JAKARTA, bisniswisata.co.id: Wisata Kesehatan, Pendidikan dan wwisata rempah/kuliner menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan di kawasan Amerika untuk berkunjung ke Indonesia, kata Odo R.M Manuhutu, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenkomarinves, hari ini.
Untuk itu kalangan Pentahelix di Indonesia agar mampu merancang paket wisata minat khusus untuk kawasan ini dari hulu ke hilir dengan lama tinggal yang ditingkatkan lewat penawaran wisata minat khusus.
Berbicara pada webinar Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi & Proyeksi Pemulihan Pasar dan Kerja Sama dengan Kawasan Amerika yang diselenggarakan Kemenlu RI dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG) UI, Odo mengingatkan untuk kawasan Amerika Serikat tipenya adalah wisata minat khusus.
” Hal ini terkait dengan program pemerintah untuk berorientasi ke quality tourism bukan lagi mass tourism seperti sebelum pandemi ” tambah Odo.
Untuk itulah pemerintah merencanakan untuk membangun rumah sakit internasional di Bali, Jakarta dan Medan yang dapat mendukung pengembangan wisata minat khusus seperti wisata kesehatan di tanah air.
” Pembangunan rumah sakit akan menggandeng institusi kesehatan ternama dari AS seperti John Hopkins dan Mayo Clinic,” kata Odo Manuhutu.
Penbangunan RS dsn clinic internasional ini juga untuk memberikan opsi bagi wiatawan Indonesia ya g gemar wisata medis ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
“Data PwC tahun 2015 wisatawan medis dari Indonesia capai 600 ribu orang dengannpengeluarannantara US$ 3000 -US$ 10.000. Di AS saja tahun yang sama hanya 500 ribu orang yang melakukan wisata medis. Tidak heran Malaysia menerima 60% wisatawan medisnya dari Indonesia. Begitu juga 45% yang berobat ke Singapura,” jelasnya.
Saat ini pihaknya juga sudah menjajaki kerjasama antar sekolah kedokteran di Amerika Serikat dan Indonesia untuk mempersiapkan SDM kesehatan guna pengembangan wisata medis di Indonesia.
Hal ini untuk mendorong wisatawan Indonesia melakukan wisata medis di tanah air saja karena tahun 2019 total wisatawan RI yang outbound mengeluarkan dana sekitar US$13 miliar selama berada di luar negri.
Program lainnya di kawasan AS adalah Indonesia Spice Up the World, upaya RI membangun kembali jalur rempah, ekspor bumbu, memperbanyak restoran RI di luar negri yang dudah diumumkan Kemenpareraf.
Presiden Jokowi dijadwalkan akan meluncurkan Indonesia Spice Up The World di ajang Dubai Expo Oktober 2021 yang akan di dukung 7 BUMN seperti Pelindo 1-4, PELNI, Garuda Indonesia, Sarinah untuk tingkatkan ekspor bumbu dan rempah RI ke mancanegara.
” Hulu hingga hilir yang dipersiapkan misalnya di destinasi super priiritas ( DSP ) pemerintah daerah siapkan 100 ha lahan petani khusus menanam rempah sehingga kedepan kita bisa lebih berkompetisi dan memasok kebutuhan rempah dunia,” kata Odo Manuhutu.
Oleh karena itu kepada para dubes dari kawasan Amerika seperti Dubes RI di Brazil Edo Yusuf, Dubes RI di Mexico, Cheppy Wartono, Yang juga mewakili Salvador, Belize dan Guetemala serta perwakilan RI di Kanada, Konsul Jendral Arman Zakaria dan Dr Arifi Saiman di New York untuk memanfaatksn potensi 1,2 miliar penduduk Amerika Serikat untuk berwisata di Indonesia.
” Wisatawan AS suka cari kuliner find dinning, resort, suka pergi ke satu tempat yang bisa banyak aktivitasnya dan banyak yang bisa dikunjungi. Jadi Indonesia memenuhi kriteria mereka,” ungkap Odo Manuhutu.