Bangunan Antik di Mesir Akan Diubah Menjadi Hotel

Bangunan antik ini segera berubah menjadi hotel (foto: Arab News)

KAIRO, bisniswisata.co.id: Kementerian Purbakala Mesir mengumumkan akan mengubah kompleks bangungan antik Wakala Al-Sultan Qaytbay di Kairo menjadi hotel pribadi.

Bangunan yang merupakan caravanserai perkotaan dan kompleks apartemen ini dibangun oleh Sultan al-Ashraf Abu al-Nasr Qaitbay sekitar abad ke-15 atau tepatnya tahun 1481.

Ini akan menjadi proyek pertama di Mesir. Rencananya, situs arkeologi Islam tersebut akan didesain ulang sebagai hotel dengan biaya renovasi mencapai US$ 6,3 juta atau sekitar Rp 91,6 miliar.

Wakala Al-Sultan Qaytbay adalah salah satu contoh bangunan Islam terindah yang menjadi ciri arsitektur di era Mamluk.  Bangunan ini terdiri dari tiga lantai yang view-nya semua menghadap ke halaman dalam yang luas.

Lantai dasar digunakan untuk perdagangan, sedangkan dua lantai di atasnya dimanfaatkan sebagai perumahan. Sejarah bangunan caravanserai perkotaan dan kompleks apartemen ini dapat ditelusuri ke belakang hingga akhir abad ke-15.

Penguasa negara bagian Mamluk Sirkasa saat itu, Sultan Al-Malik Al-Ashraf Abu Al-Nasr Qaytbay, dikenal sebagai orang yang cinta arsitektur dan seni. Dialah penguasa –  kemudian berhasil memerintah Mesir – yang banyak membangun monumen abadi yang bisa kita nikmati keindahannya hingga saat ini.

Arkeolog Mahmoud Abdel-Baset yang juga Direktur Jenderal Proyek Pengembangan Situs-situs Bersejarah Kairo mengatakan proyek ini dijadwalkan selesai pada 2021.

Dia menambahkan proyek ini akan menghadirkan sebuah hotel unik. Di samping tentunya sebagai upaya untuk terus menjaga kelestarian warisan arkeologi kuno. Nantinya, seluruh perabotan di hotel akan dipilih menyesuaikan sejarah dan lokasi bangunan.

Toko-toko di bagian depan kompleks akan dipertahankan sebagai pusat komersial yang disediakan bagi wisatawan dan pengunjung.

Pejabat di Proyek Pembangunan Situs-situs Bersejarah Kairo mengatakan kepada Arab News bahwa keuntungan ekonomi dari pengoperasioan hotel ini akan digunakan kembali untuk biaya pemeliharaan situs.

Cara itu diharapkan dapat menciptakan hubungan saling menguntungkan antara keberadaan kompleks dan komunitas sekitarnya. 

Pengerjaan proyek ini akan dipimpin oleh Kementerian Pariwisata dan Purbakala dengan dana yang disokong oleh Kementerian Perumahan, Otoritas Kairo Fatimiyah. 

Hania Mamdouh, pengawas di Unit Teknik menambahkan bahwa mereka telah memperhatikan seluruh syarat dan ketentuan konservasi terkait pembangunan heritage hotel yang telah digariskan Piagam Venesia untuk Konservasi dan Pemulihan Monumen & Situs juga dari Kementerian Pariwisata.

Untuk bangunan baru, tim bahkan telah memilih batu bata yang berbeda sehingga pengunjung dapat dengan mudah membedakan dua era pembangunan.

Mamdouh mengatakan akan menggunakan bata merah berlubang karena lebih ringan dan tidak memengaruhi integritas struktur elemen asli bangunan tersebut. Dia menambahkan batu bata jenis ini sebelumnya telah digunakan saat restorasi yang dimulai pada 1940-an.

Haji Samir, pemilik salah satu toko di kawasan itu mengatakan proyek ini khusus diperuntukkan bagi masyarakat sekitar. Dulunya, tempat ini kotor dan jelas pemerintah telah mengabaikannya.

“Dulu, alat pembersih tidak berfungsi …Sekarang semuanya benar-benar berbeda, dan kawasan ini akan segera mendunia, dalam arti sebenarnya,” tambahnya.

 

Rin Hindryati