JENEWA, bisniswisata.co.id: Usulan terbaru Parlemen Eropa untuk mewajibkan maskapai penerbangan menyediakan jatah bagasi kabin tambahan, terlepas dari apakah penumpang membutuhkannya atau tidak, telah menimbulkan banyak kontroversi di seluruh industri penerbangan.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), asosiasi perdagangan maskapai penerbangan di seluruh dunia, telah menunjukkan kekhawatiran yang luar biasa mengenai potensi dampak operasional dan komersial dari peraturan ini.
Dilansir dari travelandtourworld.com, hasil potensial dari inisiatif ini adalah kompleksitas yang tidak perlu, biaya perjalanan yang lebih tinggi, dan inefisiensi perjalanan tambahan, yang akan berdampak negatif pada maskapai penerbangan dan penumpang.
Usulan dan Tanggapan IATA
Perubahan yang diusulkan adalah amandemen regulasi yang terkait dengan penegakan hak penumpang, khususnya di bawah regulasi Hak Penumpang (2023/0437). Komite Transportasi Parlemen Eropa (TRAN) telah mengadvokasi hak penumpang untuk membawa tas kabin tambahan berukuran 100 cm tanpa dikenakan biaya tambahan.
Meskipun amandemen tersebut tampaknya memenuhi permintaan yang meningkat akan ruang bagasi yang lebih besar, IATA berpendapat bahwa hal itu dapat menjadi bumerang, yang menyebabkan konsekuensi negatif yang tidak diinginkan bagi industri penerbangan dan penumpang.
Willie Walsh, Direktur Jenderal IATA, sangat menentang usulan tindakan tersebut, dengan menyatakan bahwa intervensi Parlemen Eropa dalam masalah operasional dan komersial maskapai penerbangan tidak berdasarkan informasi yang memadai.
Menurut Walsh, peraturan tersebut dapat mempersulit perjalanan udara, meningkatkan biaya, dan menciptakan kesulitan operasional yang tidak perlu. “Ketika regulator mencampuri masalah komersial atau operasional yang tidak mereka pahami, mereka biasanya salah,” kata Walsh.
“Riset konsumen kami memberi tahu kami bahwa mayoritas pelancong ingin membayar harga serendah mungkin untuk tiket mereka dan membeli layanan tambahan yang mereka butuhkan, tambah Walsh.
Itu kebalikan dari amandemen yang akan memaksa maskapai penerbangan untuk menggabungkan kembali penawaran mereka. Konsumen akan kecewa dengan biaya yang lebih tinggi untuk semua, dan mereka akan frustrasi dengan kekacauan operasional dalam menentukan tas mana yang memenuhi persyaratan dan mana yang tidak.
Dampak Operasional dan Finansial dari Usulan
Kekhawatiran utama IATA adalah beban finansial yang dapat dibebankan oleh peraturan tersebut kepada maskapai penerbangan dan penumpang.
Dengan mewajibkan tas kabin gratis untuk semua penumpang, usulan tersebut akan mengharuskan maskapai penerbangan untuk mengerjakan ulang model penetapan harga mereka.
Maskapai penerbangan biasanya menawarkan kepada penumpang untuk memilih di antara berbagai layanan, termasuk jatah bagasi, yang dapat dibeli sebagai tambahan.
Jika amandemen diberlakukan, maskapai penerbangan mungkin terpaksa menaikkan harga tiket dasar untuk semua penumpang guna mengakomodasi biaya bagasi tambahan, bahkan bagi mereka yang tidak perlu atau ingin membawa bagasi tambahan.
Ruang bagasi tambahan juga akan menimbulkan tantangan operasional yang signifikan bagi maskapai penerbangan. Menurut IATA, menentukan tas mana yang memenuhi persyaratan untuk dimasukkan secara gratis dapat menyebabkan kebingungan dan memperlambat proses naik pesawat.
Hal ini dapat menyebabkan penundaan operasional, peningkatan waktu penyelesaian penerbangan, dan potensi peningkatan pembatalan atau penundaan penerbangan.
Maskapai penerbangan juga perlu berinvestasi dalam sumber daya tambahan untuk mengelola logistik bagasi, yang selanjutnya akan meningkatkan biaya operasional.
Preferensi konsumen dan dampak finansial
usulan tersebut bertentangan dengan apa yang diklaim IATA sebagai preferensi mayoritas di antara penumpang.
Menurut survei konsumen yang dilakukan oleh IATA pada bulan April 2025, 72% pelancong menyatakan bahwa mereka lebih suka membayar harga serendah mungkin untuk tiket pesawat mereka dan membeli layanan tambahan yang mereka perlukan, seperti bagasi.
Temuan ini menyoroti masalah utama dengan amandemen yang diusulkan: sebagian besar penumpang tidak memerlukan ruang bagasi kabin tambahan, dan mereka yang membutuhkan bersedia membayar ekstra untuk itu.
Penelitian IATA menunjukkan bahwa hanya 30% penumpang yang biasanya memilih untuk membayar bagasi kabin, yang berarti bahwa sebagian besar pelancong akan berakhir dengan mensubsidi biaya tambahan bagi mereka yang membutuhkannya.
Hal ini menciptakan situasi di mana sebagian kecil penumpang mendapatkan keuntungan dari ruang bagasi gratis dengan mengorbankan sebagian besar penumpang, yang akan dipaksa membayar harga yang lebih tinggi untuk tiket mereka.
Dampak pada Pendapatan Maskapai dan Efisiensi Operasional
Maskapai penerbangan sudah beroperasi dengan margin keuangan yang ketat, dengan biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja, dan pemeliharaan yang merupakan bagian signifikan dari anggaran operasional mereka.
Setiap undang-undang yang membebankan biaya operasional tambahan, seperti penerapan tunjangan bagasi kabin gratis, dapat memperburuk tekanan finansial pada industri tersebut.
Karena maskapai penerbangan kemungkinan akan menaikkan harga tiket dasar untuk menutupi biaya bagasi tambahan, hal ini dapat mengakibatkan biaya perjalanan yang lebih tinggi secara keseluruhan bagi semua penumpang.
Posisi IATA jelas: meningkatkan layanan wajib yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan dapat menyebabkan penurunan kualitas layanan bagi semua penumpang.
Harga tiket yang lebih tinggi dapat membuat perjalanan udara kurang terjangkau bagi konsumen rata-rata, yang akan berdampak jangka panjang terhadap permintaan di sektor penerbangan.
Lebih jauh lagi, inefisiensi yang diperkenalkan oleh peraturan bagasi baru dapat menyebabkan penundaan dan frustrasi, yang merusak pengalaman penumpang secara keseluruhan.
Seruan untuk Pembatasan Regulasi
Menanggapi usulan Parlemen Eropa, IATA telah mendesak anggota parlemen Uni Eropa untuk mempertimbangkan kembali perlunya regulasi tambahan di area-area yang kerangka kerjanya sudah memadai.
Walsh menunjukkan bahwa regulasi yang berlebihan dapat menghambat inovasi dan menciptakan inefisiensi yang merugikan maskapai penerbangan dan konsumen.
Menurut IATA, industri penerbangan telah memiliki mekanisme yang mapan untuk memenuhi berbagai kebutuhan penumpang, seperti tunjangan bagasi opsional dan layanan personal lainnya.
Daripada memberlakukan aturan menyeluruh yang berlaku untuk semua penumpang, IATA menganjurkan pendekatan yang lebih fleksibel yang memungkinkan maskapai penerbangan untuk terus menawarkan berbagai layanan yang memenuhi berbagai kebutuhan dan preferensi pelanggan mereka.
Sistem seperti itu, menurut IATA, akan memungkinkan persaingan yang lebih besar, pilihan perjalanan yang lebih terjangkau, dan pengalaman keseluruhan yang lebih baik bagi penumpang.
Kesimpulan
Langkah Parlemen Eropa untuk memaksakan bagasi kabin tambahan untuk semua orang dapat berdampak besar pada sektor penerbangan.
Meskipun langkah tersebut tampak ramah konsumen, langkah tersebut tidak memperhitungkan realitas ekonomi dan operasional industri penerbangan.
Kekhawatiran IATA tentang biaya yang lebih tinggi, gangguan operasional, dan inefisiensi tidak dapat diabaikan, karena pada akhirnya dapat menyebabkan biaya perjalanan yang lebih tinggi dan pengalaman penumpang yang buruk.
Pengatur perlu menyadari seluk-beluk sektor penerbangan dan persepsi penumpang sebelum memulai reformasi drastis. Jika Parlemen Eropa melanjutkan peraturan tersebut, mereka harus siap memikul tanggung jawab atas konsekuensi yang mungkin terjadi.










