JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pemilik akomodasi atau penginapan non hotel seperti Villa, homestay, pondok wisata, apartemen, cottage, bungalow maupun rumah pohon diajak untuk bergabung di Agoda Homes, program baru dari Agoda. Selama ini, Agoda dikenal sebagai platform online dengan tingkat pertumbuhan tercepat di dunia.
Mengawali kiprahnya sebagai start-up e-commerce yang berbasis di Singapura pada tahun 2005, Agoda berkembang pesat dan menawarkan jaringan global dari 2 juta properti di lebih dari 200 negara dan wilayah di seluruh dunia. “Jangkauan Agoda lebih banyak dibandingkan platform lainnya. Memang, Agoda memberikan para wisatawan akses yang mudah ke berbagai pilihan hotel, apartemen, rumah dan villa, baik mewah maupun budget, yang sesuai anggaran dan jenis perjalanan para pelancong,” papar Country Director Agoda Indonesia Gede Gunawan di Jakarta, Senin (02/12/2019).
Dijelaskan, untuk mendaftar dan bergabung di Agoda Homes tidak ribet. Pemilik penginapan non hotel dengan mengikuti 3 langkah sederhana. Dibutuhkan kurang dari 10 menit, dan tidak ada biaya sama sekali. Dan memang Agoda tidak membebankan biaya komisi kepada tuan rumah.
“Selain menyarankan tuan rumah memasang foto dan deskripsi properti mereka dengan baik dan akurat, kami memastikan tuan rumah untuk mengetahui tanggung jawab mereka, tetap mengikuti perkembangan terbaru dan mematuhi peraturan setempat,” jelas Gunawan.
Gunawan mengungkapkan platform Agoda Homes sebenarnya sejak lama ada, namun kini dibuat tab khusus untuk membantu memudahkan wisatawan dalam menemukan jenis akomodasi alternatif ini. Saat wisatawan memesan Agoda Home, mereka adalah penghuni tunggal dari seluruh properti. Mereka hanya berbagi ruang dengan orang-orang yang bepergian dengan mereka, bukan dengan tuan rumah, atau dengan tamu lain. Ini berarti para tamu dapat menikmati privasi.
Dilanjutkan, ada banyak alasan mengapa wisatawan memilih menginap di Agoda Homes. Pasalnya, Akomodasi nonhotel secara khusus menarik bagi mereka yang mengunjungi kota-kota perkotaan yang mahal dan ramai atau mencari akomodasi selama acara besar di mana harga cenderung melambung. “Agoda Homes dapat lebih terjangkau, terutama ketika Anda bepergian dalam grup besar, dan satu grup wisatawan membagi harga total perjalanan di antara banyak orang,” jelasnya.
Menurutnya, Agoda menggunakan teknologi terbaik di kelasnya untuk menghubungkan wisatawan, di mana pun mereka berada, dengan 2,5 juta properti di seluruh dunia, termasuk 62.000 properti di Indonesia. Apakah mencari hotel mewah dan hotel butik, hingga apartemen dengan ruang lebih luas dan fasilitas seperti rumah, hingga tipe akomodasi unik seperti Bubble, Treehouse, dan Bamboo Villa, Agoda memudahkan wisatawan untuk mencari dan melakukan pemesanan.
“Kami mengerti bahwa para wisatawan, di mana pun mereka berada, ingin memiliki banyak pilihan tempat menginap, dengan nilai terbaik. Agoda menawarkan beberapa harga akomodasi terendah bagi wisatawan secara global dan juga wisatawan di Indonesia, apakah mereka mencari vila di tepi pantai yang romantis, penthouse kontemporer di pusat kota yang ramai di Asia atau hotel budget untuk beristirahat,” jelasnya.
Agoda mengetahui dan memahami Asia, lanjut Gunawan, dan telah menawarkan kepada para wisatawan domestik dan internasional penawaran perjalanan yang luar biasa di Indonesia selama lebih dari satu dekade. Agoda adalah salah satu disruptor perintis di industri perjalanan, dan melihat peluang yang lebih luas dalam menghadirkan nilai perjalanan terbaik dan yang lebih mudah di seluruh Asia Tenggara, dan lebih mudah diakses oleh wisatawan internasional.
Menurut WTTC, industri Perjalanan & Pariwisata menyumbang Rp890.428 miliar (62,6 miliar dolar AS) serta hampir 13 juta pekerjaan bagi perekonomian Indonesia pada tahun 2018. (Sumber: World Travel & Tourism Council) Ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan Perjalanan & Pariwisata terbesar ketiga di Asia Tenggara, setelah Thailand dan Filipina.
“Dengan 2,5 juta properti di Agoda, baik hotel maupun Agoda Homes, kami dapat membantu menyebarkan dan mendiversifikasi perekonomian melalui pariwisata. Kami akan terus mengembangkan inventaris kami untuk menghubungkan wisatawan di seluruh dunia dengan properti yang tepat di sini, dan juga orang Indonesia yang bepergian di dalam negeri atau ke luar negeri,” ucap Gunawan.
Diakui, Agoda telah lama membantu para pelaku bisnis perhotelan atau pemilik vila untuk liburan di Surabaya, Jakarta atau Bandung, atau Bali dalam mendapat manfaat dari banyaknya wisatawan internasional yang berkunjung ke Indonesia, tetapi kami juga melayani sejumlah besar wisatawan domestik yang mengunjungi tujuan-tujuan ini karena mereka tahu bahwa mereka dapat mengandalkan kami dalam hal harga, nilai, dan kualitas.
Pada platform Agoda, terdapat lebih dari 62.000 properti yang berlokasi di seluruh Indonesia, termasuk 19.000 Agoda Homes. Jenis-jenis tempat yang dapat digunakan para wisatawan berlibur mulai dari hotel-hotel di pusat kota, vila-vila di daerah pegunungan, daerah pantai dan lainnya.
Bali, Jakarta, dan Bandung adalah kota teratas untuk jumlah properti Agoda Homes di Indonesia, tetapi kami terus memperluas inventaris kami untuk menawarkan pilihan akomodasi yang lebih luas bagi pelancong di Indonesia, dari kota-kota besar dan tujuan perjalanan populer seperti Bali, Bandung dan Jakarta, hingga daerah-daerah yang berkembang seperti Borobudur (10 Bali baru) dan Labuan Bajo.
Sementara Berdasarkan survei Agoda Global Travel Usage & Attitudes Study 2019 menemukan para pelancong global cenderung mempertimbangkan rumah/apartemen milik pribadi karena mereka percaya properti semacam itu menawarkan pengalaman yang lebih unik dan lokal. Agoda Homes menawarkan pengalaman unik dan lokal saat menginap di rumah “lokal”, baik di pusat kota, atau di kawasan setempat.
Selain itu, lanjut Gunawan, terkadang, wisatawan ingin menginap di hotel mewah, dan di waktu lain ingin pengalaman berbeda dan unik. Untuk itu, Agoda menawarkan igloo di Finlandia, yurt in Inggris atau rumah pohon di Thailand. “Bagi wisatawan Indonesia, alasan utama mereka menginap di Agoda Homes adalah karena “lebih cocok untuk keluarga atau kelompok besar”. lontarnya.
Sementara hasil survei Agoda Family Travel Trends 2018 mendapati bahwa: Wisatawan Indonesia (54%) termasuk 2 pasar teratas yang kemungkinan akan mengajak kakek-nenek dalam rencana liburan mereka. Ini lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 35%. Rata-rata pelancong Indonesia melakukan lima kali perjalanan keluarga dalam setahun terakhir (Juni 2017 – 2018).
“Jadi Agoda Homes memungkinkan keluarga untuk tinggal bersama di satu apartemen, terkadang dengan kamar yang berdampingan, memiliki fasilitas “seperti rumah”, dengan dapur dan fasilitas binatu. Hal ini memberi mereka banyak kenyamanan dan efektivitas biaya,” ungkap Gunawan.
Hingga kini, Agoda memiliki lebih dari 1 juta Agoda Homes di seluruh dunia dan 19.000 di Indonesia. Bahkan, survei dua tahunan Agoda mendapati bahwa secara global, orang bepergian rata-rata 6 kali dalam setahun. Orang Indonesia bepergian bahkan lebih sering, dengan rata-rata 8 kali. (Agoda Global Travel Usage & Attitudes Study 2019)
“Dengan bepergian beberapa kali dalam setahun, mereka ingin mencoba tipe-tipe akomodasi yang berbeda setiap kali bepergian. Seperti vila romantis di tepi pantai, atau properti yang lebih besar, jika bepergian dalam grup,” tambahnya.
Diperkirakan tahun 2025, ekonomi berbagi (sharing economy) akan tumbuh dan menyamai level pasar penyewaan properti tradisional. (Sumber: PwC, Sharing Economy) Dikutip dalam At Home Around the World oleh Robert Rosenstein dan Peter Allen.
Menurut firma riset pasar teknologi Technavio, diperkirakan bahwa industri penyewaan properti NHA akan tumbuh 7 persen per tahun antara tahun 2017 dan 2021, yang diperkirakan akan mencapai sekitar 194 miliar dolar AS. (Sumber: “Global Vacation Rental Market to be Worth USD 193.89 Billion. Sedangkan menurut Statista, pertumbuhan pengguna NHA diproyeksikan mencapai 174 juta pada tahun 2022. (end)