NEWS

Wisman Timteng Andalkan Cerita dan Pengalaman Langsung Wisatawan ke Indonesia

Jeddah International Travel & Tourism Exhibition (JITTX) pada 11-12 Februari 2019, ajang menjaring wisman  dari Timteng. ( foto : JITTX)

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Menurunnya jumlah kunjungan wisatawan Timur Tengah ke Indonesia tahun lalu perlu ditingkatkan dengan sub-bauran promosi yaitu sales promotion dengan program influencer gathering yang berbasis pada karakteristik pasar dan pola perjalanannya, kata Thamrin Bhiwana Bachri, Akademisi dan pengamat pariwisata, hari ini.

Travel decision wisman Timteng sulit di dipengaruhi dengan cara-cara promosi yang bersifat pemberian informasi saja seperti advertising. Mereka lebih percaya pada “cerita” dari kerabat atau teman-remannya yang pernah datang ke destinasi tertentu di Indonesia (after image). Jadi, informasi getuk tular atau words of mouth akan lebih efektif,” kata Thamrin.

Alumni Department Habitational Resources Universitas Wisconsin AS  Jurusan Hospitality and Tourism dan akademisi STP Bandung sekaligus mantan Dirjen Pemasaran dan Kerjasama Luar Negeri Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata ini mengatakan cara berpromosi melalui sales mission dan influencer gathering yang dilakukan oleh Kemenpar di ajang Jeddah International Travel & Tourism Exhibition (JITTX) pada 11-12 Februari 2019 sudah benar.

“Memang dalam influencer gathering maka orang Arab yang diendorse untuk memberikan kesaksiannya saat berwisata ke Indonesia harus benar-benar orang pilihan dan di dukung dokumentasi pendukung yang prima” kata Thamrin.

Dia mengingatkan dengan memahami karakteristik pola wisata turis Timur Tengah dan sifat promosinya ke akar rumput (grass root campaign) ke depan kunjungan dari kawasan ini akan meningkat lagi. Sebagai contoh wisman asal Timteng tidak menyukai barang tradisional termasuk makanan tradisional.

Mereka biasa menggandrungi makanan cepat saji seperti KFC, Mc Donald dan berbelanja barang-barang yang branded di Mall-mall terkemuka. Hal hal seperti ini seyogyanya dipahami oleh para tour operator dan pemandu wisata. Selanjutnya, perilaku, kebutuhan selera dan pilihan generasi millenial asal timteng perlu diteliti agar dapat “disediakan” jenis dan tingkat fasilitas dan pelayanan yang pas dengan tuntutan mereka.

“Jadi sasarannya sudah harus komunitas (communitization) misalnya orang-orang  Arab yang punya ikatan atau kedekatan kekeluargaan atau bisnis, dengan menjadi tuan rumah event-event mereka maupun menciptakan permintaan yang potential lainnya yang harus terus diteliti untuk jaring wisman dari Arab Saudi,”

Thamrin B. Bachri menjelaskan saat pertama kali menggalakkan promosi ke Timur Tengah, dia diundang diskusi oleh Jusuf Kalla yang menjadi Wapres masa 2004-2009 untuk mendiskusikan bagaimana meraup kunjungan Wisman dari Timteng dengan biaya promosi yang sangat minim.

“ Pak JK pada akhir diskusi memberikan buku How to deal with Arabic. Beberapa waktu setelah itu saya ditugasi untuk mempelajari keberhasilan Malaysia yg berpengalaman puluhan tahun mendatangkan wisman asal Timteng,” kata Thamrin.

Sementara itu, Nia Niscaya, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sebelumnya dalam rilisnya mengatakan bahwa tahun lalu wisman Arab Saudi ke Indonesia sedikit menurun jumlahnya karena berbagai sebab di antaranya faktor bencana yang terjadi di Tanah Air.

Pada 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisman dari wilayah Timur Tengah sebanyak 165.862 atau turun 0,15 % dibanding pada 2017 yang mencapai 166.111 wisman.

“Kami menargetkan tahun 2019 ini bisa mendatangkan setidaknya 200,000 wisman Arab Saudi berkunjung ke Indonesia. Promosi di Arab Saudi perlu terus dilakukan lantaran wisman di kawasan ini memiliki potensi yang sangat besar dan belum tergarap optimal,” kata Nia.

Kunjungan wisman Saudi Arabia ke Indonesia pengeluaran per wismannya rata-rata US$ 2.226 per kunjungan atau dua kali lipat dibandingkan wisman dari Eropa maupun Amerika Serikat.

Wisman asal Arab Saudi sendiri, lanjut Nia, cenderung lebih menyukai destinasi wisata alam, pegunungan dengan udara yang sejuk, suasana alam yang tenang, dan fasilitas akomodasi berbintang lima.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)