FASHION

29 Tahun Geluti Fashion, Avantie Persembahkan 100 Busana

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Siapa tak kenal Anne Avantie. Sosok wanita yang akrab menggeluti dunia fashion Indonesia. Tanpa terasa, tiga dekade atau tepatnya 29 tahun sudah wanita berusia 63 tahun ini berkarya. Asam garam menjadi seorang desiner dilaluinya dengan suka cita, dan hasilnya memang sudah diakui di dunia fasion nasional hingga internasional.

Guna merayakan keberhasilan, Anne Avantie mempersembahkan pagelaran busana bertajuk “Sekarayu Sriwaderi”, yang menampilkan sekitar 100 busana karyanya. Gelaran “Sekarayu Sriwaderi” berlangsung di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis (29/3/2018) malam, pagelaran malam itu juga bertabur bintang.

Bahkan dalam kesempatan tersebut, desainer yang dikenal dengan rancangan kebaya kontemporernya juga ingin berbagi momen spesialnya dengan pesinden legendaris Tanah Air Waljinah, yang tahun ini merayakan enam dekadenya berkarya. Pagelaran bertajuk Cinta Sumbangsih 60 Tahun Waldjinah untuk Negeri. “Saya rasa layak memberikan apresiasi kepada beliau yang sudah puluhan tahun berkarya,” lontar Anne Avantie

Perjalanan panjang Anne Avantie diawali saat usianya masih 13 tahun. Di Sekarayu Sriwedari, Solo Anne Avantie sama sekali tak menyangka koleksi busananya akan dikenakan figur-figur ternama dan gerainya bakal menempati pusat-pusat perbelanjaan besar di Jakarta.
Bicara kebaya anggun, pasti ingat Bunda Anne, sapaan akrabnya. Orang biasa sampai selebriti dan tokoh politik mengenakan rancangannya.

Diakuinya, Sekarayu Sriwedari adalah inspirasinya sejak 29 tahun lalu. Di taman budaya itu, Anne remaja mulai menumbuhkan minat dan belajar mengolah kain. Taman itu pula yang mempertemukan dengan sosok seniman, termasuk Guruh Soekarnoputra. “Waktu dulu saya melihat Guruh di Istana Mangkunagaran dan saya tertarik sekali dengan penata kostumnya. Membuat saya bercita-cita jadi seorang perancang,” kata Anne.

Perlahan, Anne mulai membuat kain yang dibutuhkan oleh para penari untuk pentas. Saat itu ia menyewakan satu set kostum panggung dengan harga Rp5 ribu. Kelamaan, kemampuannya berkembang. Ia mulai fokus ke busana-busana khas Indonesia, yakni kebaya.

Anne pun perlahan dikenal sebagai salah satu desainer kebaya ternama di Indonesia. Busana rancangan Anne banyak menjadi hit dan dikenakan dalam berbagai acara.

Pagelaran 29 Tahun Berkarya Anne dimulai dengan menampilkan rangkaian kebaya sederhana dengan motif bunga atau sekar. Kebaya itu dominan berwarna kain hijau muda yang menyala dipadukan selendang merah. Sequence kedua muncul dengan tampilan kebaya yang lebih mewah.

Rona anggun terpancar dari warna gelap seperti hijau tua dipadu dengan kain bercorak emas. Saat itu, tampil penyanyi keroncong legendaris Waldjinah. Penembang Walang Kekek itu berduet dengan penari Didik Nini Thowok. Pagelaran itu memang tak hanya tentang Anne. Ratu Keroncong Waldjinah juga mengenang 60 tahun karier di belantika musik Indonesia.

Usai nyanyian Waldjinah, muncul para bintang memperagakan kebaya Anne Avantie dalam konsep Pasar Tiban. Mulai dari Soimah, Indi Barends, Indra Bekti, Papham, Vega Darwanti, Nia Ramadhani, Jessica Iskandar, Vanesha Prescilla, hingga Krisdayanti bertingkah di atas panggung menuai gelak tawa penonton. Juga peragaan yang melibatkan Guruh Seokarno Putra dengan menyiapkan tarian khusus.

Aksi itu dilengkapi penampilan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menjadi salah satu model. Susi berlenggak-lenggok mengenakan kebaya merah dengan selendang hijau, dilengkapi sanggul besar. “Ibu Susi sudah jadi pelanggan saya sejak tujuh tahun lalu sebelum terkenal jadi menteri,” tutur Anne soal Susi.

Selain itu, ada pula sesi busana pengantin dengan gong Sophia Latjuba mengenakan kebaya dengan sunting khas adat Minang. Ia sempat terlihat sedikit tergelincir, namun berhasil kembali menguasai panggung dengan menyeimbangkan diri. Gelaran itu juga dimeriahkan aksi model dari Puteri Indonesia seperti Melanie Putria, Artika Sari Devi, Kevin Liliana, dan Kezia Warouw.

Puncaknya, Anne memamerkan koleksi Mahakarya Borobudur berupa kebaya berwarna hitam dengan kain dan ekor yang panjang yang mewah dengan corak emas. Pertunjukan itu ditutup dengan manis lewat aksi Puteri Indonesia 2013, Whulandary Herman yang lihai meliuk-liuk ke sana ke mari memamerkan kain panjang yang besar. Selain kebaya, Anne juga menampilkan beberapa koleksi kain dan batik siap pakai.

Di tempat terpisah, Waldjinah merasa senang kembali berkarya dan bernyanyi di pagelaran Anne Avantie. Bagi Waldjinah, suatu kehormatan buat dirinya, diberikan kesempatan untuk tetap berkarya di usia senja-nya. Terlebih ia bisa berkolaborasi dengan Guruh Soekarno Putra, yang banyak menciptakan karya-karya terbaik buat Indonesia. “Seneng banget, bisa nyanyi di sini. Sama mas Guruh, itu idola ya,” ujar Waldjinah.

Untuk penampilannya itu, Waldjinah telah mempersiapkannya dari jauh-jauh hari. Ia mau acara tersebut lancar dan sesuai harapannya. “Persiapan Satu bulan. Sempat direkam sama Guruh buat acara ini,” ujar Waldjinah.

Tak sendiri, Waldjinah akan berkolaborasi dengan beberapa seniman Tanah Air. Ia kan berada satu panggung dengan Soimah dan Didi Nini Towok dalam membawakan lagu-lagu yang pernah dipopulerkan-nya. “Membawakan lagu Walang Kekek. Nanti yang joget Didi Nini Thowok,” pungkasnya. (NDYK)

Endy Poerwanto