BAHARI

Selain Bunaken, Pulau Manado Tua Jadi Destinasi Unggulan

MANADO, bisniswisata.co.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Manado, menetapkan Pulau Manado Tua atau Paulau Manarauw sebagai destinasi wisata utama selain Bunaken. Penetapan ini diharap mampu menarik wisatawan mancanegara lebih banyak lagi ke Sulut

“Pemkot sudah menetapkan Pulau Manado Tua sebagai destinasi wisata unggulan dalam dokumen rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) sekarang,” kata Kepala Bidang Pemasaran Wisata Dinas Pariwisata Manado, Abdiel Bajen, di Manado, Sabtu (17/3).

Bajen mengatakan, Manado Tua memiliki banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan sehingga layak diangkat sebagai salah satu destinasi wisata selain Bunaken, agar makin banyak wisman datang.

Dia menyebutkan, di Pulau yang berada di Teluk Manado itu, hidup hewan endemik Manado yaitu hewan yaki atau Macaca Nigra, monyet hitam rambut di kepalanya berbentuk jambul yang pantatnya berwarna merah muda. “Manado Tua juga memiliki potensi lainya seperti benteng peninggalan perang, yang hanya ada di Sulawesi bagian Utara dan pulau-pulau di sekitarnya termasuk Manado Tua,” katanya.

Selain kata Bajen, Manado Tua termasuk dalam kawasan strategi nasional sehingga sangat pantas dijadikan destinasi wisata, dan diperkirakan akan menggaet banyak wisatawan.

Menurut Bajen, hal tersebut juga sudah mendapatkan dukungan dari Kementerian Pariwisata sehingga tim dari pusat sudah turun melakukan survey ke pulau tersebut. “Tentu pemerintah kota Manado sangat berharap kiranya dengan penetapan destinasi wisata tersebut, akan makin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Manado,” katanya.

Apalagi menurutnya, pemerintah sedang menargetkan kunjungan wisatawan ke Indonesia 17 juta orang dan Manado harus bisa menopang target tersebut,” katanya.

Pulau Manado Tua bersama Pulau Bunaken, Siladen, Mantehage, dan Nani merupakan gugusan pulau yang membentuk Taman Nasional Bunaken-Manado. Taman nasional sekitar 89.065 hektar ini terletak tidak jauh dari Kota Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara.

Perairan di kawasan ini memiliki panorama bawah laut spektakuler sehingga tidak salah apabila pernah menjadi tuan rumah World Ocean Conference yang pertama pada 2009. Taman Nasional Bunaken-Manado adalah salah satu tempat menyelam spektakuler di dunia.

Pulau-pulaunya saling berdekatan namun dipisahkan oleh palung sedalam 1.200 meter. Perairan di pulau-pulau ini merupakan perairan yang bebas dari limbah sampah dan berbagai polusi yang biasanya datang dari kota.

Taman nasional ini dilindungi dari berbagai jenis kegiatan penangkapan ikan dan terumbu karang baik dengan memancing apalagi menggunakan bahan peledak. Pulau Manado Tua bisa dicapai dengan kapal motor sekitar satu jam atau berjarak sekitar 10 mil dari Kota Manado.

Pulau Manado Tua berbeda dengan pulau-pulau lainya di Taman Nasional Bunaken-Manado. Berbeda karena gunung api tersebut ditumbuhi pepohonan hijau dan rindang. Datarannya berada di dalam air dengan kemiringan 5 sampai 30 meter dan dibelah sebuah dinding karang dengan kedalaman 25 sampai 50 meter ke dasar laut dan sebuah gua besar.

Pulau Manado Tua selain memiliki taman laut yang sempurna dan kaya biota laut, juga memiliki sejarah berkaitan keberadaan Suku Bowontehu. Menurut catatan sejarah, suku tersebut sudah ada di Pulau Manado Tua sekitar tahun 1623.

Dahulu Pulau Manado Tua dihuni oleh Suku Bowontehu. Pulau tersebut dikenal sebagai Manarow dan merupakan orang-orang dari Etnis Sangir Tua. Advertisment Pulau ini memiliki sekitar 3.200 jiwa penduduk dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan.
Masyarakat Manado Tua telah aktif melestarikan terumbu yang rusak dengan bantuan dari pemerintah setempat. Terumbu karang di sini bisa menjadi tempat berlindung ikan-ikan kecil dari para predator. Nusantara Diving Club yang diselenggarakan pada 1985 bertujuan untuk mendesak Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan perlindungan dan pelestarian terhadap berbagai biota laut di perairan Manado Tua.

Pulau Manado Tua memiliki iklim tropis dengan curah hujan berkisar antara 2.000 – 3.000 mm per tahun. Taman lautnya sendiri dihuni beragam biota laut langka diantaranya dugong, lumba-lumba dan berbagai jenis ikan hias seperti Hippocampus sp, kima raksasa, serta penyu sisik, penyu hijau jua beraneka ragam jenis terumbu karang (BBS)

Endy Poerwanto