JAKARTA, bisniswisata.co.id: Bisa tidur nyenyak di pesawat bukanlah hal gampang bagi sebagian orang. Namun ada tips agar bisa tidur nyenyak ketika pesawat mengudara.
Bryan Kelly, atau yang lebih dikenal sebagai The Points Guy, adalah seorang blogger asal New York, yang mengundurkan diri dari pekerjaan mapannya di Wall Street dan memilih menjadi penulis terkait program poin berbagai maskapai.
Setiap tahunnya dia terbang paling tidak 300.000 mil atau sekitar 480.000 kilometer. Kebanyakan adalah penerbangan jarak jauh. Dan tentu tidur di ketinggian 10km di udara bukanlah hal baru baginya. “Saya gampang tidur nyenyak di pesawat. Lebih nyenyak lagi kalau terbang jarak jauh dengan kelas bisnis, ke Asia atau Australia: saya bisa tidur cukup, delapan atau sembilan jam,” kata Kelly seperti diunduh laman BBC.com
Dia memang selalu memilih kelas bisnis kalau terbang antar negara. Orang-orang memilih terbang di kelas bisnis untuk mendapatkan privasi, lanjutnya. “Anda seakan punya kamar sendiri, tidak beramai-ramai, hiruk pikuk di kelas ekonomi.” sambungnya
Namun, tentu mayoritas kita akan terbang di kelas ekonomi. Lalu bagaimana caranya agar bisa tidur pulas, atau setidaknya tertidur di pesawat?
#. Ruang privasi
Perbedaan paling mendasar antara kelas ekonomi dan bisnis adalah terkait dengan luas ruang yang kita peroleh. Tidak hanya terkait ruang kaki saja, kata Jamie Zeitzer, profesor di bidang kesehatan jiwa dan perilaku dari Universitas Stanford. “Tidak sekedar soal kursi yang bisa dibentang seperti kasus (di kelas bisnis) – yang tentu akan membantu kita lebih cepat tidur – tapi juga terkait fakta bahwa tidak akan ada yang mengganggu Anda. Di kelas bisnis, tidak langsung ada orang tepat di samping Anda. Kondisi ini membuat tubuh dan pikiran kita bisa rileks, sehingga lebih gampang tidur,” kata Zeitzer.
#. Mengapa jauh lebih sulit tidur di udara dibandingkan di darat?
Mayoritas pelancong akan terbang di kelas ekonomi dengan privasi dan ruang pribadi yang sangat kurang; udara kering karena AC; serta getaran dan ribut suara mesin pesawat yang tidak henti-henti. Lebih tegas lagi, Zeitzer mengungkapkan bahwa tidur sangat berkaitan dengan stres dan kenyamanan. “Secara sosial, di pesawat kita akan stres karena tidak punya ruang pribadi. Secara fisik, juga, sempit,” tuturnya. Sementara, kenyamanan rasanya akan sulit untuk diraih, apalagi bagi mereka yang memang takut terbang.
#. Meminimalisasi Gangguan
Coba untuk tidak memikirkan berbagai gangguan dan ketidaknyamanan itu. “Kalau kita khawatir tidak akan bisa tidur, kita tidak akan bisa tidur. Nah, jika Anda punya ide yang bisa membuat Anda tidak khawatir lagi kalau Anda tak akan bisa tidur, Anda akan lebih gampang terlelap.” Cara kedua adalah dengan mencoba membayangkan Anda di tempat lain, tidak di pesawat. Zeitzer menyarankan agar kita menutup mata dan membayangkan berada di ruang lain yang lebih luas. “Coba pakai penutup mata, penyumbat telinga, atau dengarkan musik, Anda akan berasa ada di dunia lain, sehingga mungkin bisa jadi lebih nyaman dan gampang terlelap.”
#. Berbagai strategi
Berbagai hal dilakukan traveler agar bisa tidur di pesawat. Ada yang membawa bantal atau headphone khusus. Ada juga yang mengonsumsi suplemen melatonin yang membuat tubuh lebih rileks. Ada juga yang meminum alkohol agar fokus terhadap lingkungan mereka berkurang. Obat tidur juga jadi pilihan. Bahkan ada yang mengombinasikan obat tidur dan alkohol, yang menurut pramugari Betty Thesky, bisa saja berbahaya. Thesky sudah 30 tahun menjadi pramugari. “Saya beberapa kali melihat orang minum alkohol dan minum obat tidur bersamaan, mereka berujung terkapar di lorong pesawat yang gelap. Ini bisa bahaya, mereka bisa terinjak.”
#. Harus Jeli
Penumpang pesawat harusnya bisa jeli melihat berbagai pilihan tempat tidur. Dia mengaku kerap kaget banyak penumpang yang tidak mencoba pindah ketika banyak kursi yang masih kosong di belakang. “Kalau saya lagi jadi penumpang, saya berkeliling melihat apakah ada kursi kosong. Kalau ada, saya akan langsung buru-buru mendudukinya, karena biasanya cepat diambil orang.”
#. Bawa Peralatan
Jika melakukan perjalanan panjang di atas udara, sebaiknya membawa selimut, bantal travel dan sejumlah wewangian khusus, “dan biasanya saya minum alkohol – tapi jangan banyak-banyak. Kemudian saya nonton film dan merencanakan ini-itu agar pikiran saya tidak terpaku soal tidur saja.”
Kelly juga menuturkan jenis pesawat juga membantunya lebih gampang tertidur. “Pesawat A380 adalah favorit saya,” ungkapnya. “Soalnya mesinnya tidak terlalu ribut. Pokoknya di pesawat yang lebih baru, biasanya juga lebih gampang untuk tidur.”
Dia menyarankan agar penumpang memilih tidur di kursi jendela, yang jauh dari mesin, orang lalu lalang dan kamar mandi, supaya tenang. Yang jelas, semuanya adalah soal kenyamanan. Ketika Anda mulai berhenti berpikir bagaimana caranya agar bisa tidur, Anda akan tertidur. (BBC)