SUBANG, Bisniswisata.co.id: Usai bersenang-senang menikmati pemandangan Tangkuban Perahu, pulangnya malah berakhir duka. Nasib malang itu menimpa rombongan wisata dari Koperasi Permata di Kampung Legoso, Kelurahan Pisangan Timur, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Akibat Bus pariwisata bernopol F 7959 AA yang ditumpanginya terguling ditanjakan Emen Subang Jawa Barat.
Kecelakaan maut itu menyebabkan 27 nyawa melayang. “Betul korban kecelakaan di Tanjakan Emen, Subang sebagian adalah warga Kampung Legoso, Kelurahan Pisangan Timur,” kata Lurah Pisangan Timur Idrus Asenin yang merasa prihatin dan terpukul dengan kejadian itu.
Menurut lurah, rombongan berangkat dari Kampung Legoso menggunakan tiga unit bus pariwisata menuju Lembang untuk melaksanakan rapat tahunan anggota (RAT) koperasi tersebut. “Mereka kalau tidak salah melakukan RAT di Lembang, Bandung setelah dari Tangsel. Setelah itu rombongan mampir sebentar ke Ciater, Subang juga menikmati pemandangan Tangkuban Perahu,” ujarnya.
Rombongan anggota koperasi yang ikut berwisata sekitar 150 orang dengan naik tiga bus pariwisata. Satu mobil bus diisi sekitar 59 kursi. Bus yang kecelakaan adalah bus nomor satu yang dikemudikan Amirudin (32), warga Kampung Laladon, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Polisi menyebut bus sempat berjalan tak terkendali, sewaktu melintas jalan Tanjakan Emen yang menurun dan berkelok berjalan tidak terkendali menabrak kendaraan sepeda motor Honda Beat nopol T 4382 MM (identitas pengendara belum teridentifikasi). “Karena cuaca sedang bagus, jadi diduga rem blong. Tercatat 27 korban meninggal dunia. Saat ini sedang pendataan,” kata Kapolres Subang AKBP Muhammad Joni, Ahad (11/02/2018).
RSUD Subang mengonfirmasi jumlah korban meninggal akibat kecelakaan bus di Tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat mencapai 27 orang. “Korban meninggal 27 orang, penumpangnya semua ibu-ibu,” ujar Kasubag Humas RSUD Subang Mamat Budirakhmat, Minggu (11/2/2018).
Hingga saat ini pihak RSUD Subang juga masih melakukan perawatan intenstif terhadap korban lainnya. Korban luka-luka sebanyak 18 orang, 2 di antaranya dalam kondisi kritis.
Keluarga korban sudah berdatangan untuk memastikan kondisi yang dialami anggota keluarga mereka yang ikut dalam rombongan bus pariwisata tersebut.
Bus yang berisi rombongan Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat, Tangerang Selatan ini sedang berwisata ke Gunung Tangkuban Parahu. Saat akan pulang melalui Subang, tepatnya di Tanjakan Emen, bus oleng dan menabrak sepeda motor hingga akhirnya menabrak tebing dan terguling.
Untuk memastikan penyebab kecelakaan itu, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman dengan meminta keterangan para saksi. Dan kasus kecelakaan maut di tanjangan Emen Subang, hampir setahun tahun terjadi kecelakaan yang menyebabkan korban meninggal massal cukup banyak. Sayangnya, kasus kecelakaan ini tidak menjadi pelajaran bagi pengemudi bus juga minimnya rambu peringatan.
Cerita Warga
Tanjakan yang memiliki medan cukup terjal ini juga memiliki cerita tersendiri bagi warga sekitar. Bahkan, nama Tanjakan Emen diambil dari nama seorang sopir angkot pemberani jurusan Bandung-Subang.
Berdasarkan cerita warga sekitar, Emen kala itu tengah mengendarai angkot yang membawa ikan asin dari Ciroyom Bandung menuju Subang pada malam hari. Namun, sesampainya di jalur tersebut, Emen mengalami kecelakaan hingga membuatnya meninggal dunia pada tahun 1964. Sejak saat itu, tanjakan itu dikenal dengan Tanjakan Emen.
Bahkan, sejak kecelakaan itu terjadi, warga mempercayainya akibat ulah si “Emen”. Tidak hanya itu, polisi sekitar juga mengatakan kecelakaan ringan maupun berat kerap terjadi di jalur tersebut.
Sejak kecelakaan Emen itu, warga mulai mengaitkan “Tanjakan Emen” yang persisnya terbentang sebelum jalan menuju pintu objek wisata air panas Ciater dengan cerita mistis. Meski demikian, sopir juga diminta memperhatikan kendaraan saat hendak melintasi jalur yang memiliki kontrol jalan menanjak dan menurun tersebut.
Namun juga ada versi lain soal “Tanjakan Emen” itu. Berdasarkan versi tersebut, Emen menjadi korban tabrak lari. Bukannya ditolong, tetapi mayat si “Emen” malah disembunyikan di rimbun pepohonan sekitar tanjakan itu. Namun, dalam versi ini tidak diketahui waktu kejadiannya.
Ada yang menyebut, dulu tahun 1970 terjadi kecelakaan menewaskan Emen, kenek truk. Konon Emen terseret bus saat sedang memperbaiki kendaraannya yang mogok. Sejak itulah kerap muncul ‘penampakan’ serta sering terjadi kecelakaan. Kisah lainnya, Emen korban tabrak lari yang mayatnya dibuang di semak-semak sebelum ditemukan. Arwah Emen pun penasaran dan kerap muncul di lokasi kejadian.
Namun apapun mitosnya, selain kecelakaan yang menewaskan 27 anggota rombongan dari Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) dengan bus pariwisata Premium Fassion nomor polisi F 7959 AA, pada 2014 jalur tersebut juga memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Kecelakaan itu menimpa mobil yang membawa 54 siswa SMA Al Huda Cengkareng, Jakarta. Dalam kecelakaan itu, delapan siswa meninggal dunia di lokasi kejadian. Kemudian, 17 orang siswa mengalami luka berat dan sisanya luka ringan. Bahkan, korban kecelakaan yang terjadi kemarin tampak mengenaskan. Jenazah terlihat berhamburan di luar bus. Begitu juga korban yang terjepit badan bus.
Masyarakat yang percaya pada mistis, akan melempar uang receh atau rokok saat melintas di tempat tersebut dengan harapan tidak mengalami kecelakaan. Padahal, lokasi tanjakan tersebut memang rawan kecelakaan. Namun masih saja banyak yang menganggap arwah Emen gentayangan hingga membuat sering terjadi celaka. (BBS)