Bangkok terkenal dengan wisata di Sungai Chao Phraya ( Foto: unsplash.com/@evankrause)
BANGKOK, bisniswisata.co.id: Pemerintah Thailand telah menyetujui stimulus pariwisata domestik sebesar 22,4 miliar baht (US $ 718 juta), sebagai bagian dari upaya untuk meredakan dampak pandemi COVID-19 dan mempercepat pemulihan di sektor travel & tourism
Paket stimulus diusulkan oleh Kementerian Pariwisata dan Olahraga dan Kementerian Keuangan (Depkeu), dan terdiri dari tiga paket yang ditujukan untuk personel garis depan, tamu hotel dan mereka yang menggunakan transportasi domestik untuk bepergian.
Dikutip dari Bangkok Post, disebutkan bahwa hingga saat ini, belum ada rencana konkret yang disusun mengenai kapan wisatawan internasional akan diizinkan kembali masuk ke Thailand yang membuat para kepala DMC setempat frustrasi. Dengan petunjuk bahwa travel bubble tidak dilaksanakan pada bulan Juli.
Travel bubble adalah ketika dua atau lebih negara yang berhasil mengontrol virus corona sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.
Tampaknya pemerintah Thailand telah menempatkan kedatangan wisatawan asing bukan prioritas malah mengalihkan fokus pada wisata domestik menghidupkan kembali pariwisata dengan tiga paket insentif dari Juli hingga Oktober tahun ini.
Subsidi liburan
Paket Dukungan Moral senilai 2,4 miliar baht akan mendanai perjalanan liburan 1,2 juta personel medis garis depan, sukarelawan kesehatan masyarakat, dan pejabat rumah sakit kecamatan. Subsidi ini dibatasi pada 2.000 baht per wisatawan selama minimal 2 hari dan 1 malam untuk perjalanan yang dipesan melalui agen yang berpartisipasi.
Semua warga negara Thailand lainnya yang berusia 20 tahun ke atas akan memenuhi syarat untuk paket ‘Perjalanan Bersama’ yang dikucurkan sebanyak 18 miliar baht, dimana pemerintah akan mendanai 40 persen dari tarif menginap semalam di hotel-hotel yang berpartisipasi, maksimal 3.000 baht per malam selama tidak lebih dari lima malam.
Subsidi akan berlaku untuk lima juta room night pertama yang memenuhi syarat yang dipesan di luar provinsi asal pelancong. Paket ini juga termasuk subsidi, maksimal 600 baht per kamar, per malam untuk layanan lain, termasuk F&B terkait.
Dua miliar baht lainnya telah dialokasikan untuk paket ketiga, ‘Perjalanan Berbagi Kebahagiaan’, untuk mensubsidi tarif penerbangan domestik, tarif bus antar provinsi, dan biaya sewa mobil untuk dua juta orang. Subsidi akan mencakup 40 persen dari biaya, tetapi dibatasi pada 1.000 baht per wisatawan.
Paket ini diharapkan dapat merangsang 100 juta perjalanan domestik dan memberi manfaat bagi 36.755 operasi F&B dan 24.700 akomodasi yang berpartisipasi dalam industri perhotelan.
Dengan skema ini, pemerintah berharap untuk memberi insentif kepada orang Thailand yang seharusnya bepergian ke luar negeri untuk memilih petualangan lokal dan penerimaan domestik dapat menutupi kerugian devisa dari pariwisata
Wisarawan Thailand menghabiskan 400 miliar baht untuk bepergian ke luar negeri pada 2019 – dan pemerintah berharap dapat menangkap 75 persen dari jumlah itu dalam penerimaan domestik tahun ini.
Pada tahun 2019, Thailand mendapat 18 persen dari PDB pariwisata, dan pengeluaran perjalanan domestik mencapai sekitar enam persen dari total itu, sekitar satu triliun (dari tiga triliun) baht devisa pariwisata.
Pemerintah berharap mendapatkan setidaknya 900 miliar baht dari perjalanan domestik tahun ini, yang hampir akan menyaingi pendapatan pariwisata 2019 sebesar 1,28 triliun baht yang dihasilkan oleh kota-kota utama Thailand.
Hotel yang ingin bergabung dengan program ini dapat mendaftar di Bank Thailand Krung milik negara, sementara wisatawan yang memenuhi syarat dapat mendaftar melalui aplikasi Bank Krungthai (KTB) untuk mendapatkan voucher elektronik.
Tahun lalu, pemerintah Thailand juga mengeluarkan subsidi pariwisata domestik melalui aplikasi KTB, yang terbukti sangat populer sehingga aplikasi tersebut sempat macet dalam beberapa jam setelah peluncuran programnya.