YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id : Kegiatan Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ke 25 akan berlangsung pada 18 sampai 22 November 2020. Tidak seperti biasanya, acara kali ini digelar secara daring.
Bertema “25 YGF” yang digelar Komunitas Gayam 16 ini didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan bisa disaksikan secara langsung dengan konsep daring di www.YGFLIVE com
Usia 25 tahun untuk sebuah festival bukan hal yang bisa dipandang sebelah mata. Tidak banyak festival yang bisa bertahan dan rutin berjalan setiap tahun tanpa terhenti lebih dari 10 kali.
Project Director YGF, Ishari Sahida, mengatakan usia 25 tahun bukan sekadar romantisme, melainkan introspeksi terhadap hal-hal yang sudah dilakukan selama ini untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan YGF dan manfaatnya.
Momentum ini juga menjadi pemikiran perihal apa yang akan dilakukan YGF setelah 25 tahun. Kondisi pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi YGF Memasuki tahun penyelenggaraan yang ke 25, perhelatan pada 2020 ini juga bukan sekadar perayaan melainkan kontemplasi yang akhirnya memotivasi.
Ishari Sahida atau akeab disapa Ari Wulu ini mengungkapkan gamelan merupakan kesatuan dan tidak modular. Artinya, saat memainkan gamelan harus bersama-sama atau berbarengan.
“Ini jadi paradoks di tengah pandemi, lantas apakah tidak bisa menghadirkan gamelan,” ujar Ari Wulu, saat jumpa pers lalu.
Menurut Ari Wulu, YGF sebagai tempat berkumpul pada pecinta gamelan bisa mewujudkan hal ini melalui pemanfaatan teknologi. 25 YGF pun membuktikan diri bisa berkelindan dengan zaman.
Menyaksikan 25 YGF dengan cara yang berbeda ini juga semakin membuat orang kian fleksibel bersentuhan dengan gamelan. Disiarkan secara langsung via daring membuat 25 YGF bisa ditonton di mana pun.
Ari Wulu menuturkan gamelan adalah sikap hidup yang dapat diterapkan dalam situasi apapun, Menjaga jarak dalam situasi terkini, tidak menjadi halangan bagi gamelan. “Karena di dalam gamelan, masing-masing bunyi memberikan ruang bagi lainnya yang artinya memberi jarak, supaya satu dengan lainnya tidak saling bertabrakan” ucapnya.
Ari mengatakan daftar program 25 YGF juga beragam ada Fagam Budaya, Lokakafya Budata, Pergelaran Gamelan juga Tari.
Untuk pergelaran gamelan ada Gamelan Keller (France), Gamelan Kancil Arles (France), Gamelan Larasati (France), Gamelan Rasamaya (Surakarta), Padhang Moncar Gamelan Group (New Zealand) Sanggar Seni Jhung Rojhung (Pamekasan)
Penampilan Hai Definition x Gamelan Asmaradana (Singapore), Sanggar Tarara (Bangkalan), Sanggar Tari Guntur (Kota Kediri), Sorawatu (Majalengka), Jody Diamond (USA), Gamelan Kemiri (Yogyakarta).
Ada Omah Cangkem (Yogyakarta) dan Canda Nada (Yogyakarta), Omah Gamelan (Yogyakarta),Gamelan Mben Surup (Yogyakarta),Sanggar Seni Kinanti Sekar (Yogyakarta) dan Sanggar Kancil Art (Yogyakarta).