ART & CULTURE

Reog Ponorogo Hipnotis Warga Australia

CANBERRA, bisniswisata.co.id: Reog Ponorogo Singo Budoyo Mudho mengundang decak kagum sekaligus menghipmotis warga Australia. Kesenian tradisional khas Ponorogo Jawa Timur (Jatim) ini, unjuk kebolehan di Panggung Budaya untuk memeriahkan National Multicultural Festival (NMF) 2019, yang digelar di Canberra, Sabtu (16/2/2019).

Gelaran National Multicultural Festival ini, Indonesia juga mempersembahkan tarian Papua, tarian Kuda Lumping yang didukung Sanggar Tari Nusantara Sydney, pelajar Indonesia di Australia dan staf KBRI Canberra. Juga serta workshop alat musik Rindik khas Bali. Para seniman ini didatangkan langsung dari Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Di atas panggung, penampilan Reog Ponorogo mampu menghipnotis pengunjung dibandingkan penampilan peserta lainnya dari China, India, atau Nepal. Penampilan Panggung Budaya NMF 2019 diikuti penampilan dari berbagai belahan dunia dari Eropa, Amerika, Timur-Tengah, Afrika dan Asia Pasifik.

Selain Panggung Budaya, Indonesia juga berpartisipsi Parade yang dilakukan di sepanjang jalan London Circuit yang berada di pusat Kota Canberra. Penampilan kesenian Indonesia sangat dielu-elukan dan menjadi sasaran bidikan kamera para penonton.

Kata-kata ‘Wow’ berulang kali terlontar dari para penonton ketika menyaksikan parade Indonesia khususnya para peraga Reog Ponorogo yang dikelilingi para penari staf KBRI yang berpakaian Warok dan Jathil, berlenggak-lenggok memamerkan keindahan gerakan dan kostumnya.

Michelle (16 tahun), warga Canberra Australia, salah satu penonton yang hadir, mengaku sangat mengagumi tarian dan kostum Reog Ponorogo. “Menurut penilaian saya, penampilan Indonesia sangat unik, menarik, dan mistis,” ujar pelaja di Melrose Highschool Canberra ini, dalam siaran pers yang dikirim KBRI Australia, Ahad (17/2/2019).

Hal senada juga dilontarkan Eliza Kikert (38). Wanita asal Gungahlin Canberra mengaku tak pernah ketinggalan menghadiri NMF dalam 6 tahun terakhir, menyebut keikutsertaan Indonesia di NMF dalam beberapa tahun terakhir ini semakin menarik dan terbukti telah memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan multibudaya di Canberra.

“Tarian reog dari Indonesia sangat fantastis, benar-benar menakjubkan. Saya benar-benar kagum dan pertama kali saya melihat tarian hebat ini. Saya pernah ke Indonesia tapi tak pernah melihat tarian seperti, paling melihat tarian Bali,” sambungnya.

Dalam ajang National Multicultural Festival 2019 ini, Paviliun Indonesia yang dibuka oleh KBRI Canberra juga menjadi salah satu stand yang paling besar dibandingkan kedutaan besar asing lainnya yang ikut festival tahunan ini.

Menteri urusan Multikultural Canberra, Chris Steel, dan Komisioner untuk International Engagement Kota Canberra, Brendan Smyth menyempatkan diri mengunjungi Paviliun Indonesia yang berada di ASEAN Village.

Acara pembukaan ASEAN Village di NMF tahun ini dihadiri oleh seluruh Duta Besar negara anggota ASEAN di Canberra serta wakil dari Pemerintah Australian Capital Territory. Acara pembukaan ASEAN Village ditandai dengan pemukulan Gong Bali yang memang sudah menjadi alat musik popular di Indonesia.

Selain pertunjukan budaya negara anggota ASEAN, ditampilkan juga Joget Berhibur oleh Malaysia, alunan musik petik oleh Filipina, dan tarian tradisional Fhon Khom Khum dari Thailand.

Di Paviliun Indonesia disajikan berbagai barang promosi budaya Indonesia mulai dari daerah Jawa hingga Bali. Beberapa pengunjung terlihat memadati Paviliun Indonesia dan mengambil brosur pariwisata Indonesia yang memang sengaja disediakan. Sambil melihat tampilan video promosi pariwisata, pengunjung juga terlihat bertanya mengenai “10 Bali Baru” destinasi pariwisata Indonesia.

Bahkan tidak sedikit pengunjung yang mengaku penasaran ingin berkunjung langsung ke Indonesia untuk mempraktikkan bahasa Indonesia yang pernah dipelajari di sekolah sebelumnya.

Tidak hanya itu, Paviliun Indonesia juga memamerkan dan membagikan sampel berbagai produk-produk Indonesia yang telah merambah pasar Australia, seperti kerajinan rotan, mie instan, bumbu dapur, minuman dalam kemasan, snack, dan lainnya. Barang- barang produk Indonesia ini merupakan kerja sama antara Kementerian Perdagangan dengan DWP KBRI Canberra.

Tidak ketinggalan Becak dan Ondel-Ondel Betawi sebagai photo booth menjadi atraksi tersendiri bagi Pengunjung yang hadir untuk selfie atau foto bersama keluarga.

Menurut Duta Besar RI untuk Australia, Kristiarto Legowo, partisipasi Indonesia di NMF bertujuan untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia di kalangan publik Australia. Bahkan, setiap kali mengikuti NMF, Tim Parade dan juga Paviliun Indonesia senantiasa menjadi primadona pengunjung.

“Posisi Indonesia sebagai destinasi terfavorit bagi wisatawan, pelajar, mahasiswa serta sukarelawan Australia yang berplesiran ke luar negeri setelah Selandia Baru, semakin memotivasi KBRI untuk selalu menggelar berbagai bentuk promosi yang inovatif”, ujar diplomat senior yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal di Kemlu RI.

NMF merupakan ajang perhelatan multi seni-budaya dan makanan serta tarian terbesar di Ibu Kota Australia yang diadakan setiap tahun dan diikuti oleh komunitas dari berbagai negara di dunia. Rata-rata pengunjung yang datang mencapai hampir 300 ribu orang. Partisipasi Indonesia pada ajang multi-seni budaya di Canberra ini sudah menjadi acara tahunan yang selalu ditunggu oleh Publik Australia. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto