EVENT

16 November 2019, Ngayogjazz 2019

YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Event musik jazz tahunan bertajuk Ngayogjazz kembali digelar. Event yang telah diselenggarakan sebanyak 12 kali sejak tahun 2007 ini berlangsung di Pedukuhan Kwagon, Desa Sidorejo, Kecamatan Godean, Sleman pada Sabtu, 16 November 2019 dimulai pukul 10:00 WIB.

Ngayogjazz 2019 bakal berlangsung dengan suasana haru, sekaligus menjadi monumen terakhir sang inisiator Djaduk Ferianto yang menghadap Ilahi, pada Rabu (13/11/2019) sekitar pukul 02.30 WIB. Seniman kelahiran Yogyakarta pada 19 Juli 1964 ini meninggal dunia karena serangan jantung. “Di hari-hari terakhir ini Djaduk sangat sibuk untuk latihan musik dan sedang menyiapkan Ngayogjazz,” ujar Butet Kartaredjasa di rumah duka, Rabu (13/11/2019).

Butet menyampaikan, Ngayogjazz 2019 rencananya akan dibuka oleh Menko Polhukam Mahfud MD. Djaduk Ferianto juga sudah meminta para penggagas Ngajogjazz untuk naik ke atas panggung mendampingi Mahfud MD.

Djaduk, lanjut Buteta memang sangat serius mempersiapkan gelaran Ngayogjazz 2019. “Dia memang dikenal pekerja keras, penuh disiplin, menyiapkan segala sesuatunya secara perfeksionis. Sehingga saya bisa memahami dari setiap persiapan-persiapan yang dilakukan itu menyedot energy, menyedot konsentrasi yang berlebih dari dosisnya. Dan itulah Djaduk,” tambahnya.

Butet berharap, Ngayogjazz bisa terus dilanjutkan dan bisa tetap terlaksana, meski tanpa kehadiran sang inisiator Djaduk Ferianto. “Yang pasti mudah-mudahan Ngayogjazz bisa terus diwujudkan, dilaksanakan tanggal 16 November ini sebagai monumen terakhirnya Djaduk,” sambung Butet seperti diunduh laman Kompas.

Event Ngayogjazz 2019 kali ini mengangkat tema “Satu Nusa, Satu Jazz-nya”, yang dimeriahkan oleh sederet musisi ternama dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya ada Dewa Budjana, Mus Mujiono, Monita Tahalea, Festivalist, dan sejumlah musisi lainnya. Dan Ngayogjazz 2019 akan ditutup dengan penampilan penyanyi campursari legendaries, Didi Kempot, yang akan tampil bersama Shoimah.

Tujuan utama diselenggarakannya event ini adalah untuk memberdayakan masyarakat sekitar tempat diadakannya Ngayogjazz. Maka dari itu, Ngayogjazz selalu memilih tempat di pedesaan yang jauh dari keramaian kota. Bahkan, dengan adanya event ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat setempat. Yang menjadi ciri khas dari Ngayogjazz adalah selalu diadakan di pedesaan dan melibatkan masyarakat setempat, dengan salah satu konsepnya: “jaz bisa dinikmati siapa saja.”

Dilansir dari website resminya, Ngayogjazz ini juga menampilkan kesenian daerah, kemudian ada pasar tiban bernama Pasar Jazz yang mayoritas diikuti oleh penduduk setempat sebagai usaha pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ngayogjazz terbuka untuk siapa saja yang ingin datang, gratis alias tanpa biaya apa pun. Begitu pun workshop yang diadakan. Orang-orang bebas bertukar pikiran dengan para musisi nanti.

“Jarak antara panggung dan penonton yang dekat dan tanpa sekat menjadi ciri tersendiri di Ngayogjazz. Interaksi yang hangat selalu terjadi antara musisi dengan penonton,” demikian informasi dari website Ngayogjazz.

“Dan setiap tahunnya penikmat Ngayogjazz semakin bertambah. Tanpa disadari, jazz semakin bisa berinteraksi baik dengan kesenian lain dan juga dengan masyarakat yang lebih luas.”

Berikut daftar musikus yang akan mengisi acara tersebut. Musisi Internasional: Arp Frique (Belanda), Rodrigo Parejo Quartet (Spanyol), Baraka (Jepang) dan Eym trio (Prancis)

Musisi Dalam Negeri: Soimah, Didi Kempot feat Kuaetnika, Mus Mujiono with Dexter, Idang Rasjidi Sings Jazz, Tompi, Dewa Bujana, Bagong Big BandIndro Hardjodikoro ft. Sruti Respati, Frau dan FSTVLST

Komunitas Jaz: Tricotado (Komunitas Jazz Jogja), Javafive (Komunitas Jazz dari Semarang), Batik Replica New Generation (Pekalongan), Solammijazz (Trenggalek), Kopi Jazz (Kediri) dan Satria Quartrett (Purwokerto). (ndy/Kompas)

Endy Poerwanto