JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pariwisata Indonesi menunjukkan perkembangan yang positif dalam empat tahun kepemipinan Jokowi-JK. Bahkan pertumbuhan sektor pariwisata di Indonesia melampaui negara tetangga yaitu Malaysia. Bahkan, pariwisata juga menjadi motor pembangunan nasional. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan dan penerimaan devisa yang terus meningkat sejak 2015.
“Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia versi The World Travel & Tourism Council (WTTC). Di Asia nomor 3 dan ASEAN nomor satu,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10)
Pemerintahan Jokowi-JK yang genap 4 tahun ini, ternyata pariwisata menjadi sektor penghasil devisa terbesar. Bahkan kini menjadi penyumbang devisa nasional keempat terbesar, setelah minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), minyak dan gas bumi, serta pertambangan (batubara), sambungnya.
Sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak 2015 dari US$12,2 miliar menjadi US$13,6 miliar pada 2016. Setahun kemudian naik lagi menjadi US$15 miliar. Tahun ini, sektor andalan ini diharapkan mampu meraup devisa hingga US$17 miliar, serta proyeksi 2019 mencapai US$20 miliar.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terus melejit dari tahun 2015 sebanyak 9,7 juta, pada tahun 2016 menjadi 11,5 juta, tahun 2017 sebanyak 14 juta. Pertumbuhan pariwisata di Indonesia mencapai 22%. Angka pertumbuhan ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan wisatawan dunia sebesar 6,4%, atau pertumbuhan wisatawan di ASEAN sebesar 7%.
“Meski demikian, kenali musuhmu dan kenali dirimu. Vietnam tumbuh lebih baik mencapai 29 persen karena melakukan banyak deregulasi. Malaysia hanya tumbuh 4 persen. Di sisi lain, pertumbuhan pariwisata Indonesia jauh lebih tinggi dari Malaysia yang tumbuh hanya 4%; Singapura 5,8%; dan Thailand 8,7%,” urainya.
Sampai Agustus 2018, jumlah turis asing sudah mencapai 10,58 juta dari target 17 juta wisman. “Kunjungan pelancong Nusantara juga menunjukkan hal menggembirakan. Sejak tahun 2015 sebanyak 255 juta, tahun 2016 berkembang lagi menjadi 264 juta, dan tahun 2017 meningkat lagi menjadi 271 juta,” tutupnya.
Sementara pertumbuhan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencapai 25,68 persen, sedangkan industri plesiran di kawasan ASEAN hanya tumbuh 7% dan di dunia hanya 6%. Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia menurut World Economy Forum (WEF) juga menunjukkan perkembangan menggembirakan. Menurut mereka, peringkat Indonesia naik 8 poin dari 50 di 2015 ke peringkat 42 pada 2017.
Komitmen Pariwisata untuk menyumbang devisa nomor 1 mengalahkan sektor perekonomian lain dengan proyeksi nilai sebesar 20 Miliar US Dollar di tahun 2019. Ranking Index Pariwisata Indonesia yang disampaikan oleh WTTC, secara konsisten mengalami kenaikan, dari ranking 70 di tahun 2013, melonjak tajam ke ranking 50 di tahun 2015, dan naik ke ranking 42 di tahun 2017.
“Pariwisata Indonesia secara konsisten terus meraih penghargaan di level internasional, di antaranya adalah 46 penghargaan di 22 negara di tahun 2016, 27 penghargaan di 13 negara di tahun 2017, dan 31 penghargaan di 9 negara sampai kwartal 3 di tahun 2018,” sambungnya. (EP)