TECHNO

Travelstop, Startup asal Singapura Bantu Pecahkan Traveling

SINGAPURA, bisniswisata.co.id: Travelstop, startup perjalanan berbasis di Singapura memperoleh pendanaan sebesar US$ 1,2 juta (atau sekitar Rp 17 miliar) dari para investor dalam dan luar negeri. Pendanaan awal ini dipimpin oleh modal ventura asal Singapura, SeedPlus, bersama dengan perusahaan modal ventura berbasis di Amerika Serikat.

Beberapa veteran industri termasuk Dan Lynn dan Vikram Malhi (sebelumnya pemimpin senior di ex-Expedia dan pendiri Zuzu Hospitality Solutions), David Ko (President & COO dari Rally Health), dan Jarrod Howe (Regional Operations Director di Hyper Island Singapore) menjadi bagian dari putaran pendanaan seri ini.

Travelstop merupakan platform SaaS dan didukung oleh kecerdasan buatan yang bertujuan menyederhanakan perjalanan bisnis bagi perusahaan di Asia. Travelstop menyediakan perangkat yang digunakan untuk memesan perjalanan bisnis, sekaligus mengautomasi laporan pengeluaran dan menyediakan insight bagi pelaku bisnis.

Michael Smith Jr, Partner di SeedPlus mengatakan, Travelstop dipimpin tim pendiri yang memiliki pengalaman signifikan dalam memecahkan masalah konsumen yang kompleks. Sekira 90% dari semua perjalanan bisnis di Asia tidak dikelola dan Travelstop. “Melalui pendekatan modern perjalanan bisnis, ini momen tepat untuk menjadi pemimpin di area ini,” kata Smith dalam keterangan tertulis yang diterima Bisniswisata.co.id, Selasa (28/08/2018).

Kawasan Asia Pasifik adalah pasar perjalanan bisnis terbesar di dunia, di mana mengausai 40% dari perjalanan bisnis global. Diprediksi, industri perjalanan di kawasan ini tumbuh hingga 10,4% CAGR antara 2015 – 2023. Bandingkan dengan Eropa yang tumbuh hanya 3,8%, dan Amerika Serikat 4,1%.

Menurut Travelstop, solusi perjalanan bisnis saat ini dirancang untuk perusahaan besar dan pelancong bisnis tradisional. Sementara perjalanan yang tidak dikelola di Asia, yang semakin didominasi oleh generasi milenial, membutuhkan solusi yang lebih sederhana dan lebih fleksibel.

“Yaitu menekan biaya atau pengeluaran, mengizinkan adanya fleksibilitas dan mengumpulkan semua data dan biaya menjadi satu kanal antarmuka yang mudah digunakan,” lontarnya.

Travelstop mencoba memecahkan permasalahan ini melalui penyediaan platform yang memudahkan pemesanan perjalanan bisnis dan mengautomasi laporan pengeluaran bagi pegawai.

Perusahaan menggunakan machine learning dan personalisasi yang didukung kecerdasan buatan untuk membuat rekomendasi penerbangan dan hotel. Langkah ini menjadikan berkurangnya jam yang dibutuhkan oleh pelancong bisnis untuk melakukan riset dan memesan perjalanan mereka.

Prashant Kirtane, CEO Travelstop mengatakan, generasi milenial dan pelancong bisnis di Asia paham akan teknologi. Mereka juga termotivasi oleh kehidupan sosial dan merupakan pelancong cerdas yang secara aktif berpartisipasi dalam sharing economy. Para pelancong ini menginginkan pengalaman perjalanan yang lebih berarti.

“Kami tidak hanya memberikan pengalaman pemesanan perjalanan yang fleksibel, tetapi juga membuat proses manajemen biaya pasca-perjalanan lebih efisien.” sambungnya.

Menanggapi pendataan yang diterima perusahaannya, Kirtane menambahkan bahwa seri pendanaan ini akan digunakan untuk pengembangan produk, membangun tim divisi Pengembangan di Singapura, dan meningkatkan pertumbuhan melalui penjualan dan pemasaran.

“Tahun 2018, kami akan memfokuskan tenaga kami pada beberapa pasar prioritas seperti Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Hong Kong, dan Taiwan dan akan berusaha memperluas pasar ini di 2019,” terangnya. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto