DAERAH

Wildlife & Adventure, Paket Wisata Baru NTT Diminati Wisatawan

KUPANG, bisniswisata.co.id: Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengemukakan paket perjalanan wisata baru di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), kini lebih diminati para wisatawan mancanegara (wisman) dibandingkan paket-paket yang tersedia selama ini.

“Turis asing mulai lebih meminati paket-paket perjalanan wisata yang baru di NTT, bukan yang sudah umum seperti tersedia selama ini,” papar Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Abed Frans di Kupang, seperti dilansir laman Republika, Sabtu (16/11/2019).

Dilanjutkan, minat wisatawan mancengara terhadap paket baru perjalanan wisata di Provinsi NTT yang dipromosikan dalam ajang World Travel Market (WTM) 2019 di London, Inggris, yang digelar selama 4-6 November, ternyata mendapat sambutan luar biasa. “Minat para wisman tersebut tercermin dari kerja sama pembelian paket wisata ke NTT dalam ajang bisnis wisata internasional itu,” ungkapnya.

Dia menyebut, paket perjalan wisata baru di antaranya seperti wildlife, adventure, dan paket-paket special interest lainnya. “Dan kebetulan memang NTT memiliki semua paket wisata baru yang diminati ini sehingga banyak yang terjual,” katanya.

Dalam ajang WTM, pihaknya sebagai pelaku wisata juga memperbaharui harga paket wisata ke NTT kepada para patner mancanegara yang selama ini sudah bekerja sama. Selain itu, kerja sama perjalanan wisata dijalin bersama para patner baru dari mancanegara khususnya dari Eropa Timur dan India. “Mereka para patner baru ini banyak yang berminta untuk kerja sama perjalanan wisata khususnya wisata baru seperti wildlife, adventure, dan lainnya,” katanya.

Abed menambahkan, keterlibatan langsung NTT dalam ajang WTM 2019 telah memberikan dampak yang bagus terhadap promosi dan penjualan paket wisata di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

Dia menyebtukan, secara keseluruhan nilai transaksi kerja sama perjalanan wisata ke Indonesia dengan berbagai pelaku usaha wisata mancanegara mencapai Rp 30 miliar hingga Rp35 miliar. Dari total nilai transaksi itu, lanjutnya, NTT mendapatkan porsi nilai diperkirakan mencapai 25 persen hingga 30 persen. (ndy)

Endy Poerwanto