MALADEWA, bisniswisata.co.id: Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama Republik Indonesia kembali meraih penghargaan bergengsi yaitu penghargaan internasional Global Islamic Finance Awards (GIFA) Championship Award bidang Sertifikasi Halal.
Penyerahan penghargaan tersebut dilaksanakan dalam ajang Global Islamic Finance Awards ke-14 Tahun 2024, yang merupakan rangkaian dari Global Islamic Finance Summit 2024, di Paradise Island, Maladewa.
BPJPH mengungguli tiga nomine lainnya dan dinyatakan layak menerima GIFA Championship Award 2024 bidang Sertifikasi Halal. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua GIFA Humayon Dar dan diterima oleh Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham.
“Alhamdulillah, hari ini BPJPH memperoleh penghargaan internasional, GIFA Championship Award bidang Sertifikasi Halal.” kata Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham belum lama ini usai menerima penghargaan.
Menurutnya, penghargaan yang didasarkan pada penilaian berbasis informasi dan riset ini, merupakan bukti nyata kesungguhan, kerja keras, dan komitmen BPJPH dalam melaksanakan dan terus meningkatkan kualitas pelayanan publik Jaminan Produk Halal.
“Penghargaan ini membuktikan bahwa pengelolaan layanan sertifikasi halal BPJPH di Indonesia tidak hanya mendapat perhatian, tetapi juga mendapat pengakuan, kepercayaan, dan apresiasi internasional,” lanjut Aqil.
“Hal ini sekaligus membuktikan bahwa berbagai upaya strategis BPJPH dalam melakukan transformasi layanan sertifikasi halal memiliki implikasi positif yang tidak hanya dirasakan oleh masyarakat dalam negeri, tetapi juga internasional.” imbuhnya.
Penghargaan GIFA diberikan atas kontribusi besar BPJPH dalam menyelenggarakan layanan sertifikasi halal yang menjadi kunci penguatan ekosistem industri halal. Hingga kini, sejumlah capaian penting BPJPH memang telah berimplikasi signifikan terhadap pengembangan ekosistem industri halal nasional.
Pada tahun 2023, Indonesia berhasil naik dari peringkat keempat menjadi peringkat ketiga dunia dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) sebagaimana dilaporkan dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023 yang dirilis DinarStandard.
Peningkatan tersebut tidak lepas dari upaya strategis Pemerintah melalui BPJPH dalam memperkuat ekosistem halal. Dalam Laporan SGIE 2023 disebutkan sejumlah upaya penting telah dilakukan Pemerintah Indonesia, dengan memberikan dukungan besar kepada UMK lintas sektor melalui program sertifikasi halal.
Hingga saat ini, lebih dari lima juta produk telah tersertifikasi halal oleh BPJPH. BPJPH juga berhasil memperkuat ekosistem pelayanan sertifikasi halal dengan terbentuknya 77 Lembaga Pemeriksa Halal, 268 Lembaga Pendamping Proses Produk Halal, 106.146 Pendamping Proses Produk Halal bagi UMK, 1.666 auditor halal, 10.518 penyelia halal, dan 18 Lembaga Pelatihan Halal.
Komitmen Kuat BPJPH untuk Memajukan Industri Halal Guna Memperkuat Perekonomian Nasional
Aqil mengatakan, BPJPH memiliki komitmen serius untuk memajukan industri halal demi memperkuat perekonomian nasional. Industri halal merupakan sektor penting dalam ekonomi dan keuangan syariah.
Pengembangan industri halal juga menjadi salah satu jawaban atas transformasi perekonomian Indonesia menuju ekonomi berkelanjutan dalam rangka pengembangan paradigma baru industrialisasi di Indonesia saat ini dan di masa mendatang.
“Saat ini, pengembangan ekonomi syariah dan gaya hidup halal semakin dilirik oleh banyak negara di dunia sebagai salah satu elemen penting bagi pengembangan sumber-sumber pertumbuhan baru, guna mendukung perekonomian berkelanjutan.” jelas Aqil.
“Industri halal dengan segala potensinya dapat dimanfaatkan untuk mendorong peningkatan nilai cadangan devisa. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan. Pertama, meningkatkan nilai ekspor produk halal, di mana komoditas produk halal yang memiliki potensi besar untuk kita ekspor adalah makanan halal dan busana muslim.” lanjut Aqil.
Industri halal, lanjutnya, ditengarai sebagai arus ekonomi baru yang berpotensi menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi global. Tingginya permintaan produk halal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk muslim di dunia yang kini mencapai dua miliar jiwa. Penilaian Penghargaan GIFA Berdasarkan Asesmen dan Riset
Untuk diketahui, GIFA merupakan salah satu ajang penghargaan bergengsi bertaraf internasional bagi lembaga atau pimpinan atau individu yang memiliki prestasi dan kontribusi nyata bagi pengembangan dan kemajuan industri perbankan dan keuangan syariah.
Penghargaan ini merupakan ajang bergengsi yang memberikan pengakuan kepada pemerintah, lembaga, dan individu atas prestasi luar biasa di bidangnya, serta berkontribusi bagi keberlanjutan perbankan dan keuangan syariah sebagai sistem yang layak dalam arsitektur keuangan internasional.
Tahun ini merupakan ajang GIFA yang keempat belas sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2011. Hingga saat ini, lebih dari 500 lembaga pemerintah dan individu/pimpinan telah menerima apresiasi dan penghargaan GIFA.
Sebelumnya, GIFA telah memberikan penghargaan kepada banyak pemimpin dunia termasuk Presiden Joko Widodo yang menerima GIFA Global Islamic Finance Leadership Award pada tahun 2016. Di tahun yang sama, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin juga menerima GIFA Lifetime Achievement Award 2012.
Dilansir dari situs GIFA, metodologi pemberian penghargaan dan pemilihan pemenang ditentukan melalui pendekatan terperinci untuk menyaring hanya yang terbaik dari yang terbaik di setiap kategori. Setiap nominasi dinilai berdasarkan kombinasi informasi yang diberikan dan informasi yang dihimpun oleh Tim Peneliti.
Penetapan pemenang didasarkan pada empat kriteria. Pertama, bagaimana inovasi produk/jasa berdampak positif terhadap perkembangan keuangan Islam. Kedua, bagaimana kualitas dan kuantitas kinerja produk/jasa.
Ketiga, bagaimana jangkauan penyediaan produk/jasa yang berdimensi nasional dan internasional. Dan keempat, bagaimana produk/jasa memiliki standar terbaik untuk mendorong pertumbuhan industri dan keuangan Islam untuk pasar nasional dan global yang lebih unggul dibandingkan produk lainnya.