SEMARANG, bisniswisata.co.id: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana mengembangkan Agrowisata Tlogo di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, menjadi kebun raya karena sangat memungkinkan dari segi luas lahan. Juga memiliki daya tarik wisata agro, alam dan handmade.
“Pengembangan Agrowisata Tlogo menjadi kebun raya dari segi luas lahan, sangat memadai karena punya lahan seluas 400 hektare lebih, apalagi dari lokasi cukup strategis karena sangat dekat dengan pintu keluar jalan tol Semarang-Bawen,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono di Semarang, seperti dilansir laman Antara, Jumat (23/03/2018).
Menurut dia, Agrowisata Tlogo yang saat ini dikelola oleh Perusahaan Daerah Citra Mandiri Jawa Tengah merupakan salah satu potensi wisata yang menjanjikan sebab terdapat perkebunan karet, cengkih, dan tanaman konservasi.
Sekda menyebutkan, pada Agrowisata Tlogo juga disediakan kegiatan usaha seperti wisata kebun buah wisata agrotlogo, Goa Rong dan dilengkapi resor. Juga disediakan berbagai permainan alam, seperti paint ball, jembatan tali dan flying fox, baik untuk dewasa dan anak-anak dan keluarga.
Gagasan pengembangan Agrowisata Tlogo menjadi kebun raya, kata Sekda, akan dilakukan pengkajian secara teknis maupun administratif.
“Luasnya 400 hektare, sementara Kebun Raya Baturraden hanya 112 hektare. Kebun Raya Bogor hanya sekitar 57 hektare. Itu saja sudah luar biasa, yang seperti itu harus kita kembangkan,” ujarnya.
Kebun raya Tlogo nantinya akan diisi berbagai jenis koleksi flora. Utamanya sebagai ekowisata sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dalam hal penelitian, pengembangan dan kajian tanaman sekaligus pariwisata.
Luas lahan di Tlogo Resort paling sesuai dan strategis. Salah satunya adalah dekat dengan pintu keluar tol Semarang. Hingga kini Pemprov Jawa Tengah sedang membentuk tim pengkaji yang melibatkan sejumlah pakar perguruan tinggi.
Ditambahkan, pembangunan kebun raya berbeda konsep dengan rencana pembangunan Jateng Park. “Jateng Park tetap lanjut. Dulu terhambat karena belum ada investor. Sekarang sudah dapat investornya, yaitu Ibu Fatimah Kalla. Beliau sudah setuju. Tinggal revisi masterplan dan groundbreaking (peletakan batu pertama) saja. Semoga 2018 ini atau satu tahun bisa terlaksana,” sambungnya. (NDY)