Javier Laforgue, Wakil Presiden Eksekutif, Unit Perjalanan & Direktur Pelaksana, Asia Pasifik, Amadeus, di WiT Singapura 2023.
Stabilitas telah kembali dan musim telah kembali,” kata Hermione Joye dari Google. Meskipun industri perjalanan berkembang pesat pada tahun 2019, industri perjalanan tiba-tiba terhenti pada tahun 2020 karena alasan yang jelas.
SINGAPURA, bisniswisata.co.id: Selama dua tahun terakhir, sektor ini mengalami serangkaian penutupan, pembukaan kembali, munculnya jalur perjalanan yang telah divaksinasi, dan pada akhirnya, munculnya “perjalanan balas dendam.”
Pergeseran tektonik dalam industri ini telah menghasilkan beberapa tren yang cukup menarik, dimana Asia Pasifik muncul bukan hanya sebagai titik terang, namun juga pelopor dalam hal jalur pemulihan tertentu.
Dilansir dari hotelnewsresource.com, di WiT Singapura 2023, Hermione Joye, Pimpinan Sektor Google untuk Perjalanan APAC, berbagi wawasan berdasarkan penelitian IPSOS baru dalam sesi bertajuk ‘Travellers Are Only Human.
Inilah yang mereka inginkan. Temuan-temuan ini, ditambah dengan wawasan dari Phocuswright dan data lainnya, menguraikan tren konsumen yang berkembang di wilayah ini dan apa yang dapat diwaspadai oleh para profesional perjalanan dalam beberapa bulan mendatang.
Kebangkitan sektor pariwisata di Asia Pasifik merupakan titik terang
Menurut Hermione, minat penelusuran baru-baru ini terhadap kawasan ini tidak hanya berada di atas level tahun 2019, namun juga menunjukkan pertumbuhan yang konsisten baik dalam hal perjalanan internasional maupun domestik.
Stabilitas telah kembali, dan musim telah kembali, sehingga memungkinkan dilakukannya prakiraan jangka panjang. Ini adalah bukti betapa aspek perjalanan yang “normal” kini dihargai. Penggemar perjalanan sekali lagi dapat merencanakan perjalanan mereka jauh-jauh hari.
Minat penelusuran terhadap permintaan perjalanan melampaui wilayah lain, dengan APAC yang memimpin. Pada bulan Juli 2023, permintaan perjalanan internasional di APAC meroket hingga 85% dibandingkan tahun 2019, sementara permintaan perjalanan domestik melonjak sebesar 52%.
Menurut perkiraan Euromonitor, APAC siap menyalip Amerika Serikat sebagai wilayah dengan Nilai Barang Dagangan Bruto (GMV) perjalanan online tertinggi pada tahun 2025.
Riset Google menunjukkan bahwa kebangkitan sektor pariwisata di APAC bukanlah suatu kebetulan, namun merupakan hasil dari berbagai faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan kawasan ini:
- Adopsi Digital: APAC memimpin dalam penggunaan digital, dengan penggunaan internet harian yang melampaui negara-negara Barat. Beberapa negara APAC, seperti Filipina, memiliki penggunaan internet harian hingga 9 jam.
- Meningkatnya Kelas Menengah: Kelas menengah yang sedang berkembang di APAC kini mampu melakukan pembelanjaan yang bebas, khususnya untuk rekreasi dan perjalanan internasional. Dengan rumah tangga yang memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan melebihi $55.000 per tahun, segmen ini terus berkembang, terutama di Tiongkok dan India.
- Kekuatan Demografi: APAC memiliki populasi Generasi Z terbesar di dunia, ditambah dengan pertumbuhan PDB tercepat di dunia (+5,3% pertumbuhan PDB Asia pada tahun 2023 vs. 2,7% RoW), penetrasi aplikasi seluler tertinggi di dunia (72% APAC vs. . 57% RoW) dan perjalanan antar wilayah tertinggi di dunia, dengan 56% wisatawan melakukan penjelajahan ke luar negeri.
- Lonjakan Permintaan dari India, Jepang, dan Tiongkok: India dan Jepang termasuk dalam lima negara teratas secara global dalam hal permintaan perjalanan. APAC menyumbang seperempat permintaan di 20 negara teratas, dengan India mengalami lonjakan minat penelusuran untuk perjalanan internasional sebesar 70%.
India tidak hanya merupakan pasar terbesar ketiga secara global, minat penelusuran terhadap perjalanan internasional pada tahun 2023 juga meningkat lebih dari 70% dibandingkan tahun 2019.
Sementara itu, Jepang mendominasi pariwisata domestik dengan peningkatan minat sebesar 80%. Ini mungkin merupakan pasar perjalanan terbesar kelima secara global, tetapi merupakan pasar domestik terbesar ketiga pada tahun 2023.
Tahun ini, minat terhadap pariwisata tumbuh hampir 80% dibandingkan tahun 2019 dan sebesar 30% dibandingkan tahun lalu. Google yakin minat terhadap perjalanan domestik akan terus meningkat, terutama karena wisatawan Jepang mencari ke dalam negeri akibat melemahnya yen.
- Pembukaan Kembali Internasional Tiongkok: Tiongkok, yang merupakan sumber utama pariwisata keluar negeri, menyaksikan 155 juta warga Tiongkok bepergian ke luar negeri pada tahun 2019, menurut Organisasi Pariwisata Dunia $
Menurut OAG, kapasitas penerbangan internasional Tiongkok diproyeksikan meningkat menjadi 55% dari hanya 13% pada bulan Januari. Lintasan ini akan membawa pasar mendekati pemulihan penuh pada akhir tahun 2024.