BOGOR, bisniswisata.co.id: Taman Wisata Matahari, salah satu theme park di Puncak, Bogor, Jawa Barat. Taman ini merupakan taman berkonsep rekreasi dan edukasi dengan menyajikan ragam wahana permainan menarik. Berbagai fasilitas permainan mulai dari permainan air, wahana adventure, hingga layanan outbound, wall climbing dan arung jeram.
Taman wisata dengan segala fasilitas yang lengkap ini, memiliki area sangat luas sekitar 50 hektare. Bukan hanya permainan saja di Taman Wisata Matahari, namun ragam fasilitas penunjang wisata pun dihadirkan seperti penginapan, saung, restoran, hingga pusat belanja souvenir dan lainnya.
Sebuah video wawancara yang dilakukan stasiun televisi swasta, sang pendiri Taman Wisata Matahari ini, Hari Darmawan mengungkapkan tujuan mulia membangun Taman wisata Matahari.
Mantan pendiri Matahari Departemen Strore mengakui seharusnya menerapkan tarif masuk Taman Wisata Matahari sebesar Rp 200.000 untuk meraup untung yang banyak, besar namun hati nuraninya berkata lain. Lelaki berusia 77 tahun itu, lebih memilih mengenakan tarif murah sebesar Rp 35.000, agar semua orang bisa menikmati fasilitas di Taman Wisata Matahari.
“Hati saya tidak enak, harusnya dikenakan Rp 200.000, maka saya bisa kaya besar. Tapi saya pikir-pikir, kalau kaya nanti sebentar lagi umur seperti saya, saya bawa ke mana uangnya? Jadi sudah, bikin yang terbaik tapi bayarnya sedikit aja.” ungkap Hari
Diakuinya jika mematok tarif tinggi, bisa mendapatkan keuntungan ebih besar sehingga dapat menambah pundi-pundi penghasilan yang diraihnya. Namun, menurut Hari Darmawan, usia dirinya sudah tidak muda lagi, dan harta tidak di bawa ke mana-mana.
“Jadi saya menganggap ini adalah panggilan jiwanya dan merupakan sebagai bentuk pelayanan nyata dengan memberikan fasilitas bagi anak-anak yang kurang mampu agar mendapat kesempatan seperti yang lainnya untuk menikmati hiburan,” komentarnya.
Kini sang pendiri pergi selama-selamanya, setelah ditemukan meninggal dunia di Sungai Ciliwung kawasan Taman Wisata Matahari, Puncak, Bogor pada Sabtu (10/3). Sebelum meninggal dunia, pendiri Matahari Mall ini dilaporkan hilang.
Salah seorang Karyawannya sempat mengantar Hari Darmawan di tepian sungai Ciliwung, lalu meminta izin mengambil air minum. Ketika kembali, sang karyawan tak menemukannya lagi. Pihak Taman Wisata Matahari lalu menghubungi Kepolisian Bogor untuk melakukan pencarian.
Sabtu Pagi, bersama Tim SAR mereka kembali mendatangi lokasi sekaligus menyusuri aliran Sungai Ciliwung yang melintas di kawasan taman. Jenazah Hari Darmawan ditemukan warga sekitar pada pukul 06.30 WIB, dalam kondisi telungkup dan tersangkut batu sejauh 100 meter dari lokasi hilangnya korban, tak jauh dari wisma Loka Wiratma, Jalan Hankam, Desa Leuwimalang, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Dikutip dari berbagai sumber Nama Matahari Departement Store dikenal sebagai salah satu perusahaan ritel dengan jaringan yang tersebar di seluruh tanah. Saat ini Matahari Department Store berada dibawah naungan Lippo Group milik James Riady. Namun sebelum diakuisisi oleh Lippo Group, Matahari Department Store dimiliki oleh Hari Darmawan.
Hari Darmawan lahir 27 Mei 1940 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Hari Darmawan tumbuh di tengah keluarga besar. Ayahnya bernama Tan A Siong yang dikenal sebagai pengusaha keturunan Tionghoa di Makassar yang banyak berkecimpung dalam usaha produk pertanian. Saat Hari Darmawan berusia lima tahun, ia sudah melihat usaha keluarganya bangkrut.
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, dia merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dia bertemu dan menikahi putri dari pemilik Mickey Mouse, sebuah toko serba ada berukuran kecil di Pasar Baru, yang pada saat itu merupakan sebuah distrik perbelanjaan terkenal di Jakarta. Ayah mertua Hari Darmawan kemudian menjual toko serba ada tersebut kepadanya. Di bawah pengelolaannya, toko berkembang pesat.
Pada tahun 1968, dia membeli toko serba ada terbesar di Pasar Baru waktu itu yang bernama “Toko De Zon” (dari bahasa Belanda yang berarti The Sun atau Matahari dalam bahasa Indonesia). Hari pun mengganti namanya menjadi Matahari dan gerai pertama dibuka pada tanggal 24 Oktober 1958 yang menempati gedung dua lantai seluas 150 meter persegi di Pasar Baru, Jakarta.
Tahun 1980-an, Matahari membuka cabang-cabangnya di hampir semua kota besar di Indonesia dan toko tersebut terkenal sebagai toko jaringan ritel terbesar di Indonesia. Pengusaha itu pun pernah terpilih sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Semasa krisis moneter tahun 1997, bisnis Darmawan terkena dampaknya dan menanggung kerugian besar. Akhirnya, bisnisnya dibeli oleh Lippo Group. Dia sendiri kemudian mendirikan perusahaan baru bernama “Pasar Swalayan Hari-Hari”. (LEO)