NEWS

Singapura Longgarkan Perbatasan Masuk ke Negara Itu

Suasana Changi Airport, Singapura tahun lalu dimana wisatawan transit dapat menikmati berbagai fasilitas yang ada. Singapura sejak pekan lalu longgarkan perbatasan.  ( Foto: HAS)

SINGAPURA, bisniswisata.co.id:  Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyambut baik pengumuman Singapura tentang pelonggaran langkah-langkah perbatasan untuk masuk ke negara itu.

 “COVID-19 telah memberikan pukulan besar bagi industri penerbangan dan jalan menuju pemulihan akan lama dan lambat.  Perkiraan terbaru kami menunjukkan bahwa permintaan perjalanan tidak akan kembali ke level 2019 hingga 2024, setahun lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata Conrad Clifford, Wakil Presiden Regional IATA untuk Asia-Pasifik.

Kunci pemulihannya adalah pembukaan perbatasan dan pencabutan pembatasan perjalanan serta tindakan seperti karantina.  Pengumuman dari Pemerintah Singapura ini positif dan merupakan langkah ke arah yang benar. 

Pihaknya berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah agar industri penerbangan Singapura dapat memulai kembali dengan aman sambil memitigasi kemungkinan penularan COVID-19.  

“Kami mendesak negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara jni juga  mencari cara untuk melanjutkan perjalanan internasional dengan aman, termasuk melalui penerapan travel bubble (gelembung perjalanan, ” kata Conrad Clifford.

Menurut dia, dampak COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia dan industri penerbangan berada pada posisi memberikan dukungan kehidupan.  

Langkah-langkah keuangan tambahan diumumkan oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Singaoura, Heng Swee Keat awal pekan lalu dan  merupakan bantuan besar dan sangat dihargai oleh industri penerbangan.

Pernyataan Menteri Transportasi Ong Ye Kung baru-baru ini meyakinkan dan memberikan udara segar karena pemerintah dengan jelas mengakui kontribusi strategis penerbangan terhadap ekonomi Singapura.  

Memiliki industri penerbangan yang layak akan sangat penting untuk pemulihan ekonomi dengan memastikan konektivitas yang efektif dengan seluruh dunia untuk pergerakan orang dan barang, ” kata Clifford.

Industri penerbangan global saat ini diperkirakan mengalami kerugian US $ 84,3 miliar pada tahun 2020. Maskapai Asia-Pasifik akan mencatat kerugian absolut terbesar sebesar US $ 29,0 miliar.  Jumlah penumpang global diperkirakan turun 55% dibandingkan tahun 2019.

 

 

 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)