PARIS, bisniswisata.co.id: Menara Eiffel, satu dari obyek wisata yang paling disukai wisatawan Indonesia maupun mancanegara sudah buka kembali setelah penutupan terlama pada masa damai selama 104 hari sejak Perang Dunia II.
Jumlah turis Indonesia adalah yang terbanyak mendatangi Menara Eiffel itu dari kawasan Asia Tenggara ( data 2017). Tidak heran Foto selfie mereka di menara setinggi 300-an meter itu banyak terpasang pada akun media sosial.
Saat dibuka kembali, Kamis, landmark kota Paris ini pengunjung leluasa mengambil foto selfie dari lantai pertama dan kedua Menara Eiffel. Pembukaan kembali ini menandai tonggak penting lain dalam pemulihan Prancis dari lockdown akibat virus corona. Turis yang mengalir kembali ke Paris senang menemukan landmark terbuka ketika beberapa obyek lain di ibukota Prancis tetap ditutup.
Museum istana Louvre, misalnya, satu dari obyek wisata favorit wisatawan Indonesia saat di Paris baru akan dibuka kembali pada 6 Juli 2020. Itupun dengan membatasi kunjungan maksimal 4.500 orang per hari. Jumlahnya jauh dari rata-rata 20.000 orang per hari di musim panas yang sibuk sebelum ada pandemi global COVID-19.
Mengutip Concord Monitor, lift yang biasanya membawa pengunjung naik Menara Eiffel besi setinggi 1.063 kaki tetap tertutup, jadi untuk saat ini orang harus mengambil tangga.
Dari tiga dek menara, hanya dua dek pertama yang dibuka kembali. Mereka yang menaiki tangga 674 pada Kamis dihadiahi dengan pemandangan yang jauh dan angin sepoi-sepoi dalam cuaca musim panas yang terik. Masker wajib untuk semua pengunjung yang berusia 11 tahun ke atas.
“Ini sangat istimewa karena hanya orang-orang Paris yang banyak datang. Kami telah melihat banyak orang Paris menikmati kota mereka, menikmati taman mereka tanpa semua turis, “kata Annelies Bouwhuis, seorang pengunjung berusia 43 tahun dari Belanda.
Wisatawan lokal lainnya, Sabine Peaufils yang berusia 57 tahun merasa senang bisa berwisata ke Eiffel. “Saya memesan slot pertama 25 Juni 2020 karena setelah itu cuaca akan sangat panas,” kata Sabine Peaufils,
Menara kehilangan penghasilan US$30 juta dari lockdown yang dimulai pada bulan Maret, ungkap Direktur Pengelola Eiffel, Patrick Branco Ruivo. Prancis dan negara-negara Eropa lainnya yang mengandalkan sektor pariwisata mulai membujuk kembali pengunjung, dengan hasil beragam.
Soalnya penerbangan internasional belum sepenuhnya dibuka karena pandemik virus corona, maka pengelola Menara Eiffel memproyeksi turis yang akan datang memang masih dari dalam negeri.
Patrick Branco Ruivo, Direktur Pengelola Menara Eiffel, mengatakan pihaknya menyarankan kepada para turis tidak lengah, selalu disiplin untuk tetap menjaga jarak fisik atau social distancing.
Sejarah bangunan
Mengutip Brittanica, diungkapkan bahwa sejarah pembangunan menara dimulai pada 12 Juni 1886, Gustave Eiffel memenangkan sayembara untuk membangun monumen tersebut. Pemerintah kota Paris menganggap rencana pembangunan Eiffel punya karakter tersendiri dan benar-benar menunjukkan keunggulan dari material baja.
Bangunan tersebut dinilai akan jadi simbol modernisme Perancis dan bukti bahwa negara tersebut konsisten bereksplorasi dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.
Mereka yakin menara tersebut akan sangat menarik perhatian dan memotivasi orang untuk datang ke Paris, terutama saat pekan raya berlangsung. Dan yang tak kalah penting, pemerintah Perancis yakin menara itu akan membuat negara mereka terlihat lebih unggul dibanding AS atau Inggris.
Saat itu ketika wawancara dengan salah satu media Inggris, Gustave Eiffel berkata pembangunan menara di Paris adalah perpaduan meteorologi, aerodinamika, telegrafi, dan strategi militer.
Meski sama-sama antusias dengan proyek ini, ternyata pemerintah Paris tidak serta merta bergerak cepat untuk membangun menara. Pemerintah awalnya menyatakan seluruh biaya pembangunan menara akan mereka tanggung.
Tapi ketika Gustave Eiffel mengatakan biaya yang dibutuhkan untuk membangun menara adalah 5 juta franc, pemerintah hanya menyanggupi 1,5 juta franc. Itupun dananya tidak diberikan sesuai waktu yang ditetapkan sehingga proses dimulainya pembangunan menara menjadi molor.
Eiffel terpaksa mencari dana sendiri untuk menutupi kekurangan dana pembangunan. Salah satu siasatnya adalah merancang menara untuk berdiri dalam kurun waktu 20 tahun sehingga tidak diperlukan material yang lebih banyak atau biaya perawatan yang besar.
Siasat lainnya adalah menetapkan biaya masuk kawasan dan mendirikan restoran di dalam menara. Tapi rencana-rencana tersebut pun tidak langsung disetujui pemerintah. Saat itu pemerintah bahkan belum menetapkan lokasi menara, apakah di Champ de Mars (akhirnya lokasi ini yang dipilih) atau Seine Valley.
Perdebatan para politikus soal penting atau tidaknya menara turut menghambat proses pembangunannya. Ada yang menganggap rancangan menara tidak artistik, jelek, tidak akan menarik wisatawan, absurd, dan sangat aneh.
Perdebatan itu akhirnya berakhir pada 22 November 1886 dengan kesepakatan bahwa menara Eiffel akan dibangun sesuai rancangan awal. Kini obyek tujuan favorit wisatawan Indonesia sudah dibuka kembali.