DAERAH

Aktivitas Vulkanik Naik, Objek Wisata Tangkuban Parahu Tetap Operasional

BANDUNG, bisniswisata.co.id: PT Graha Rani Putra Persada, Pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu di Lembang, Jawa Barat, tetap membuka loket kunjungan wisatawan. Meski, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana mengeluarkan pernyataan terkait aktivitas vulkanik cukup tinggi di Kawah Ratu dan Kawah Upas, merupakan kawah terbesar di Gunung Tangkuban Parahu belakangan ini.

“TWA Gunung Tangkuban Parahu masih aman untuk dikunjungi karena kondisinya masih normal. Cuaca cerah, kondisi sangat-sangat aman dan normal. Makanya kunjungan wisatawan juga tetap normal, tidak ada kendala,” papar Direktur Utama PT GRPP Putra Kaban di Bandung, Selasa (23/7/2019).

Pihaknya sering bersinergi dengan pihak Vulkanologi dan Mitasi bencana untuk memberikan imbauan dan informasi kepada pengunjung di titik-titik kunjungan di kawasan TWA Gunung Tangkuban Parahu. Imbauan dan informasi diberikan agar pengunjung merasa tenang dan nyaman serta tidak keliru dalam menyikapi informasi yang beredar terkait gunung api yang menjadi lambang Kota Bandung.

Selain itu, lanjut Putra, setiap hari pegawainya selalu berkoordinasi dengan Seksi Vulkanologi dari PVMBG yang pos pengamatannya ada di kawasan Gunung Tangkuban Perahu. Dia meyakinkan sejauh ini kondisi Kawah Ratu dan Kawah Upas stabil dan normal seperti biasanya, tidak ada peningkatan aktivitas seperti yang dikhawatirkan.

“Jadi ada petugas yang setiap harinya berkoordinasi dengan petugas Seksi Vulkanologi, yang kebetulan posnya ada di sini. Tujuannya untuk memantau kondisi kekinian dan keadaan masih normal seperti sebelumnya,” ungkap dia.

Terkait larangan mendekati Kawah Ratu, Putra Kaban mengatakan hal tersebut sudah ada sejak lama. Tidak hanya dari PVMBG, dia mengklaim pihaknya membuat larangan mendekati kawah ratu sejak lama. “Larangan mendekati atau turun ke kawah sudah kami pasang sejak dulu. Tidak pernah ada yang berkemah di sini karena SOP kami, sore hari pintu tiket sudah tutup, sehingga daerah atas (kawah) steril,” jelasnya.

Sehari sebelumnya, PVMBG mengeluarkan pernyataan jika aktivitas vulkanik gunung Tangkuban Parahu meningkat dari biasanya. Berdasarkan rekaman seismograf, pada 21 Juli 2019 dari pukul 00.00-24.00 WIB terjadi 425 gempa hembusan, 2 kali gempa tremor harmonik, 3 kali gempa low frequency, 3 kali gempa vulkanik dalam dan 3 kali gempa tektonik jauh.

Sementara dari pengamatan visual 22 Juli 2019 pukul 06.00 WIB, hasilnya menunjukkan adanya asap dari kawah utama bertekanan lemah-sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal. Angin bertiup lemah-sedang ke arah utara dan selatan.

PVMBG pun mengimbau kepada wisatawan yang berkunjung ke TWA Tangkuban Parahu untuk tidak mendekati Kawah Ratu dan Kawah Upas. Selain itu, wisatawan dan pendaki diimbau juga memperhatikan kondisi cuaca ketika berada di kawasan kawah.

“Ketika cuaca mendung dan hujan diimbau jangan berada di dekat kawah aktif dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang membahayakan manusia,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi PVMBG Hendra Gunawan.

Hendra juga mengingatkan kepada masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu serta wisatawan, pendaki dan pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan fratik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas. Meski ada gejolak vulkanik, Hendra menjelaskan hal tersebut belum bisa dikatakan ada peningkatan.

Sebab, evaluasi dari PVMBG belum selesai mengumpulkan dan mengolah datanya. “Dua minggu lalu pernah lebih besar lagi. Malah beberapa hari belakangan terus menurun sehingga status Gunung Tangkuban Parahu masih dalam level 1 atau normal,” tuturnya seperti dilansir laman Kontan.

Hendra mengungkapkan, aktivitas vulkanik di kawah Gunung Tangkuban Parahu selalu berulang setiap tahun. “Kami belum tahu apakah surutnya muka air tanah karena musim kering berpengaruh terhadap kondisi yang terjadi saat ini di Gunung Tangkuban Parahu,” imbuh Hendra. (NDY)

Endy Poerwanto