Pembatasan perjalanan akibat pandemi global Covid-19 membuat industri Travel dan Pariwisata kesulitan hidup (foto:unsplash.com/@markusspiske)
LONDON, bisniswisata.co.id: World Travel & Tourism Council ( WTTC) menyatakan kalangan industri pariwisata yang dipimpinnya sedang berjuang untuk bertahan hidup dimana sedikitnya 320 juta orang di dunia bergantung pada sektor ini, kata Virginia Messina, Direktur Pelaksana WTTC
Dalam surat terbukanya World Travel & Tourism Council meminta bagi pemerintah untuk turun tangan dan menyelamatkan jutaan pekerjaan di sektor perjalanan dan pariwisata yang berisiko.
“Kami menyerukan kepada dunia untuk mengambil tindakan segera mencegah krisis kesehatan global ini menjadi bencana ekonomi dunia. Tidak melakukan apa pun bukanlah pilihan,” ujarnya.
Pihaknya meminta setiap pemerintah untuk melindungi kontribusi sektor Perjalanan & Pariwisata, di mana lebih dari 320 juta orang dan keluarga mereka bergantung pada mata pencaharian mereka.
Untuk mengatasi hal ini, WTTC menyerukan kepada pemerintah semua negara untuk mengambil tindakan segera guna membantu memastikan kelangsungan hidup dari sektor penciptaan lapangan kerja yang penting ini.
” Dari 50 juta pekerjaan yang bisa hilang, sekitar 30 juta akan berada di Asia, tujuh juta di Eropa, lima juta di Amerika dan sisanya di benua lain,” kata Virginia Messina memproyeksikan.
Itulah sebabnya sekaranglah waktunya untuk mengambil tindakan. WTTC usulkan tiga langkah penting selain dana pemulihan yang akan melindungi kelangsungan hidup jutaan orang yang mengandalkan Travel & Pariwisata untuk mata pencaharian dan kesejahteraan mereka dalam minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang yang bergejolak.
“Pertama, bantuan keuangan harus diberikan untuk melindungi pendapatan jutaan pekerja di sektor yang menghadapi kesulitan ekonomi yang parah.
“Kedua, pemerintah harus memberikan pinjaman vital bebas bunga tanpa batas kepada perusahaan Perjalanan & Pariwisata global serta jutaan usaha kecil dan menengah sebagai stimulus untuk mencegah mereka dari keruntuhan.
“Ketiga, semua pajak pemerintah, iuran, dan tuntutan keuangan pada sektor perjalanan harus dihapuskan dengan segera setidaknya untuk 12 bulan ke depan.
Perusahaan perjalanan dan pariwisata memainkan peran mereka untuk melindungi karyawan mereka. Bersama-sama, langkah-langkah ini bisa menyelamatkan sektor yang sudah menghadapi keruntuhan.
Dampak pandemi Covid-19 akan tergantung pada berapa lama wabah berlangsung dan masih dapat diperburuk oleh tindakan pembatasan baru-baru ini, seperti yang diambil oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengumumkan bahwa Amerika Serikat membatasi semua perjalanan dari Eropa, dengan pengecualian pada Inggris dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, tambah Virginia Messina.
“Pembatasan perjalanan yang juga diikuti banyak negara dalam hal tertentu tidak membantu dan mereka dapat mendorong dampak ekonomi menjadi lebih anjlok dengan signifikan,” kata Messina merujuk pada keputusann pembatasan AS itu.
Dia berpendapat bahwa kebijakan seperti itu terlalu generik dan tidak terbukti efektif untuk menahan virus. Pembatasan tersebut dapat mempersulit perjalanan oleh para ahli medis dan pengiriman pasokan medis.
Sekitar 850.000 orang melakukan perjalanan setiap bulan dari Eropa ke Amerika Serikat, setara dengan kontribusi bulanan US $ 3,4 miliar untuk ekonomi AS, kata Messina.
“Akibat pandemi global ini, dari 50 juta pekerjaan yang bisa hilang, sekitar 30 juta akan berada di Asia, tujuh juta di Eropa, lima juta di Amerika dan sisanya di benua lain,” ujarnya memproyeksikan.
Hal itu setara dengan hilangnya tiga bulan perjalanan global pada tahun 2020 yang dapat menyebabkan pengurangan pekerjaan yang sesuai antara 12% dan 14%, katanya.
WTTC, juga menyerukan kepada pemerintah untuk menghapus atau menyederhanakan visa jika memungkinkan, memotong pajak perjalanan dan memperkenalkan insentif begitu pandemi terkendali.
Dia juga mendorong fleksibilitas di sektor ini, sehingga para pelancong dapat menunda dan tidak membatalkan rencana mereka. Kalangan industri penerbangan dan kapal pesiar saat ini lebih banyak terkena dampak daripada hotel.
Ketika pemerintah di seluruh dunia terus memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat dalam upaya menahan wabah COVID-19, dampak ekonomi terus berdampak buruk pada banyak operasi bisnis.
Resesi global yang membayangi kemungkinan akan semakin mengurangi prospek, karena industri pariwisata saat ini menyumbang 10% dari PDB dan pekerjaan dunia. S&P Global Ratings memperkirakan resesi global tahun ini, dengan PDB 2020 diperkirakan akan naik hanya 1,0% – 1,5,%.
WTTC memperkirakan bahwa akan dibutuhkan sekitar 10 bulan bagi industri pariwisata untuk kembali ke “tingkat normal” setelah pandemi ini dapat dikendalikan.