EVENT HILDA'S NOTE NASIONAL NEWS

Sapta Nirwandar: Gencarkan MICE Untuk Kejar Target Kunjungan Wisman

Panggung upacara pembukaan Asian Games 2018,  di Gelora Bung Karno menampilkan 4 elemen yang menggambarkan kekayaan alam Indonesia, yaitu air, bumi, angin, dan tanah. Di dunia pariwisata event ini bagian dari MICE.

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kegiatan Meeting, Incentive, Convention, Event & Exhibition ( MICE) dapat menjadi penyelamat untuk mencapai target kunjungan 17 juta wisman tahun ini, kata Sapta Nrwandar, Ketua Halal Lifestyle Center, hari ini.

Di dunia pariwisata, perhelatan akbar Asian Games 2018 yang tengah berlangsung hingga 2 September mendatang adalah bagian MICE yang di sebut dengan special event atau mayor event.

Sapta Nirwandar ( foto repro Wikipedia

“Hal yang sangat menggembirakan dari Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang ini,  jumlah peserta dan official mencapai 16.000 orang, lebih besar dibandingkan Asian Games 2014 di Incheon, Korsel yang berjumlah 9.500 orang dan di Guangzhou, China (2010) yang  berjumlah 9.700 orang,” ungkap Sapta Nirwandar

Wakil Menteri Pariwisata di era Presiden SBY ini menambahkan, selain Asian Games maka pada 12-14 Oktober mendatang  Indonesia juga menjadi tuan rumah IMF World Bank Annual Meetings 2018 dengan jumlah berkisar 15.000 orang

“Pertemuan ini merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan yang menghadirkan gubernur bank sentral dan menteri keuangan dari 189 negara anggota serta sektor privat, akademisi, NGO dan media,” jelas Sapta.

Mengapa dua event besar ini diharapkan dapat mendongkrak pariwisata Indonesia ?. Bencana alam di tanah air yang datang silih berganti termasuk Gempa Lombok yang demikian dasyat sangat mempengaruhi sektor pariwisata.

Berdasarkan laporan BPS bulan Agustus 2018 menyatakan bahwa jumlah kunjungan wisman Indonesia akumulasi (periode Januari-Juni) 2018 telah mencapai 7,53 juta orang meningkat 13,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2017.

Namun, peningkatan wisman ini sangat mengkhawatirkan karena bukan berasal dari pasar-pasar utama yang selama ini dilakukan promosi besar besaran baik online dan offline yang menggunakan branding Wonderful Indonesia.

Ironisnya dari pasar-pasar utama ini wismannya justru menurun, seperti dari Korea (-18,79%), Taiwan (-24,65%), Tiongkok (-0,58%), Australia juga turun (-1,4%). Demikian juga pasar Arab Saudi (-25,49%) dan UAE (14,45 %) sebagai target utama wisata halal.

Alhasil, semester pertama tahun ini masih ada pertumbuhan dari Timor Leste yang terhitung sebanyak 842.300 orang wisman, tumbuh 88,6%  dibandingkan periode yang sama di tahun 2017.

Bila kita benchmarking dengan kompetitor negara tetangga kita seluruhnya tumbuh positif, seperti Thailand sampai bulan Juni 2018, sudah mencapai 19,4 juta wisman dan di pasar yang sama seperti Tiongkok (30,5%), Taiwan (27,4%), Korea (6,4%) dan Australia (0,03%) semua mengalami kenaikan.

Demikian pula Vietnam yang hampir tidak berpromosi melalui national branding , memperoleh wisman yang cukup meningkat setiap tahun. Konon Vietnam menerapkan strategi servis sebagai senjata utama didukung airlines dan deregulasi sektor pendukung pariwisata.

“Ternyata branding dan awards yang diutamakan Kemenpar bukan senjata ampuh untuk memacu pertumbuhan wisman ke Indonesia, masih banyak soal lain yang perlu dilakukan,” kata Sapta Nirwandar.

Menurut dia, pariwisata di semua level harus memiliki leadership yang tinggi disertai dengan interpersonal yang baik. Lalu bagaimana RI  memperoleh target wisman 17 juta di tahun 2018?.

Tidak ada cara lain selain kerja keras dan bahu membahu antara pemerintah, pelaku usaha pariwisata, media serta masyarakat, kecuali kalau mau memanfaatkan Gempa Lombok sebagai penyebab tidak tercapainya target kunjungan wisman.

Kementerian pariwisata sebagai leading sector bersama -sama harus menyiapkan program “super quick wins” yang terukur pencapaiannya di waktu yang tersisa ini (year end program).

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)