JAKARTA, bisniswisata.co.id: Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC) Sapta Nurwandar menyambut baik Konser yang bertajuk “HALIM: The Hologram Concert Experience” diprakarsai oleh DNA Production (Indonesia) bersama XtendVision International,
“ Dalam industri Halal salah satu sektornya adalah Media Recreation (Media & Rekreasi) maka konser bertajuk Halim ini memanfaatkan tekhnologi hologram, AI sehingga menjadi pertunjukkan spektakuker sekaligus menunjukkan apa yang dilaporkan oleh SGIE Report 2024/ 2025 di dunia Islam investasinya tinggi,” kata Sapta Nirwandar.
Dalam laporan tahunan The State of Global Islamic Economy ( SGIE) itu menunjukkan total investasi ke perusahaan yang relevan dengan ekonomi Islam mencapai US$ 5,8 miliar dari 225 transaksi dan sektor Media & Rekreasi mencatat jumlah transaksi terbanyak, sedangkan sektor keuangan syariah menyerap nilai investasi terbesar, tambahnya.
Kini, untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia, sosok legendaris alm. Abdel Halim Hafez akan kembali ke panggung — bukan dalam ingatan, bukan dalam rekaman, melainkan secara imersif melalui teknologi hologram interaktif, dipadukan dengan live orchestra dan visual sinematik berstandar internasional.
“Konser hologram Abdel Halim ini bukan sekadar nostalgia, tetapi juga bagian dari ekosistem halal digital recreation global yang semakin diminati. Menurut laporan DinarStandard SGIE 2024–2025, sektor Media & Recreation kini menjadi wadah investasi strategis senilai miliaran dolar, menyasar konten beretika, penuh makna, dan memberikan nilai emosional bagi masyarakat Muslim,” ungkap Sapta.
HALIM tampil di persimpangan seni, teknologi, nilai universal, dan peluang budaya.Dalam perspektif halal lifestyle, musik Abdel Halim Hafez mungkin tidak secara eksplisit dikategorikan sebagai musik Islami. Namun, karya-karya beliau sarat unsur moral, nilai kemanusiaan, dan makna yang mendalam — nada-nada yang secara tradisional dikenal sebagai sarana penyembuhan dan terapi jiwa.
Konser hologram HALIM bukan hanya pertunjukan visual, melainkan wadah healing spiritual dan emosional yang mengangkat nilai universal kebersamaan, kerinduan, dan estetika budaya. Dengan teknik maqam Arabo klasik yang harmonis, audiens akan merasakan resonance batin yang menyentuh hati.
Ini sejalan dengan tren global halal media recreation seperti yang dipaparkan DinarStandard dalam SGIE: investasi dan konsumsi global dalam sektor Media & Recreation terus meningkat, karena audiens Muslim mencari pengalaman kaya nilai, edukasi, dan hiburan yang etis.”
Konser ini sekaligus sebagai bagian dari langkah strategis menempatkan Indonesia di garis depan diplomasi budaya dan ekonomi kreatif berbasis teknologi. Abdel Halim Hafez bukan sekadar penyanyi. Ia adalah jiwa dari satu generasi Arab, yang mengubah musik klasik menjadi emosi kolektif lintas benua.
Kembalinya suara yang pernah membuat kota-kota dunia terdiam dari sosok yang dikenal dengan julukan “Al Andaleeb El-Asmar” (The Dark-Skinned Nightingale) menjadi puisi hidup yang mengisi lorong waktu dari kafe-kafe di Kairo hingga radio di Paris.
Meski wafat pada 1977, pengaruh Halim tak pernah surut. Lagu-lagunya yang terkenal a.l seperti Ahwak, Zay El Hawa, Qareat Al Fingan, hingga Khosara menjadi soundtrack revolusi, cinta, dan penyembuhan — bahkan salah satu karyanya digunakan dalam lagu hit Jay-Z Big Pimpin’, membuktikan bahwa warisannya lintas genre dan generasi.
Halim dijuluki “Elvis Presley-nya dunia Arab”. Dimasa mudanya, ia yatim piatu, namun kemudian menjadi suara rakyat, bahkan dikenal dekat dengan para pemimpin seperti Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
Indonesia: Dari Panggung Budaya Menjadi Pusat Diplomasi Kreatif
“Konser penyanyi legend dari dunia Islam ini akan berlangsung di London, Maroko dan Indonesia dimana umat Islamnya terbesar di dunua dan warga keturunan Arabnya juga banyak sehingga konser ini bukan sekadar pertunjukan nostalgia,” tegas Sapta.
Ini adalah inisiatif strategis Indonesia sebagai
jembatan peradaban antara dunia Arab dan Asia Tenggara. Teknologi yang digunakan dalam konser ini akan memperkenalkan penonton pada pengalaman multidimensi—perpaduan antara hologram interaktif, musik orkestra hidup, dan atmosfer yang menggugah kenangan serta harapan.
Indonesia, sebagai negara yang besar secara ekonomi dan sosial-politik, belum sepenuhnya
memaksimalkan potensi kebijakan diplomasi ekonominya untuk meningkatkan pengaruh secara global.
Salah satu pendekatan strategis dalam penguatan diplomasi ekonomi ini adalah melalui pertukaran budaya antarbangsa. Seni suara/musik dan film menjadi media efektif dalam menyampaikan identitas dan nilai-nilai suatu bangsa.
Melalui pertunjukan seperti konser HALIM, Indonesia memperkenalkan budaya Arab kepada publik domestik. Secara resiprokal, langkah ini membuka jalan bagi Indonesia untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan seni musiknya ke kancah internasional di masa
mendatang.
Konferensi pers konser hari ini turut didukung oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, KADIN Indonesia, Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), serta mitra-mitra strategis lainnya.
Turut hadir dalam konferensi pers:Muhammad Bawazeer, Ketua Komite Bilateral Timur Tengah
Sapta Nirwandar, Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), DR. Erick Yusuf, S.Sy., M.Pd, Wakil Ketua LSBPI MUI Pusat, Rina Novita, CEO DNA Production, Faical Nouach, CEO XtendVision Entertaiment
Selain menjadi warisan digital dan wujud bahasa perdamaian melalui HALIM, The Hologram Concert Experience ini Indonesia bukan hanya menghadirkan kembali suara ikonik dunia Arab, melainkan menawarkan bentuk baru dari diplomasi budaya berbasis seni dan teknologi.
“Ini adalah ajakan bagi dunia: bahwa warisan tidak harus tinggal di museum, dan suara yang tulus tak akan pernah benar-benar mati,’ kata Rina Novita, CEO DNA Production