BANJARMASIN, bisniswisata.co.id: Bulan Ramadhan bukan berarti menjadi berakhirnya aktivitas petualangan. Warga kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, justru memiliki tren wisata baru yakni naik kelotok atau perahu bermesin seraya menuyusuri sungai Martapura.
Hal yang dinikmati sebenarnya sangat sederhana yakni semilir angin malam dan cahaya lampu jalanan. Namun aktivitas ini diminati para remaja, khususnya mereka yang usai sholat tarawih.
Untuk merasakan sensasi naik kelotok malam hari di Sungai Martapura, setiap calon penumpang hanya perlu membayar Rp5 ribu. Inilah alasannya kenapa wisata susur sungai di kota seribu sungai ini ramai peminat.
Wilayah yang disusuri meliputi patung Bekantan, Menara Pandang, Jembatan Merdeka, Jembatan Pasar Lama dan pasar terapung, Pasar Wadai Ramadhan serta pemukiman atas air (lanting) yang banyak ditemui di kawasan tersebut.
Biasanya para penumpang yang menikmati wisata susur sungai ini adalah kawan satu sekolah. Suasana reunian sambil ngobrol di atas kapal itu tak jarang pula diselingi kegiatan swafoto di atas kapal.
“Saya suka naik kelotok malam hari, lantaran suasananya yang beda dibandingkan siang, selain hawanya dingin tak panas, juga mata bisa memandang ke berbagai lokasi dengan keindahan lampu-lampu jalanan, taman-taman atau terang benderangnya gedung bertingkat, kerlap kerlip lampu kendaraan di jalanan, dan lokasi indah lainnya,” kata Rusman, seorang penikmat wisata susur sungai, seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (6/6).
Hal lain yang menarik selama Ramadan adalah pasar Wadai Ramadhan (Ramadhan Cake Fair), yang diselenggarakan di tepian Sungai Martapura. Hal itu menambah kesemarakan wisata susur sungai. Tak jarang penikmat susur sungai singgah untuk berbelanja aneka panganan, dan wadai-wadai khas Banjar.
Pasar wadai ini banyak digelar dagangan kue-kue tradisional yang bermunculan saat Ramadhan dan sulit diperoleh bila hari-hari biasa, termasuk kue-kue yang bernilai sakral yang biasanya muncul saat ritual dan upacara pengobatan, seperti kue lamang, cucur, cingkarok, wajik dan lainnya.
Berdasarkan informasi dari pengemudi kelotok, selama Ramadhan ini wisata susur Sungai Martapura di wilayah siring sungai Kota Banjarmasin ada mengalami peningkatan, khususnya saat malam Ramadan saat ini.
Dia pun merasa aneh hingga begitu banyaknya para pengunjung di siring sungai yang melakukan wisata susur sungai. Padahal susur sungai ini hanya berdurasi sekitar 10 menit
“Sampai-sampai kelotok kita tidak ada yang lama-lama nganggur menunggu antrean selama malam Ramadan ini, minimal tiga kali giliran mengangkut penumpang setiap malamnya itu,” kata Muhammad, pengumudi kelotok yang meruakan warga Basirih, Banjarmasin Utara.
Muhammad menuturkan padahal kalau sebelum bulan Ramadhan ini, wisata susur sungai hanya ramai pada hari Sabtu dan Minggu, tapi di bulan Ramadhan ini hampir setiap hari. Tak lupa ia juga bersyukur akan kondisi ini. “Sebenarnya dalam hati kita bertanya juga, ‘dari mana orang-orang ini datangnya?’ Sebab bisa dibilang ribuan orang setiap malamnya itu,” katanya.
Menanggapi tren tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Ikhsan Alhak, berpesan agar semuanya menjaga keselamatan. “Transportasi wisata sungai agar melengkapi standar keamanan, karena ini penting untuk memastikan semuanya berjalan lancar dan tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan,” katanya. (NDY)