NEW DELHI, bisniswisata.co.id: Bangunan megah dari India, Taj Mahak masuk salah satu tempat New Wonder of the World. Selebritas dan tokoh publik hingga wisatawan backpacker menjadikan destinasi wisata Taj Mahal yang paling populer di dunia. Alhasil, di jagat media sosial, Taj Mahal berada di puncak dari daftar destinasi wisata paling populer di media sosial.
Taxi2Airport, sebuah platform taksi internasional yang beroperasi pada lebih dari 130 negara, menganalisis New Seven Wonders of the World berdasarkan jumlah like pada unggahan di Facebook, follower di laman akun Twitter, dan tagar di Instagram, serta pin di Pinterest pada tiap akun keajaiban dunia tersebut.
Hasilnya diperingkatkan pada Social Engagement Index 2019, gedung dan konstruksi diurut dengan skala 100 poin. Ternyata Taj Mahal mendapatkan nilai tertinggi mencapai 94 poin. Itu mendapatkan nilai terbaik di Facebook dan Twitter dengan jumlah 929.544 like pada Facebook dan 179.187 pengikut di Twitter.
Posisi kedua adalah Chichen Itza untuk popularitas di media sosial dengan nilai 92 poin. Chichen mendapatkan nilai terbaik di Pinterest dengan 2.587 pin. Pada Facebook dan Twitter, kota paling populer di Maya menduduki peringkat kedua.
Posisi ketiga adalah Machu Picchu dengan 89 poin, diikuti Colosseum of Rome (88 poin), Tembok Raksasa China (81 poin), The Christ Redeemer di Brasil (81 poin) dan Petra (Jordania ) (77 poin).
Sekadar diketahui, Kaisar Mughal Shah Jahan memerintahkan pembangunan monumen untuk mengenang istrinya, Mumtaz Mahal, pada 1632. Bangunan indah berarsitektur Islam-Indo itu selesai dibangun pada 1648. Bangunan itu terletak di Agra sekitar 212 km selatan New Delhi, dibangun di tepi selatan Sungai Yamuma. Pada 2007 dia itu juga dideklarasikan sebagai pemenang Inisiatif New7Wonders of The World (2000–2007).
Taj Mahal juga dilengkapi dengan sebuah masjid dan sebuah rumah tamu dengan taman yang luas di tiga sisinya. Biaya pembangunan saat itu diperkirakan mencapai USD827 juta. Sebanyak 20.000 pekerja ikut membangun proyek dengan arsitek kerajaan, Ustad Ahmad Lahauri.
UNESCO menempatkan Taj Mahal sebagai situs warisan dunia pada 1983. “Itu adalah permata seni muslim di India dan salah satu masterpieces warisan dunia yang mengagumkan dan universal,” seperti keterangan dari UNESCO.
Peraih Nobel Rabindranath Tagore menggambarkan Taj Mahal sebagai “tetesan air mata di pipi waktu”. Itu juga menjadi contoh arsitektur Mughal terbaik dan simbol kekayaan sejarah India.
Setiap tahunnya Taj Mahal selalu dikunjungi sedikitnya 8 juta wisatawan dari berbagai belahan dunia. Seperti dilansir Sunday Guardian Live, ikon India itu tetap menjadi destinasi paling populer dikunjungi wisatawan di antara 7 keajaiban dunia lainnya.
Selain Taj Mahal, India juga memiliki destinasi wisata lain seperti Agra Fort di Agra, Red Fort, dan Qutub Minar. Namun Kementerian Budaya India hanya fokus menangani 116 monumen bersejarah dari 3.575 bangunan bersejarah di negara tersebut.
Sumber di Archaeological Survey of India (ASI) mengungkapkan tidak ada data mengenai pengunjung monument bersejarah karena tidak ada tiket masuk dan kurangnya perhatian pemerintah. Pemerintah India hanya fokus pada bangunan yang terkenal seperti Taj Mahal, Agra Fort, Red Fort, dan Makam Humayun.
“Pemerintah dan Kementerian Budaya tidak menyediakan dana yang cukup untuk mempertahankan seluruh monumen tersebut,” terang sumber ASI yang enggan disebutkan namanya.
Peraih Nobel Rabindranath Tagore menggambarkan Taj Mahal sebagai “tetesan air mata di pipi waktu”. Itu juga menjadi contoh arsitektur Mughal terbaik dan simbol kekayaan sejarah India. Dia mengungkapkan, kebanyakan monumen di India mengalami pendanaan yang kurang dan pemeliharaan yang kurang.
“India sebenarnya memiliki warisan budaya dan sejarah yang sangat kaya. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan dan mempromosikan berbagai tempat di setiap kota di India,” ujarnya.
Masih di Asia, Tembok Raksasa di China memang sangat layak disebut sebagai keajaiban dunia. Kisah berkaitan dengan itu adalah pada 1980-an, Dong Yao-hui menjadi satu dari tiga pria yang mampu menjelajahi Tembok Raksasa China. Kini dia justru fokus pada konservasi Tembok Raksasa.
Bangunan raksasa itu pertama kali dibangun pada 220 Sebelum Masehi dan pembangunannya diteruskan oleh generasi selanjutnya. Tujuannya adalah membendung aliran migrasi. Namun tembok itu tidak mampu membendung orang Mongol yang sukses menginvasi China pada abad ke-13.
Bangunan tersebut menjadi destinasi wisata dan menjadi daya tarik bagi China. Tembok itu membentang 8.852 km dan dibangun pada sebagian besar pada Dinasti Ming. “Itu menjadi arsitektur militer, teknologi, dan seni paling hebat milik China,” demikian pujian UNESCO.
Kini Tembok Raksasa China dibatasi jumlah wisatawan menjadi 65.000 per hari pada 1 Juni lalu. Hal itu bertujuan untuk menjamin keamanan relief dan keselamatan wisatawan. Hingga akhir Juli lalu, destinasi wisata tersebut telah dikunjungi 2,23 juta wisatawan. Pemerintah China juga menyatakan jumlah tersebut sebenarnya sudah melebihi kapasitas.
Sistem yang diberlakukan untuk peringatan dini bagi wisatawan mengenai kapasitas berlebihan itu adalah mulai dari 39.000, kemudian naik menjadi oranye dengan 52.000 pengunjung, dan merah untuk 65.000 wisatawan. Wisatawan bisa mendapatkan informasi tersebut melalui situs resmi, WeChat dan Weibo.
Untuk bisa berkunjung ke sana, wisatawan diminta untuk melakukan reservasi terlebih dahulu 10 hari sebelumnya. Tembok Raksasa yang terletak di Distrik Yanqing, Beijing, 60 km dari pusat kota mulai banyak dikunjungi wisatawan sejak 1950-an. Lokasi alam dan eksotisme bangunannya mampu menarik kunjungan 9,9 juta wisata pada tahun lalu.
Keajaiban dunia baru dari Asia adalah Petra di Yordania, kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai dunia terletak di kawasan gurun antara Laut Mati dan Laut Merah. Pada 2 Agustus lalu, Petra menarik perhatian dunia. Pasalnya, Pemerintah Yordania menutup Makam Nabi Harun di kawasan Petra.
9 Agustus 2019, makam tersebut kembali dibuka. Makam Nabi Harun yang dipercaya berada di dekat Gunung Hor, di dekat Petra. Biasanya orang Yahudi kerap melaksanakan ibadah di tempat tersebut. Hal itu memicu polemik di kalangan warga Yordania.
Dulu Petra dihuni oleh bangsa pada masa prasejarah. Kini, orang mulai mengakuinya sebagai warisan dunia sejak 1989 ketika dijadikan lokasi syuting film, Indiana Jones and the Last Crusade. Bangunan klasik bergaya Yunani dan Romawi itu dikenal sebagai tempat pemberhentian rombongan dagang antara Mediterania dan Timur Jauh.
Abad 7 Masehi, Petra diabadikan, tapi kini menjadi lokasi yang dipertahankan dan dilestarikan. Banyak orang terkagum-kagum dengan perpaduan antara gaya Timur dan Hellenistik dengan tanah merah yang benar-benar unik. Selanjutnya Chichen Itza di Meksiko. Itu merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO.
Chichen Itza merupakan simbol terkenal dari peradaban Maya. Arkeolog percaya Chichen Itza menjadi salah pusat budaya dan ekonomi yang dibangun 600 Masehi dan masih bertahan hingga beberapa abad. Bangunan tersebut pernah diabadikan pada masa modern Meksiko. Reruntuhannya tidak pernah terungkap hingga 1.841. Kini, itu menjadi destinasi wisata paling terkenal di Meksiko.
Christ the Redeemer di Brazil merupakan patung raksasa yang selesai dibangun pada 1931. Itu telah menjadi salah keajaiban dunia dengan tinggi 30 meter dan tangan membentang dengan lebar 28 meter. Patung itu semakin istimewa dengan pemandangan Rio de Janeiro yang sangat indah. Itu menjadi salah satu perpaduan antara alam dan produk buatan manusia.
Sementara koloseum di Italia dikenal dengan tempat di mana warga Romawi menikmati permainan seperti pertandingan gladiator, kontes manusia melawan bintang, dan berbagai pertunjukan lain. Namun, koloseum kini tinggal kenangan. Dulu, Kaisar Vespasian memerintahkan pembangunan koloseum pada 71 Masehi dan dilanjutkan pada kekuasaan anaknya, Titus.
Tempat tersebut bisa menampung 50.000 penonton. Kini koloseum menjadi tempat menakjubkan dengan permainan sinar laser yang menarik. Sementara itu Machu Picchu di Peru menjadi tempat yang paling menantang dan terisolasi dari New Seven Wonders of the World. Itu dikarenakan letaknya di Pegunungan Andes, Peru.
Namun wisatawan akan menemukan arsitektur bangsa Inca yang sangat menakjubkan di tengah pegunungan hutan tropis. Itu terdiri atas 200 bangunan yang menjadi pusat agrobisnis dan spiritualitas. Bangsa Inca mendirikan bangunan itu pada abad ke-15 dan kemudian diabadikan. Hingga invasi Spanyol pada abad ke-16 kembali menghidupkan kembali tempat tersebut. (NDY)