DESTINASI EVENT INTERNATIONAL NEWS Uncategorized

Industri MICE Penting di Asia Tenggara

SINGAPURA, bisniswisata.co.id: Memang, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa MICE merupakan kontributor signifikan bagi aliran pendapatan industri pariwisata, dan juga merupakan salah satu sektor yang telah menciptakan banyak lapangan kerja di era pasca pandemi.

Dilansir dari www.traveldailymedia.com, sebagai buktinya: perusahaan riset Mordor Intelligence melaporkan bulan lalu bahwa sektor MICE Asia-Pasifik saat ini bernilai US$212,83 miliar pada akhir semester pertama tahun 2025.

Para ahli menunjukkan bahwa, jika sektor ini terus tumbuh pada CAGR sebesar 9,1 persen per tahun, nilainya akan mencapai US$328,97 miliar pada akhir dekade ini.

Pertumbuhan ini disebabkan oleh pemulihan pesat benua Asia pasca pandemi, yang dipadukan dengan adopsi format acara hibrida yang lebih luas, serta peningkatan belanja perjalanan korporat dari tahun 2023 hingga saat ini.

Di kawasan ini, negara-negara anggota ASEAN berkembang pesat sebagai penggerak utama di sektor MICE, berperan sebagai tempat penyelenggaraan sekaligus badan penyelenggara dan penyedia layanan.

ASEAN perlu meningkatkan perannya

Pada konferensi BE in Sabah tahun ini di Kota Kinabalu, Malaysia, Datuk Dr. M. Gandhi menyatakan Asia Pasifik merupakan sumber bisnis dan inspirasi, dan pasar sub-regional harus memanfaatkan posisi strategis mereka.

Oleh karena itu, Gandhi menyarankan agar negara-negara seperti Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Filipina memposisikan diri sebagai gerbang menuju pasar global, yang berfungsi sebagai tempat berkumpul berbagai industri serta organisasi dengan kepentingan khusus.

Memang, dua pusat MICE terbesar di APAC terletak di Asia Tenggara: Singapura dan Thailand. Namun, Gandhi berpesan: “Daripada bersaing dengan pusat-pusat yang sudah mapan ini, ASEAN harus berfokus pada pengembangan kekuatan sub-regional untuk menciptakan ekosistem acara bisnis yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan.

Para ahli menunjukkan bahwa negara-negara Asia Tenggara lainnya tidak perlu mengulang hal yang sama: negara-negara seperti Vietnam dan Filipina, yang dikenal sebagai destinasi wisata, justru dapat memanfaatkan tren bisnis+wisata (bleisure) dan memanfaatkan keahlian mereka untuk membangun inisiatif dan kampanye MICE yang lebih baik, tambah Gandhi

Dalam hal ini, diperlukan dukungan pemerintah yang lebih besar dalam membangun infrastruktur MICE baru atau memperkuat infrastruktur yang sudah ada agar kawasan ini dapat mencapai potensi sepenuhnya sebagai pusat kekuatan sektoral.

Evan Maulana