LONDON, bisniswisata.co.id: World Travel & Tourism Council (WTTC) sudah punya gambaran seperti apa itu New Normal yang akan berlaku ketika negara-negara mulai mengakhiri pembatasan-pembatasan travel (perjalanan) untuk mengunci penyebaran virus COVID-19.
WTTC memang sudah merencanakan prosedur traveling di era New Normal lengkap dengan langkah-langkah kritis dan tindakan terkoordinasi, termasuk standar dan protokol baru, yang menawarkan cara aman dan bertanggung jawab untuk pemulihan sektor travel & tourism ketika konsumen global mulai melakukan perjalanannya lagi.
Selama beberapa minggu terakhir, WTTC, yang mewakili sektor travel & tourism global, telah mengerahkan upaya untuk berbagi praktik terbaik dari berbagai penjuru dunia guna menyusun strategi bersama untuk diterapkan.
Kolaborasi pemerintah -swasta sangat penting untuk mengembangkan protokol kesehatan baru yang akan membentuk pengalaman perjalanan dan juga memberi jaminan yang kuat saat orang mulai bepergian lagi
WTTC dalam rilisnya mengatakan sektor ini akan menghadapi pemulihan bertahap untuk melakukan perjalanan selama beberapa bulan mendatang dan ketika New Normal berlaku sebelum vaksin tersedia dalam skala massal dan cukup besar untuk menginokulasi miliaran orang.
Kegiatan travel akan kembali lebih dulu menyasar tujuan-tujuan domestik antar kota dengan akomodasi untuk menginap. Kemudian dilanjutkan bangkitnya perjalanan ke negara tetangga terdekat sebelum berekspansi ke berbagai daerah hingga akhirnya melintasi benua untuk menyambut kembalinya perjalanan internasional jangka panjang.
WTTC percaya bahwa pelancong milenial yang usianya lebih muda dalam kelompok umur antara 18-35 tahun adalah yang tidak rentan terhadap COVID-19. Mungkin mereka inilah termasuk yang pertama mulai bepergian lagi.
Gloria Guevara, Presiden & CEO WTTC, mengatakan sangat penting bagi kelangsungan hidup sektor travel & tourism untuk bekerja bersama dan memetakan upaya pemulihan, melalui terkoordinasi dan menawarkan jaminan yang diperlukan orang untuk mulai bepergian lagi .
“Kami telah belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa ketika protokol dari sektor swasta diperhitungkan dan kami memiliki pendekatan yang terkoordinasi, jangka waktu pemulihan berkurang secara signifikan, sehingga kolaborasi sektor swasta-publik sangat penting,” kata Gloria Guevera.
Menurut dia harus dihindari kebijakan yang malah menbuat bottol neck atau menghambat dan malah memperlambat pemulihan. Namun, kembalinya aktivitas perjalanan yang cepat dan efektif hanya akan terjadi jika pemerintah di seluruh dunia menyetujui protokol kesehatan umum yang dikembangkan sektor swasta.
“Ini harus memberikan jaminan yang dibutuhkan pelancong dan pihak berwenang dengan menggunakan teknologi baru menawarkan perjalanan New Normal yang tidak merepotkan dan ada pra-vaksin dalam jangka pendek.”
Protokol dan standar baru didefinisikan setelah adanya umpan balik dan kordinasi dengan para anggota WTTC maupun kolaborasi dari asosiasi -asosiasi yang mewakili sektor perjalanan yang berbeda.
Hal Ini termasuk Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), Dewan Bandara Internasional (ACI), Asosiasi Kapal Pesiar Internasional (CLIA), Asosiasi Perjalanan Amerika Serikat (USTA), Asosiasi Perjalanan Asia Pasifik (PATA), Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) , Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Komisi Perjalanan Eropa (ETC) dan Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO).
Asosiasi seperti IATA, ACI dan ICAO mengumpulkan keahlian penting mereka dan bekerja erat untuk mendefinisikan protokol terbaik agar pelancong dan karyawan tetap aman saat sektor penerbangan pulih. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pakar kesehatan lainnya juga berkontribusi dengan memberikan pengalaman mereka dari berbagai krisis medis global.
Untuk menawarkan kebersihan kelas dunia, perlu peningkatan standar kebersihan dan memastikan keamanan tamu. Hotel bisa mengembangkan protokol berdasarkan pembelajaran dari menawarkan kamar gratis kepada petugas kesehatan garis depan selama krisis COVID-19.
“Akan ada protokol baru untuk check-in yang melibatkan teknologi digital; hand sanitiser station di tempat-tempat yang sering dikunjungi termasuk tempat penyimpanan barang, sistem pembayaran non tunai; menggunakan tangga lebih sering daripada lift karena aturan jaga jarak 2 meter lebih sulit dipertahankan bahkan peralatan Gym (kebugaran) juga dipindahkan untuk jaga jarak pemisahan yang lebih besar
Operator pelayaran akan mengambil tindakan lebih lanjut untuk memastikan kapal pesiar bebas dari COVID-19 termasuk staf yang mengenakan sarung tangan setiap saat yang kemudian sering ditata ulang agar lebih sering membersihkan kamar.
Wisatawan di bandara akan mengikuti serangkaian prosedur diri bahwa kondisi mereka sehat sebelum terbang dan begitu juga setibanya di bandara tujuan mereka. Mereka dapat melihat langkah-langkah jarak sosial di bandara dan selama naik pesawat tetap mengenakan masker saat berada dalam pesawat.
Pesawat juga akan diwajibkan melakukan pembersihan yang intensif. Langkah-langkah ini akan digabungkan dengan pelacakan kontak, melalui aplikasi seluler, yang akan memungkinkan penerbangan meninggalkan bandara dan diny bebas COVID-19.
Protokol, yang telah dikembangkan menggunakan pengalaman dari pemulihan awal di China dimana aturan New Normal diterapkan. Pihaknya akan mengumunkan standar baru dalam dua minggu ke depan yang akan dibagikan kepada pemerintah secara global, sehingga ada pendekatan terkoordinasi untuk bepergian dalam COVID-19 dunia.
Ada tanda-tanda positif dari pemulihan pertama. Penelitian oleh pakar data perjalanan dan analisis Cirium menunjukkan bahwa lebih dari 30% kapasitas domestik telah kembali ke pasar penerbangan China dalam dua bulan terakhir.
Penerbangan domestik juga telah dilanjutkan di beberapa negara, seperti di Vietnam antara Kota Ho Chi Minh dan Hanoi dan Vietnam mencatat relatif sedikit kematian akibat virus korona.
Untuk mempercepat pemulihan global, WTTC akan terus bekerja sama dengan G20, UE, organisasi internasional dan pemerintah di seluruh dunia untuk membantu menerjemahkan protokol baru ke dalam kebijakan publik yang diadopsi oleh masing-masing negara dengan tetap berpegang pada standar global bersama.
WTTC mengatakan sektor travel & tourism sekarang menghadapi lebih dari 100 juta kehilangan pekerjaan di seluruh dunia karena pandemi coronavirus, dengan biaya hingga US $ 2,7 triliun dari PDB. Pada tahun 2019, travel & tourism menyumbang 10,3% dari PDB Global.
Sektor ini menghasilkan satu dari empat pekerjaan baru dunia dan selama sembilan tahun berturut-turut, telah melampaui pertumbuhan ekonomi global.