Wisatawan Gen Z suka wisata kuliner. adventure dan wisata budaya. ( Foto: Kemenparekraf)
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Siapa yang tahun ini masih mau traveling jika pandemi global Covid-19 bisa teratasi oleh pemerintah Indonesia maupun negara-negara lain di dunia ? Survey menunjukkan wisatawan muda siap saja untuk berwisata.
Survey singkat dari diskusi daring yang diselenggarakan oleh MarkPlus Industry Roundtable Tourism and Hospitality Perspective, pekan lalu dan diikuti sedikitnya 620 peserta menunjukkan peserta survey 68% diikuti oleh kaum pria dan sisanya 32% adalah wanita.
Profesinya pekerja kantoran 61%, lain-lain 44%, freelancer 21%, profesional 17%, pemilik perusahaan 14%, pelajar 18% dan dari institusi organisasi 12%. Mereka yang mau traveling kelar wabah yang tertinggi adalah kelompok umur 18-24 tahun mewakili 44% responden dan usia 25-34 tahun yang tertinggi mencapai 73%.
Responden usia 18-24 tahun pilihnya jenis wisata kuliner, wisata petualangan dan wisata budaya. Sementara yang berusia 25-34 tahun justru yang pertama diinginkan adalah wisata petualangan ( adventure), baru kemudian pilihannya wisata kuliner dan budaya. Respondent dari kedua kategori itu di total 52% yang prioritasnya wisata kuliner.
Pertengahan tahun 2019 lalu Booking.com melakukan riset online yang dilakukan secara independen terhadap 21.807 sampel responden berusia 16 tahun atau lebih (25% berusia 16-24 tahun) di 29 pasar termasuk Indonesia.
Riset itu mengungkapkan bahwa Gen Z adalah generasi yang paling mungkin untuk menjadi sukarelawan saat bepergian (37%), mereka percaya hal ini dapat membuat perjalanan lebih otentik karena mereka bisa bertemu dengan penduduk setempat, serta merasa bisa membawa perbedaan (49 %).
Lebih dari setengah (52%) traveler Gen Z mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengunjungi destinasi yang kurang dikenal daripada destinasi populer jika itu dapat mengurangi dampak buruk lingkungan.
Enam dari sepuluh traveler (63%) akan menggunakan alat transportasi yang lebih ramah lingkungan begitu mereka tiba di destinasi. Gen Z lebih sadar kondisi lingkungan dan sosial daripada generasi sebelumnya.
Mereka juga berencana untuk menjadi traveler yang punya kesadaran dan keinginan untuk ‘berkontribusi’, baik kepada komunitas yang mereka kunjungi, atau dengan membuat keputusan yang dirancang untuk membantu melindungi bumi.
Volun-tourism (Traveling sambil berkontribusi langsung) adalah bagian dari Gen Z yang bertekad untuk berkontribusi, menjadikannya generasi yang paling tertarik untuk menjadi sukarelawan sebagai bagian dari pengalaman perjalanan (37% vs 31% dari rata-rata global).
Setengah (52%) dari Gen Z yang belum pernah menjadi sukarelawan ingin melakukannya untuk perjalanan dimasa depan (57% wanita vs 48% pria), dan hampir setengah Gen Z menyatakan bahwa penting bagi mereka untuk memberi kontribusi ke komunitas lokal saat bepergian (44%).
Gen Z menyatakan bahwa mereka memperhatikan dampak dari keputusan mereka terhadap bumi, dengan lebih dari setengah (54%) menyatakan bahwa dampak lingkungan dari perjalanan mereka adalah faktor penting yang perlu dipertimbangkan saat bepergian. Lebih dari setengahnya (52%) akan mengunjungi destinasi yang kurang dikenal daripada destinasi populer jika itu dapat mengurangi dampak buruk bagi lingkungan.
Namun, hal yang mengejutkan dari Gen Z adalah mereka mendapat nilai yang lebih rendah daripada generasi lain ketika berhubungan dengan overtourism (wisata yang berlebihan). 63% Gen Z akan mempertimbangkan untuk tidak mengunjungi sebuah destinasi jika itu akan membawa ancaman kerusakan lingkungan.
Sedangkan Baby Boomer yang berusia 55 tahun ke atas ( 67%), Gen X yang berusia 40-54 tahun dan Millennial yang berusia 25-39 tahun ( 65%) berada di peringkat lebih tinggi ( keduanya 65%)