EVENT

6-7 Maret 2018, Festival Bau Nyale 2018

MATARAM, Bisniswisata.co.id: Keindahan alam di berbagai destinasi wisata di Indonesia sungguh memukau, seperti pantai di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bagi para traveler, yang ingin menyaksikan budaya sekaligus keindahan wisata alam Mataram, ada Festival Bau Nyale 2018 yang diselanggarakan pada 6 hingga 7 aret 2018.

Festival Bau Nyale ini akan dilaksanakan di tiga pantai sekaligus yaitu di Pantai Kuta, Pantai Seger dan Pantai Belanak. Inilah salah satu atraksi wisata berbasis budaya unggulan di Nusa Tenggara Barat. Termasuk juga yang terbaik di tanah air. Maka jangan heran jika setiap tahunnya festival ini selalu dinanti masyarakat dan wisatawan.

Festival Bau Nyale punya nilai budaya yang tinggi. Atraksinya pun unik. Yakni dimana masyarakat dan wisatawan berburu sejenis cacing laut yang munculnya sekitar 19-20 bulan kesepuluh dan kesebelas pada awal tahun penanggalan sasak dan kegiatan ini disebut oleh masyarakat setempat disebut “Nyale”.

Cacing tersebut hanya keluar satu tahun sekali dan muncul di sepanjang pesisir selatan Pulau Lombok. Bau Nyale” juga memiliki story telling yang kuat. Yakni pesta rakyat itu digelar untuk mengenang legenda Putri Mandalika, putri raja Lombok yang konon berparas cantik jelita. Kecantikannya tersohor hingga negeri seberang, sehingga banyak yang ingin melamarnya.

Seperti Pangeran-Pangeran dari berbagai Kerajaan. Seperti Kerajaan Johor, Kerajaan Lipur, Kerajaan Pane, Kerajaan Kuripan, Kerajaan Daha, dan kerajaan Beru. Putri Mandalika pun risau. Jika ia memilih satu diantara mereka, dikhawatirkan akan terjadi perpecahan dan pertempuran. Bahkan ada beberapa kerajaan yang memasang senggeger agar Putri Mandalika jatuh hati padanya.

Singkat cerita, akhirnya Putri Mandalika membuat keputusan. Diundanglah seluruh pangeran serta rakyat mereka untuk bertemu di Pantai Kuta Lombok. Pada tanggal 20 Pantai Kuta Lombok pada tanggal 20 bulan ke 10 menurut perhitungan bulan Sasak tepatnya sebelum Subuh.

Undangan tersebut disambut oleh seluruh pangeran beserta rakyatnya sehingga tepat pada tanggal tersebut mereka berduyun-duyun menuju lokasi undangan. Sesuai janjinya, Putri Mandalika datang dengan diusung oleh prajurit-prajurit yang menjaganya. Dia kemudian berhenti dan beridiri di sebuah batu dipinggir pantai.

Setelah mengatakan niatnya untuk menerima seluruh pangeran dan rakyat akhirnya Sang Putri pun meloncat ke dalam laut. Seluruh rakyat yang mencarinya tidak menemukannya. Setelah beberapa saat akhirnya datanglah sekumpulan Cacing berwarna-warni yang menurut masyarakat dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Di setiap tanggal itu pula Cacing Nyale keluar dari pantai tersebut. Hingga kini, tiap tanggal itu, Nyale datang dan ditangkap warga. Menjadi rebutan di bibir pantai. Cacing itu oleh warga sebagian ditaburkan ke sawah dan sisanya diolah menjadi lauk pauk. Seperti pepes, sambal nyale hingga masakan bersantan.

Guna lebih memeriahkan Festival Bau Nyale akan diselenggarakan juga berbagai acara lainya. Seperti Presean, Bersih Pantai, Parade Budaya, Surfing, Voli Pantai, dan Lomba Swafoto menggunakan kamera handphone. Juga menampilkan 64 kostum Putri Mandalika bersama dayang-dayangnya serta tujuh pangeran.

Selain para pemeran legenda tersebut, ada 50 peserta Mandalika Fashion Carnival. Dua wisatawan asal Inggris juga ikut tampil, juga delegasi budaya dari Kutai Kalimantan Timur dan Kabupaten Kampar, Riau. Parade ini akan berlangsung sekitar empat jam di sepanjang jalan sejauh 1,9 kilometer. Kostum yang dikenakan dalam parade budaya ini berbentuk lionfish atau binatang laut. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto