DAERAH

2019, Wisata Religi Dongkrak Kunjungan Wisnus ke Jatim

SURABAYA, bisniswisata.co.id: Jawa Timur (Jatim) merupakan salah satu destinasi favorit bagi wisatawan nusantara (wisnus). Tercatat, pada 2019, terdapat 71 juta kunjungan wisnus ke Jatim. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tembus 860.000 orang, melebihi target yang ditetapkan, 700.000 orang.

“Pencapaian target khususnya wisnus, tak lepas dari banyaknya agenda acara pariwisata dan budaya yang disukai wisnus, contohnya wilayah pesisir Utara yaitu wisata religi, setiap hari itu selalu ada wisnus ke sana. Wisata religi makin diminati,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Jawa Timur Sinarto.

Dilanjutkan, capaian kunjungan wisnus dan wisman ke Jatim pada 2019 menjadi catatan penting untuk tahun 2020. Dan Pemprov Jatim tahun ini tidak lagi berfokus pada kuantitas, melainkan kualitas wisatawan. Hal ini menyangkut berapa banyak wisatawan spending dan tinggal di propinsi paling timur di Pulau Jawa.

“Pasti kita mengejar lama tinggal, banyak spending, banyak belanja, dan banyak pengeluaran. Nah itu yang kita inginkan,” jelas Sinarto seperti diunduh laman Kompas, Rabu (29/01/2020)

Untuk mencapai fokus baru tersebut, Pemprov Jatim menyelenggarakan 445 acara pariwisata dan budaya. Acara-acara itu dibagi menjadi bentuk festival dan non-festival. Untuk festival terdapat 113 event, sisanya 332 non-festival. Kategori acara terdiri dari 40 acara olahraga, 31 acara musik, 33 acara kuliner, 60 tradisi atau keagamaan dan 35 acara pameran.

Tahun ini, acara-acara populer dan unggulan di Jawa Timur seperti Banyuwangi Ethno Carnival, Jember Fashion Carnaval, Jazz Gunung Bromo dan Tour de Banyuwangi Ijen.

Wisata relegi Jawa Timur tak terlepas dari keberadaan Wali Songo, penyebar agama Islam di Pulau Jawa, sehingga memberikan pengaruh dan menjadi magnet wisatawan untuk datang. Bahkan turis asing juga tertarik untuk mengikuti perjalanan wisata religi tersebut.

Selain ziarah makam tokoh-tokoh agama, wisatawan juga bisa mendapat pengetahuan tentang sejarah bagaimana persebaran agama Islam di Jatim. Juga memanjatkan doa, melihat kemegahan pusara hingga bangunan kuno yang masih terawat. Berikut beberapa wisata religi yang ada di jawa timur yang banyak dikunjungi, antara lain:

Sunan Ampel di Surabaya

Kawasan Ampel didominasi etnis keturunan Arab. Kawasan ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. Kawasan Wisata Ampel menawarkan banyak alternatif wisata religi, peninggalan sejarah, kuliner, dan belanja. Banyak sekali peziarah yang mendatangi kampung Arab Ampel ini setiap harinya. Khususnya untuk berziarah di makam Sunan Ampel. Sunan Ampel memiliki nama kecil Raden Rahmat, satu dari sembilan wali yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa (Wali Songo). Sunan Ampel diperkirakan wafat tahun 1481 di Demak dan dimakamkan sebelah barat Masjid Ampel Surabaya.

Sunan Bonang di Tuban

Raden Maulana Makdum Ibrahim, lebih dikenal Sunan Bonang salah satu tokoh Wali Songo sebagai penyebar agama Islam di tanah jawa pada abad ke 14. Sampai kini, Makam Sunan Bonang terus dikunjungi wisatawan ziarah. Menariknya, setidaknya ada empat tempat sebagai makam Sunan Bonang. Dan paling populer di belakang Masjid Agung Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang tidak jauh dari Alun-alun Tuban. Di area ini, wisatawan juga bisa membeli kuliner minuman khas Tuban seperti Legen dan Siwalan. Bagi pengunjung yang ingin membawa oleh-oleh khas Tuban, juga dijual batik Gedog Khas Tuban.

Sunan Drajat di Lamongan

Makam Sunan Drajat terletak di Paciran, daerah pinggiran kota Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan lahir tahun 1470, dengan nama kecil Raden Qasim, lalu mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel juga saudara dari Sunan Bonang. Selain Makam Sunan Drajat juga memiliki banyak sekali spot foto yang bisa wisatawan coba. Makam ini berada di atas sebuah bukit yang dikelilingi hutan dengan cukup rimbun dengan pemandangan alam di sekitar sangat indah.

Sunan Giri di Gresik

Makam Sunan Giri ada di perbukitan di Desa Giri, Kebomas, Gresik. Ada tiga akses masuk, yaitu dari arah Masjid Sunan Giri, dari undakan tengah melewati candi bentar dan patung naga berukuran besar, serta masuk dari arah Makam Sunan Prapen. Pada bagian luar Makam Sunan Giri Gresik terdapat ornamen bentuk-bentuk lengkung simetris dan repetitif pada fondasi batuan putihnya, serta dinding gebyog kayu dengan ornamen ukiran yang cantik. Berada di perbukitan, area pemakaman menawarkan pemandangan yang indah malam hari.

Syaikh Maulana Malik Ibrahim di Gresik

Selain Sunan Giri, wisata religi lain di Gresik adalah makam Maulana Malik Ibrahim atau juga dikenal dengan nama Sunan Gresik. Maulana Malik Ibrahim adalah nama salah seorang Walisongo, yang dianggap pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapurosukolilo, kota Gresik, Jawa Timur. Objek wisata Jawa Timur ini ini tidak jauh dari alun-alun Kota Gresik. Kompleks makam ini sebenarnya tidak terlalu luas. Selain berziarah, wisatawan juga bisa berkeliling di sekitar makam dan berbelanja oleh-oleh makanan khas seperti pudak.

Makam Mbah Hamid di Pasuruan

Makam KH Abdul Hamid berada satu komplek dengan Masjid Al Anwar. Selama ini menjadi salah satu obyek wisata andalan yang dimiliki Kota Pasuruan. Besarnya pengaruh KH Abdul Hamid bagi perkembangan agama Islam di Jawa Timur menjadikan makamnya menjadi salah satu daerah tujuan wisata religius bagi peziarah. Makam ini hampir setiap harinya selalu dikunjungi para wisatawan lokal, baik dari dalam Jawa Timur maupun yang berasal dari daerah-daerah lain.

Makam Gus Dur di Jombang

Di antara wisata Jawa Timur lainnya, makam Gus Dur termasuk spot wisata religi paling baru. Wisata religi makam KH Abdurrahman Wahid menjadi salah satu andalan wisata religi di Jawa Timur. Mantan Presiden Indonesia keempat dan dijuluki sebagai Bapak Pluralisme. Jadi nggak heran, kalau makam Gus Dur yang terletak di Pesantren Tebuireng, Jombang sering dikunjungi wisatawan dari berbagai latar belakang agama dan budaya. Selain Gus Dur, di makam Pesantren Tebuireng juga dimakamkan pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari, serta ayahandanya yang juga tokoh nasional KH Wahid Hasyim.

Masjid Tiban Pintu Seribu di Malang

Sama seperti Lawang Sewu di Semarang, masjid ini memiliki banyak sekali pintu hingga dinamai Pintu Seribu. Lokasinya di Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Masjid megah ini adalah komplek pondok pesantren dengan bangunan bertingkat 10. Masjid Tiban mulai dibangun tahun 1991. Menariknya proses pembangunannya dilakukan bertahap sedikit demi sedikit. Hasilnya, masjid ini punya 10 lantai lengkap dengan toko suvenir, toko makanan ringan, dan area satwa. Wisatawan bisa menjelajah masjid yang seluas 6,5 hektare itu menggunakan lift maupun tangga. Wisatawan juga bisa melihat aneka satwa seperti kera, burung cendrawasih, kakatua, rusa, dan satwa lainnya. Paling menarik perhatian dan menjadi tujuan utama wisatawan datang ke masjid ini menikmati arsitektur dan ornamen bangunannya yang nyentrik. Arsitekturnya apik, ada relief-relief unik yang terpahat di pilar dan dinding. Bahkan di lantai 8,9, dan 10 wisatawan bisa menikmati taman gantung yang nggak kalah indah.

Masjid Cheng Ho Surabaya

Terletak di jantung Kota Surabaya, Masjid Muhammad Cheng Ho Masjid Cheng Ho Surabaya adalah masjid pertama di Indonesia yang gaya arsitekturnya mengadopsi bentuk bangunan klenteng atau rumah peribadatan bagi kaum Tri Dharma. Masjid yang kental akan ornamen khas negeri Tirai Bambu ini dibangun sebagai bentuk penghormatan pada Laksamana Cheng Ho, seorang bahariawan muslim Tionghoa yang turut menyebarkan ajaran islam melalui jalur perdagangan di bumi Nusantara. Dominasi warna merah dengan kombinasi warna hijau dan kuning keemasan memperkuat kesan bangunan masjid ini layaknya sebuah vihara atau klenteng. Bentuk kubah atau atap masjid yang memiliki ornamen tiga tingkat mirip seperti sebuah pagoda seolah juga mempertegas kesan unsur budaya Tiongkok dalam arsitektur Masjid Cheng Ho ini.

Masjid Agung di Al-Akbar di Surabaya

Masjid Al-Akbar Surabaya (MAS) atau Masjid Agung, salah satu tempat wisata ikonik di Surabaya. Masjid Agung terletak di wilayah Kebonsari, Selatan Surabaya. Tempat wisata Jawa Timur ini dibangun di atas lahan seluas 11,2 hektare dengan kapasitas 36 ribu jamaah. Keunikan dari masjid ini terletak pada corak ukiran dan kaligrafi. Sepintas coraknya memang mirip dengan masjid-masjid pada umumnya, namun masjid ini memiliki corak kaligrafi yang lebih banyak. Saat memasuki masjid, pengunjung akan disambut dengan 45 ukir kaligrafi di kayu jati. Kaligrafi yang rumit juga terpampang pada dinding-dinding masjid. Pada bagian muka masjid, juga terpampang kaligrafi sepanjang 180 meter dengan lebar 1 meter. Elemen penunjang keindahan yang lain adalah penggunaan kaca patri. Keunikan lainnya, bentuk dari atap Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya terdiri dari satu buah kubah besar yang juga didukung dengan 4 buah kubah kecil yang berbentuk limasan serta memiliki 1 menara setinggi 99 meter. (*)

Endy Poerwanto