NEWS

Pusat Judi Dunia Macau Menggeliat Lagi

Pusat judi dunia akhirnya buka lagi (foto: BBC)

MACAU, bisniswisata.co.id: Kunjungan wisatawan ke Macau, pusat perjudian di Asia bahkan terbesar di dunia, pada September naik hingga 197,9%, dibandingkan bulan sebelumnya. Data terkini yang dirilis Pusat Statistik dan Sensus Macau (DSEC) menunjukkan ada 131.000 turis yang datang ke Macau selama bulan lalu. 

Tren peningkatan ini tak lepas dari kebijakan Pemerintah China yang mulai melonggarkan aturan pembatasan dan mengizinkan warganya untuk melakukan perjalanan ke Macau.

Meski demikian, angka ini masih jauh dari capaian pada bulan yang sama tahun lalu. Jika dibandingkan dengan September 2019, jumlah turis yang datang ke Macau turun sebesar 82,6%. Pemulihan dipastikan akan berlangsung bertahap selama beberapa bulan ke depan.  

Sementara itu pendapatan pun terus meningkat. Pada Oktober, angkanya naik 228,8% dibandingkan bulan sebelumnya. Meski jika dibandingkan dengan tahun lalu, angkanya turun 72,5%. 

Sedangkan pendapatan selama 6 bulan tahun ini melorot lebih dari 90% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, demikian menurut data dari Biro Inspeksi dan Koordinasi Gaming Macau.   

Salah satu faktor penggerak naiknya kunjungan wisatawan ke Macau adalah dimulainya kembali skema kunjungan individu pada 23 September lalu, yang sempat ditangguhkan pada akhir Januari karena pandemi COVID-19.

Keputusan dikeluarkannya kembali visa turis bertujuan untuk meningkatkan lagi kehidupan perjudian di Macau yang telah terpuruk.

Selama lockdown para pemilik kasino di Macau mencatat kerugian hingga US$ 15 juta setara Rp 222 miliar (kurs Rp 14.700) setiap harinya.

Sejauh ini Hainan dan Macau menjadi satu dari sedikit destinasi tujuan wisata di Asia yang menunjukkan geliat positif di era pandemi, selain Jeju di Korea Selatan. Tetapi para analis menilai aktivitas perjalanan internasional pelancong China ‘masih koma.’

Menurut mereka, pemulihan akan sangat bergantung pada kebijakan pembatasan yang hingga kini masih diberlakukan di sejumlah negara di kawasan Asia.

Selama tujuan wisata regional masih ditutup maka sulit membayangkan aktivitas perjalanan wisatawan China ke luar negeri akan pulih. 

“Belajar dari Macau, pemulihan tidak dapat terjadi secara instan tetapi akan berlangsung selama beberapa bulan.” 

Penerbangan jarak pendek masih populer

Ada catatan menarik terkait perilaku wisatawan China yang bepergian dengan pesawat. Kebanyakan mereka ternyata belum berhasrat untuk melakukan perjalanan jauh.

Artinya, destinasi wisata di Asia yang membutuhkan perjalanan lebih singkat menjadi tujuan utama para pelancong China yang hendak ke luar negeri.

Destinasi wisata di Asia akan menjadi tujuan utama warga Tiongkok untuk dikunjungai. Meski demikian para pakar mengingatkan bahwa pariwisata China dan permintaan perjalanan masih akan tertekan.

Mobilitas turis China ke luar negeri juga bergantung pada pelonggaran kebijakan negara tujuan. “Ini membutuhkan waktu berbulan-bulan. Dan kemajuan besar tidak akan terjadi secara merata.”

 

Rin Hindryati