AMESTERDAM, bisniswisata.co.id: Layanan perjalanan wisata online Booking.com melakukan riset independen untuk mengetahui tren penggunaan gadget oleh wisatawan dalam memenuhi kebutuhan travelling. Booking.com melakukan riset tersebut terhadap 21.500 responden.
Peserta survei sebanyak itu diambil rata sebanyak 1.000 orang dari Australia, Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, Cina, Brasil, India, Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Indonesia, Kolombia, dan Korea Selatan. Sisanya, berasal dari Jepang, Selandia Baru, Thailand, Argentina, Belgia, Kanada, Denmark, Hong Kong, Kroasia, Taiwan, Meksiko, Belanda, Swedia, Singapura dan Israel, dengan 500 responden dari masing-masing negara.
Sebanyak 21.500 orang menyelesaikan survei online dalam periode 10 sampai 30 Agustus 2018. Riset tersebut mengambil sampel pelancong yang telah melakukan perjalanan dalam setahun terakhir atau berencana melakukan perjalanan dalam setahun ke depan.
Dari riset tersebut diketahui sebanyak 44 persen pelancong mencari akomodasi atau fasilitas wisata yang dapat dijangkau dengan teknologi. Sebab melalui teknologi Internet, mereka dengan leluasa dapat mengetahui informasi terkait destinasi wisata tertentu hingga sebagai kebutuhan penunjangnya.
Hasil riset menunjukkan, sebanyak 57 pelancong menggunakan aplikasi perjalanan online untuk merencanakan perjalanan wisata mereka. Mulai dari memesan tiket, hotel, karcis tempat hiburan, sampai sarana transportasi selama berada di daerah wisata. Ada pula 40 persen responden yang mengunduh aplikasi transportasi di destinasi wisata untuk memudahkan mobilisasi mereka.
Hindari Hoaks
Booking.com juga punya cara untuk memastikan foto akomodasi wisata yang mereka tawarkan tidak menggunakan gambar palsu atau fake photo. Keberadaan foto menjadi penting bagi calon pelanggan untuk menggambarkan kondisi akomodasi pariwisata.
Foto yang bagus tentu membuat calon pelanggan tertarik dan kemungkinan besar menggunakan akomodasi wisata tersebut. Hanya saja, jika saat dia menggunakan dan kondisinya tidak sesuai dengan yang tertera di foto saat memesan, tentu pelanggan akan kecewa.
Untuk menghindari kejadian ini, Wakil Presiden dan Direktur Pelaksana Booking.com Asia-Pasifik Angel Llull Mancas mengungkapkan bagaimana mengantisipasi foto gadungan yang umumnya berkaitan dengan suasana kamar hotel. “Ada tiga hal yang kami lakukan untuk menangkal fake photo,” kata Mancas.
Pertama, dengan menyediakan ulasan atau bagaimana sudut pandang pelanggan. “Mereka akan mengomentari sekaligus merekomendasikan suatu penawaran atau tidak,” katanya.
Kedua, Booking.com menggunakan artificial intelligence untuk memastikan keaslian foto-foto yang dipasang. “Fitur ini untuk memastikan apakah destinasi yang dituju relevan atau tidak,” ucapnya.
Ketiga, pengecekan kualitas dengan cara tim Booking.com mendatangi destinasi wisata yang dituju. (NDY)