara mandi juga merupakan ritual pengobatan terhadap seseorang.
Secara tradisinya, selain kedua mempelai di percik percik oleh kedua orangtua maka para tetuha ( sesepuh dalam keluarga) yang melakukan dengan jumlah orang yang mesti ganjil, bisa tiga, lima atau tujuh orang. Umumnya orang yang bertugas memandikan atau memapai biasanya adalah para perempuan lanjut usia.
Perlengkapannya ada air dan bunga, mayang atau pelepah pinang, daun tulak yang dicampur air. Adapula piduduk terdiri beras, gula, kelapa, kue cingkaruk, nasi kuning, nasi lamak.
Kali ini kedua calon pengantin juga memakai kaos dalam tangan panjang warna kulit dan bagian dada ditutupi dengan roncengan bunga melati yang wangi. Guyuran air kembang yang sudah didoakan dan diguyur melalui mayang maurai membasahi tubuh.
Setelah semua rangkaian tersebut selesai, dilanjutkan dengan selamatan nasi ketan atau istilah orang banjar adalah nasi balamak dan pisang emas. Seluruh rangkaian bemandi-mandi umumnya ditujukan untuk mendoakan kelancaran segala proses pernikahan dan rumah tangga, agar selalu aman dan jauh dari gangguan.
Tentu segala doa yang terbaik akan selalu dipanjatkan keluarga bagi kedua mempelai agar senantiasa berbahagia dan salah satunya melalui ritual siraman khas Banjarmasin ini. Selamat buat Evan & Dilla dan Selamat Menempuh Hidup Baru.