NEWS

Bali Teratas, Menyusul Semarang & Yogya Tujuan Libur Panjang Oktober 2020

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Bali, Yogyakarta, Semarang  menjadi pilihan masyarakat yang memanfaatkan libur panjang, cuti bersama yang ditetapkan pemerintah berkaitan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.

Libur bersama mengapit Hari Besar Umat Islam dimulai 28-30 Oktober dilanjutkan dengan 31 Oktober & 1 November sehingga total libur panjang menjadi lima hari yang memungkinkan wisatawan domestik lebih leluasa memilih tujuan wisatanya.

Anton Thedy, CEO TX Travel mengatakan untuk perjalanan udara, tujuan Bali terbanyak dimana wisatawan domestik mulai berdatangan ke Bali dalam libur cuti bersama pekan ini sejak 28 Oktober.

” Tujuan wisata yang paling di minati tetap Bali, walaupun peminatnya tidak melonjak seperti tahun  2019 lalu tapi tetap ada peningkatan meski di bawah 30%,” ungkap bos travel agent dengan 255 cabang franchaise ini.

Dia tidak tahu persis apakah lonjakan kunjungan wisatawan domestik ini juga di dukung dengan promo harga tiket dari Air Asia Domestik periode 26 okt – I November 2020, diikuti penghapusan airport tax di 13 bandara termasuk Bali, Yogya dan Semarang. 

Communication and Legal Manager AP I Ngurah Rai Andanina Dyah Permatasari Mega mengatakan kedatangan domestik ke Bali pada hari pertama libur panjang 28 Oktober tercatat 15.000 penumpang.

“Angka  itu cuma minus 19 persen saja dibanding tanggal yang sama tahun 2019 lalu, jadi hampir sudah mendekatilah angka dengan tahun lalu.  Kedatangan domestik ini tertinggi semenjak pandemi ya,” kata Mega saat dikutip  detikcom.

Anton menambahkan sebagian besar wisatawan domestik memang memilih untuk berwisata dengan kendaraan pribadi karena lebih aman bersama keluarga memanfaatkan jalan tol baru.

” Adik saya sendiri, Lily bersama keluarganya dari Sukabumi, Jawa Barat pilih ke Semarang via tol untuk mengunjungi obyek-obyek wisata baru yang Instagramable seperti ke Ayanaz Gedong Songo, Jawa Tengah Krajan, Banyukuning, Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Tempat wisata di Semarang ini menyuguhkan banyak spot foto instagenic di alam terbuka yang pastinya disukai oleh para penyuka swafoto. Diresmikan dan dibuka pada tanggal 11 Juni 2019, obyek wisata yang berada di dalam komplek Candi Gedong Songo ini langsung melejit dan menjadi salah satu tempat wisata favorit muda mudi.

Trend jalan- jalan zaman pandemi ini, kata Anton, menggunakan mobil sendiri, mungkin takut terbang.  Micro tourism perginya yang dekat-dekat di bawah 5-6 jam perjalanan. Makanya  perjalanan ke kawasan Bogor, Puncak dan Bandung menjadi macet.

Wisatawan domestik dari Jakarta sambangi lava tour Merapi dengan Jeep di Yogyakarta.( Foto: Paranitha).

Menurut Anton, wisatawan domestik maupun lokal mencari tujuan wisata yang open air, luas, lega, outdoor, udara terbuka dan  menghindari tempat wisata  yang banyak kerumunan.

Dari hasil survey terbatas, 90 % responden menjawab memanfaatkan libur panjang karena merasa bosan setelah berbulan-bulan bekerja dan sekolah dari rumah saja. Selain itu pilihan obyek wisata adalah yang menerapkan  kebersihan, kesehatan dan keamanan dari penyebaran virus jadi prioritas utama.

” Wisatawan juga pilih akomodasi dan hotel yang menerapkan  less touching, menghindari yang banyak bersentuhan termasuk melakukan pembayaran dengan uang digital,” ungkap Anton.

Lily melalui WA menjelaskan bahwa dari Semarang dia juga akan melanjutkan ke Yogyakarta baru kembali ke Sukabumi. “Perjalanan darat lewat tol enak, lagi pula baik Semarang maupun Yogya banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi dan makanannya enak-enak,” kata Lily.

Dia mengaku selama masa pandemi global ini  sudah empat kali berwisata dan selalu dengan persiapan sesuai protokol kesehatan, pakai masker, bawa handsanitizer dan rajin cuci tangan serta menjauhi kerumunan dan targetnya pulang tetap dalam keadaan sehat.

” Berwisata dengan kendaraan pribadi dan mengatur sendiri perjalanan jadi lebih flexible, anggaran juga tidak banyak berkisar Rp 2-3 juta saja,” kata lily.

Bos Eztu Glass Art , Brian Yaputra, pria kelahiran Semarang yang ahli dalam hal kaca patri juga  semula ingin memanfaatkan libur panjang untuk melihat proyeknya di Gresik, Jatim, tapi akhirnya lima hari terakhir tetap di Jakarta.

Buah karyanya memang terpampang di sejumlah tempat monumental. Dari masjid, gereja, istana kesultanan hingga Disneyland Hong kong dan dia baru rampung merias masjid besar terbaru di Gresik. 

“Mesjidnya  besar , mewah dan agung namanya Masjid Akbar Moedhar Arifin menjadi masjid paling megah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang berdiri di tanah seluas 5 hektare. Saat ini Kemegahan masjid tidak hanya tampak dari bangunannya tapi juga kaca patrinya dong,” kata Brian Yaputra berseloroh.

Dia tetap akan melakukan perjalanan darat ke Jatim melihat proyeknya di hari kerja. Hotel pilih bsrkisar Rp 750 ribu/ malam dan untuk makan budget Rp 200 ribu/ orang.

Seni kaca patri, ujarnya,  telah dipakai untuk menghiasi rumah ibadah sejak abad 10, terbukti menyajikan nuansa damai, tenang dan khidmat kepada umatNya. Dia mengaku bahagia bisa mempersembahkan seni kaca patri yang indah untuk saudara-saudara kaum Muslimin, tambah Brian

Pria yang gemar travelling ini mengaku sudah bosan berkutat dengan urusan kantor dan ingin berwisata namun karena border juga belum dibuka dan banyak negara didunia masih tegang dengan urusan COVID-19 maka dia berupaya menekan keinginan karena usia yang rentan di masa pandemi.

” Bagitu COVID-19 minggat saya akan langsung ke China karena ada proyek baru menuggu. Saya  juga mau ke Hongkong karena Disneyland  menambah bangunan dengan kaca patri sepenuhnya dipercayakan karya Eztu Glass Art yang sudah terpasang di gedung tambahan Disney,” jelasnya.

Selanjutnya dia sudah rindu dengan tempat-tempat yang biasa disambanginya di kota London  dan dua kota di AS lainnya yang ingin dikunjunginya tahun depan adalah Boston dan New York karena banyak museum yang tidak pernah cukup waktu untuk dinikmatinya.

Brian mengaku akan mengatur sendiri perjalanan antar kotanya supaya lebih fleksibel dan mendaparkan suasana berbeda sehingga bisa refreshing, kata seniman papan atas kaca patri ini mengakhiri WA chat nya.

 

 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)