MAKASSAR, bisniswisata.co.id: Memasuki musim penghujan memang paling nikmat, enak bahkan menyegarkan jika minum-minuman yang bisa menghangatkan tubuh juga stamina. Sarabba bisa menjadi salah satu alternatif selain teh hangat, kopi, atau bajigur yang biasa kita jumpai. Sarabba adalah minuman khas Suku Bugis, Makassar, Sulawesi Selatan.
Minuman berwarna kecokelatan ini merupakan hasil campuran beberapa bahan alami. Di dalamnya terdapat jahe, gula aren, santan, merica bubuk, dan kuning telur. Rempah seperti cengkeh dan kayu manis juga biasanya ditambahkan untuk memperkaya cita rasa. Ada yang bilang rasa sarabba mirip wedang jahe ala Jawa karena rasa hangat dan sedikit pedas. Bedanya, minuman ini lebih kental karena santan dan gula aren.
Kombinasi rempah dan jahe di dalam secangkir Sarabba membuatnya kerap dijadikan penawar saat badan kurang bugar. Pilek, masuk angin, perut kembung, dapat diusir dengan minuman ini. Sarabba juga dapat membantu melancarkan peredaran darah. Bahkan Cita rasa bisa menghangatkan di tenggorokan.
Minuman hangat ini sangat cocok dinikmati dengan penganan khas Makassar. Misalnya kue apem atau pisang epe dengan berbagai saus, gula merah, cokelat, keju, hingga durian. Juga pisang goreng atau sanggara unti, sukun atau bakara, dan ubi goreng atau sanggara lame.
Salah seorang penjual sarabba di Kota Makassar berada di Jalan Sungai Cerekang. Letaknya di tengah kota atau 2,9 kilometer dari Pantai Losari. Penjual sarabba, Halijah mengatakan minuman ini menjadi favorit pengunjung saat musim hujan. Di warungnya, Halijah menyediakan tiga jenis sarabba. “Sarabba komplet campur telur dan susu Ro 15 ribu, sarabba original Rp 10 ribu, ada sarabba campur susu Rp 12 ribu,” kata dia seperti diunduh laman Teras.id, Jumat (27/12/2019).
Sarabba dibuat dari air dan campuran rempah-rempah, di antaranya jahe, gula merah, merica dan santan. Menurut Halijah, sarabba cocok untuk menghangatkan badan, meringankan masuk angin, meredakan sakit tenggorokan, sampai menambah stamina.
Proses pembuatan sarabba. Pertama rebus air hingga mendidih kemudian masukkan gula merah, jahe, dan merica dan biarkan selama 20 menit. Ketika aroma jahe mulai tercium, kecilkan api dan masukkan santan kental sambil terus diaduk. Sarabba original ini bisa langsung disajikan atau ditambah susu atau telur sesuai selera.
Dari berjualan sarabba dan kudapan pendampingnya, Halijah bisa mendapatkan Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta setiap hari. Sarabba juga tersedia dalam bentuk bubuk dan siap minum. Beberapa hotel di Makassar juga menyajikan sarabba sebagai minuman khasnya. Mau coba? ya saat berwisata ke Kota Makassar hendaknya jangan melupakan kuliner penghangat tubuh, apalagi kini musim hujan. (*)