SANUR BALI, bisniswisata.co.id: Yayasan Pembangunan Sanur menyiapkan sebuah festival makanan untuk memperkuat posisi wisata kuliner yang mulai digelar bersamaan dengan berlangsungnya Pertemuan Tahunan IMF-World Bank, Oktober 2018. Rencananya Sanur Food Festival digelar selama 3 hari dan pada malamnya disinergikan dengan Sanur Mostly Jazz Festival yang mulai digelar sejak 2017.
Ketua Yayasan Pembangunan Sanur Ida Bagus Gde Sidharta Putra mengatakan dalam skala kecil, potensi kuliner memang sudah diangkat menjadi bagian dari Sanur Village Festival yang telah 12 kali digelar dan kini menjadi festival terbesar di Bali.
“Beberapa tahun terakhir industri kuliner sangat berkembang dan yayasan ingin menambah suatu atraksi wisata yang bisa menjadi andalan selain Sanur Village Festival yaitu food festival,” lontar Sidharta seperti dilansir laman Bisnis, Selasa (31/07/2018).
Menurut Sidharta Putra yang akrab disapa Gusde, Sanur Food festival bakal dikemas lebih besar dengan sejumlah acara menarik di antaranya long table di sepanjang Jl. Danau Tamblingan dengan minimal 2.000 kursi.
Dalam acara yang mengambil spirit megibung yakni makan bersama itu, wisatawan bisa menikmati aneka makanan yang disajikan oleh sejumlah usaha kuliner, kafe, rumah makan, restoran, dan hotel yang ada di Sanur.
Soal waktu penyelenggaraan yang bersamaan dengan Annual Meeting IMF-World Bank, Gusde menyebutnya sebagai upaya untuk mencuri perhatian saat belasan ribu orang berduit dari berbagai negara berkumpul di Bali.
Acara lain yang tak kalah penting dalam Sanur Food Festoval adalah adu kepiawaian juru masak atau chef war yang bakal menampilkan juru masak profesional dan yang telah terkenal di dunia masak memasak nasional maupun internasional.
Ada pula acara seru yang lebih dari seminar atau diskusi yang lazim yakni debat tentang makanan berdasarkan pengalaman, temuan, atupun penelitian terkini. “Lebih dari itu, kami juga ingin mengupas dan menampilkan lebih mendalam masakan asli Bali yang telah dikenal wisatawan seperti sate lilit dan sambal matah,” kata Gusde yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar.
Sanur memiliki menu makanan yang telah melegenda seperti nasi Men Weti dan sup ikan Mak Beng, di samping aneka masakan dan jajan tradisional yang terdapat di berbagai wilayah Sanur. Selain itu, sebagai destinasi wisata memiliki restoran dengan masakan internasional yang lengkap mulai kawasan Asia dan masakan Barat lainnya.
Gusde berharap dengan adanya festival makanan ini bakal lebih menggugah pengusaha kuliner untuk kian memperbaiki tampilan restoran atau kafenya, juga menarik investasi baru di bidang kuliner. Upaya mendorong industri kuliner ini, agar mendorong Sanur menjadi salah satu pusat destinasi kuliner.
Seminyak misalnya, dulu daerah sepi namun berkat kuliner kini menjadi destinasi utama dan menjadi kunjungan wisatawan pemburu restoran mewah yang terkenal. Lokasi Sanur yang sangat strategis dan mudah dijangkau memungkinkan menjadi pilihan bagi wisatawan maupun warga Denpasar dan sekitarnya yang belakangan mulai berburu makan di luar rumah terutama saat akhir pekan atau liburan. (NDY)