MOJOKERTO, bisniswisata.co.id: Bank Indonesia (BI) komitmen mendukung pengembangan ekonomi masyarakat desa melalui program pemberdayaan ekowisata Kampung Organik Brenjonk di Kecamatan Trawas dan Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Program ini memiliki fokus utama dalam pengembangan ketahanan pangan, pemberdayaan perempuan, ketersediaan pangan untuk konsumsi ekonomi keluarga, dan lingkungan hidup.
“BI sudah menyalurkan dukungan dalam bentuk pelatihan pengelola ekowisata dan sertifikasi organik, rumah penggilingan padi organik, renovasi kamar home stay, taman sayur organik, pusat informasi, food court, dan sebagainya,” kata Deputi Gubernur BI Sugeng, dalam keterangan tertulis terkait peresmian ekowisata merupakan rangkaian Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2018, Jumat (14/12/2018).
Dengan mangangkat tema Memperkuat Akseptasi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Bank Indonesia di Seluruh Lapisan Masyarakat melalui Program Sosial Bank Indonesia, Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) diwujudkan dalam berbagai kegiatan utama.
Antara lain, lanjut dia, peningkatan kapasitas ekonomi melalui kegiatan bertema ketahanan pangan strategis dan ekonomi syariah, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui kegiatan seperti Indonesia Cerdas dan pemberian beasiswa dan ketiga, kepedulian.
Kepedulian itu melalui kegiatan bertema pendidikan, kebudayaan, serta kesehatan. Sugeng berharal Eduwisata Kampung Organik Brenjonk yang diresmikan dapat berkontribusi positif bagi perkembangan Kabupaten Mojokerto, baik dari sisi kapasitas ekonomi maupun sumber daya manusia.
“Program pemberdayaan Eduwisata Kampung Organik Brenjonk menjadi wujud nyata program sosial yang dilakukan Bank Indonesia untuk mendorong pengembangan usaha tani organik di wilayah tersebut menjadi lokasi eduwisata,” kata dia.
Menurut Sugeng model kampung organik yang dikembangkan meliputi pengolahan sumber daya alam di area pemukiman warga dan persawahan serta area tadah hujan, dengan menurunkan asupan kimia dan penggunaan pestisida kimia untuk tanaman padi dan jagung. Sementara untuk lahan pemukiman, komunitas ini mendorong pembangunan rumah-rumah sayur organik untuk skala keluarga.
Saat ini, telah berdiri kurang lebih 130 unit green house yang memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah penduduk yang dikelola sebagian besar oleh ibu rumah tangga, dengan memanfaatkan kalender tanam yang disusun dan diatur secara cermat. Hasil produk telah didistribusikan ke pasar modern dan restoran, sebagai produk organik berkualitas premium.
Program pemberdayaan ini diharapkan dapat membantu ketersediaan pasokan bahan makanan bagi masyarakat. “Pencapaian yang dihasilkan eduwisata kampung organik Brenjonk telah menarik minat wisata masyarakat untuk berkunjung,” kata Sugeng.
Saat ini, kata dia, jumlah masyarakat yang berkunjung ke eduwisata tersebut berjumlah rata-rata sekitar 1.000 per tahun dan telah mendapat penghargaan baik tingkat daerah, nasional maupun internasional.
“Melalui program sosial, Bank Indonesia berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan ekonomi daerah sehingga dapat mendukung peran dan tugas Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter melalui pengendalian inflasi,” ujar Sugeng. (redaksibisniswisata@gmail.com)