Museum berisi sejarah kota Jeddah segera berdiri (foto:Sumbernya: Trade arabia)
JEDDAH, bisniswisata.co.id: Kementerian Kebudayaan Arab Saudi baru-baru ini mengumumkan akan mendirikan museum yang diberi nama Laut Merah. Museum perjalanan sejarah kota Jeddah, Arab Saudi ini akan dibuka pada akhir 2022.
Museum akan dibangun di Gedung Bab Al-Bunt yang berlokasi di kawasan bersejarah di kota Jeddah. Di sana, sejumlah koleksi langka seperti manuskrip, gambar dan buku yang menceritakan kisah kota yang merupakan gerbang menuju tanah suci itu, akan dipajang.
Sudah saatnya Arab Saudi membangun museum kota Jeddah yang merupakan kota pelabuhan utama baik udara maupun laut ini.
Berlokasi di pantai barat Kerajaan Saudi, Jeddah telah lama dikenal sebagai kota tempat berpadunya budaya, tradisi, bahasa, dan etnis. Itulah antara lain mengapa ia dijuluki ‘Mutiara Laut Merah’.
Jeddah menyimpan banyak cerita penuh warna dari beragam peristiwa. Saking banyaknya, orang menyebut butuh waktu seumur hidup untuk menceritakan kembali perjalanan sejarah kota yang terletak di tepi Laut Merah itu.
Lokasi gedung museum berada di kota yang juga terkenal sebagai Pelabuhan Bab Al-Bunt yang bersejarah karena dianggap sebagai tempat bertemunya penduduk Laut Merah dengan dunia luar.
Jeddah adalah pintu masuk dan gerbang utama para jamaah haji, pedagang, dan turis sejak beberapa abad silam.
Pelabuhan tersebut juga menjadi saksi saat Raja Abdul Aziz Al-Saud, pendiri Kerajaan Arab Saudi, bertolak ke Mesir untuk bertemu Raja Farouk. Peristiwa itu terjadi 74 tahun lalu.
Museumnya sendiri akan dibangun di gedung berusia lebih dari 100 tahun yang sekarang digunakan sebagai pusat kesehatan dimana jamaah diberikan layanan kesehatan sebelum menuju ke Mekkah.
Bangunan bergaya khas Jeddah itu berdinding putih yang merupakan hasil ekstraksi batu karang yang ada di sepanjang pantai Laut Merah dengan tanah liat dari danau terdekat yang berfungsi sebagai semen perekat.
Gedung Bab Al-Bunt berhias ornamen rumit yang dilengkapi balkon kayu dan jendela dikenal dengan sebutan “rowshan”. Aristeknya sangat dipengaruhi gaya orang-orang neolitik di Levant yang terkenal sebagai pembuat bangunan hebat.
Sekadar info, arsitektur bergaya neolitik sudah ada sejak sektiar 9.500 SM di Timur Tengah. Tembikar pertama kali diperkenalkan di zaman ini.
Kelak ketika museum sudah berdiri, semua kisah kota Jeddah akan ditampilkan di sana. Pengunjung bisa menikmati dan mempelajarinya lewat koleksi langka, seperti manuskrip, gambar, dan buku berisi sejarah kota.
Seniman Saudi Dia Aziz Dia, salah satu pelopor seni Kerajaan mengatakan kepada Arab News bahwa posisi Jeddah yang unik dalam sejarah dapat diceritakan lewat berbagai cara. Menurutnya keputusan pemerintah Saudi menampilkannya di museum merupakan pendekatan yang tepat.
“Posisi dan sejarah kita harus ditempatkan di museum sehingga dapat kita dapat menunjukkan pada dunia siapa kita,” kata Dia.
Hal Ini harus diupayakan sekarang karena kalau tidak dipelajari dengan benar tentang siapa kita, maka semua warisan yang kita miliki bisa hilang seiring waktu, tambahnya.
Dia menambahkan bahwa tidak mudah untuk membangun museum dengan standar internasional. Banyak barang, lukisan dan artefak yang membutuhkan perhatian khusus.
Itu perlu pekerja terampil yang dapat memastikan pelestariannya. Pada akhirnya museum harus dapat menghadirkan tampilan yang optimal, cocok untuk konsumsi bukan hanya pengunjung lokal tetapi juga dari seluruh dunia.
Dilansir di Arab News, museum ini akan memamerkan lebih dari 100 karya seni kreatif, dan mengadakan empat pameran tahunan sementara. Selain itu, akan ada program pendidikan bagi anggota masyarakat di semua kelompok umur.
Museum Laut Merah akan mewakili tujuan artistik baru di Kerajaan Arab Saudi yang menceritakan kisah harmoni manusia dan kekayaan budaya dalam perjalanan spiritual jamaah haji dan umroh.
Ini juga akan menjadi jendela budaya dan sejarah yang memberikan catatan penting dari nilai-nilai estetika & warisan kota-kota pesisir di sepanjang Laut Merah dan pengaruh budayanya.
Museum ini adalah bagian dari Program Kualitas Gidup, salah satu Program Realisasi Visi Kerajaan 2030, dan berada di bawah payung Prakarsa Museum Khusus yang diumumkan Kementerian Kebudayaan.