Fitri dan relawan UKM yang siap berbagi waktu dan ilmu untuk menambah semarak Program Active Selling.
SURABAYA, bisniswisata.co.id:UMKM terus tumbuh dan berkembang. Seiring bangkitnya aktivitas pariwisata di dalam negeri maupun di dunia, kontribusi UMKM dalam penyediaan produk terutama cinderamata, kuliner dan beragam lainnya juga ditingkatkan.
Banyak UMKN yang sudah sukses, tapi juga banyak juga yang baru memulai. Oleh karena itu kegiatan Active Selling yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia, bermaksud memecahkan permasalah UMKM dalam pemasaran di dunia digital.
Mendapatkan mandat menjadi salah seorang fasilitator dalam Program Active Selling di Jawa Timur, Fitri Rahmawati membagi kelompok sesuai kualifikasi masing-masing.
Fungsinya adalah untuk memetakan UMKM berdasarkan permasalahan dan kebutuhannya. Masih banyak UMKM Produsen di sektor pengolahan yang membutuhkan pelatihan dan pendampingan Active Selling.
Karena antusiasme UMKM dalam menimba ilmu digital sangat tinggi, peserta yang semula ditargetkan hanya 2.600 malah membludak hingga 3.900 UMKM.
“Kami bagi menjadi tiga kualifikasi. Yang pemula adalah mereka yang belum mengenal digital marketing sama sekali. Kelompok cakap adalah UMKM yang pernah menggunakan media sosial untuk bisnis.” kata Fitri.
Sedangkan kelompok mahir adalah mereka yang sudah memakai marketplace namun belum optimal. Dengan pengelompokan ini, maka kami bisa memberikan materi yang benar-benar dibutuhkan, tambahnya.
Sebagai konsultan dan trainer UKM di Pulosari 17, Fitri melihat potensi pemasaran digital bagi UMKM sangat besar dan luas. Begitupun permasalahan masing-masing daerah pun berbeda-beda.
Di kota dengan penduduk yang pintar-pintar dan kritis, masalahnya adalah permodalan. Di kota besar, pelatihan terkendala dengan waktu karena umumnya UMKM lebih sibuk dalam urusan produksi. Ada juga kota yang pengusahanya masih nyaman dengan pemasaran offline.
Fitri juga sering mengundang rekan-rekan relawan UKM yang siap berbagi waktu dan ilmu untuk menambah semarak Program Active Selling.
“Melihat kondisi psikologis yang berbeda-beda tiap kota, kami harus cermat memilih materi-materi yang dibutuhkan agar proses pelatihan dan pendampingan menjadi lebih efektif dan efisien,”
Pihaknya juga menyiapkan mentor-mentor yang berpengalaman dari kalangan akademisi maupun praktisi untuk menambah ilmu bagi para peserta Program Active Selling, sambung Fitri.
Fitri dan rekan-rekannya telah lebih dahulu aktif memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM dalam sisi pengembangan bisnis, komunikasi, perizinan, pengemasan dan identitas (brand).
Kini konsennya bertambah ketika Program Active Selling berlangsung, yakni pemasaran dengan moda digital. Jika Program Active Selling 2021 nanti usai, ia akan tetap mendampingi UMKM yang membutuhkan. Menurutnya penggunaan aplikasi-aplikasi digital sangat penting untuk membangun bisnis yang besar.
“Aplikasi agregator dan POS perlu digunakan bagi UMKM yang sudah nyaman berjualan secara online karena mampu memudahkan proses pemasaran, monitoring dan administrasi. Mungkin masih banyak yang belum mengetahuinya”, lanjut Fitri.
Sementara itu, I Nyoman Adhiarna, Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo mengapresiasi para fasilitator yang kreatif dan bersemangat seperti Fitri dan timnya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada punggawa-punggawa di daerah sebagai fasilitator yang telah melengkapi kekurangan-kekurangan Program Active Selling dan memberikan masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan di program berikutnya.
“Fasilitator adalah mata, tangan, dan kaki kami. Terimakasih sudah melengkapi sisi-sisi yang kurang. Terima kasih atas masukan-masukannya, kami tampung sebagai referensi untuk template program-program yang akan kami jalankan kedepannya. Tetap semangat ya kawan-kawan”, kata Nyoman.
Program Active Selling 2021 menyasar UMKM Produsen sektor pengolahan di sepuluh Kawasan Wisata Prioritas. Pelatihan dan pendampingan digelar selama bulan Juli hingga Desember 2021 kepada 26.000 UMKM Produsen sektor pengolahan di setiap daerah dengan melibatkan sejumlah fasilitator yang telah diseleksi dan diberikan pembekalan.