JENEPONTO, bisniswisata.co.id: Bentang alam Jeneponto di pesisir selatan Sulawesi Selatan, membuatnya tak banyak lahan subur. Lokasinya yang memanjang mengikuti garis pantai, membuat Jeneponto memiliki banyak stepa. Namun, di pedalaman, kabupaten ini memiliki wilayah hutan hujan tropis di lereng pegunungan Baturappe-Lompobatang.
Kuda mendominasi stepa Jeneponto. Namun pariwisata segera menyegarkan Jeneponto. Unggahan Instagram Gubernur Nurdin Abdullah di akun Instagramnya @nurdin.abdullah, menunjukkan potensi wisata yang luar biasa. Ia mengatakan: “Ini bukan di Bali, tapi di Jeneponto Sulawesi Selatan,” papar Gubernur Sulsel seperti dilansir laman Tempo, Selasa (03/09/2019).
Kitesurfing salah satu olahraga seluncur air dengan menggunakan parasut sebagai penariknya. Ada yang pernah coba dan sudah berkunjung ? letaknya di Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, Kab. Jeneponto !@indonesia_kitesurfing. Happy Weekend. #visitsulsel.”
Terang saja, membuat penasaran. Rupanya, di Mallasoro terdapat sebuah resor Batikite Resort, yang alami. Tiupan angin kencang yang konstan membuat kegiatan surfing kite pas dilakukan di pantai itu. Dan rupanya, Jeneponto memiliki potensi wisata besar yang butuh penanganan dan promosi yang oke.
#. Batu Siping
Objek wisata ini menawarkan keindahan bentuk batu yang unik. Batu Siping lokasinya di Desa Garasikan. Nama objek wisata ini diambil dari Bahasa Makassar yang artinya sempit. Hamparan bebatuan yang ada di sana tercipta dari proses alami yaitu abrasi laut di sekelilingnya. Kawasan bebatuan karst ini sejatinya mirip dengan Bukit Rammang-Rammang di Kabupaten Maros. Bedanya, Rammang-Rammang berlatar gunung dan areal persawahan, sedangkan Batu Siping berlatar pesisir laut. Bagi pencinta dunia fotografer, objek yang satu ini wajib banget untuk dujadikan objek foto.
#. Wisata Pantai
Ada tiga pantai dyang menarik di Jeneponto. Pantai Biringkassi, Pantai Garassikang dan Pantai Tamarunang. Ketiga pantai ini memiliki ciri khas tersendiri
Di Pantai Biringkassi di jalan HV Worang, Kecamatan Binamu bisa menikmati keindahan pantai ini, dari atas jembatan panjang ditiup semilir angin yang sepoi-sepoi yang membuat suasana menyegarkan. Pantai Garassikang diwarnai pemandangan indah dengan gugusan bebatuan yang berdiri kokoh . Sayangnya pantai ini kurang perawatan. Pantai Tamarunang juga bisa nikmati laut bebas dan pemandangan yang menakjubkan.
#. Batikite Resort
Batikite Resort berada di Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala. Resor ini dibangun warga negara Prancis, Regies dan Alice. Mereka 20 tahun berkelana hanya untuk memburu angin, lalu mengembangkan parasut dan berselancar di atas ombak. Mereka memburu angina dari Zanzibar, Thailand, hingga Bali. Namun akhirnya jatuh cinta dengan Pantai Mallasoro. “Anginnya konstan, terbaik se-Asia Tenggara dan nomor 10 dunia” ujar Regies. Resor yang ia bangun, bersuasana rumah Makassar. Menurutnya, kitesurfing mengangkat nama Jeneponto sebagai destinasi wisata olahraga. Villa Batikite Resort dibangun pada tahun 2018 kemudian tamu baru berkunjung mulai Juni 2019.
#. Danau Sinalu Bulu Jaya
Lokasi Danau ini dapat dilihat dari Bukit Sinalu Bulu Jaya berada di Kecamatan Bangkala. Bukit ini menawarkan pemandangan yang asri, berupa hamparan rerumputan yang luas serta sebuah danau. Wisatawan biasanya datang hanya duduk bersantai atau berswafoto. Lokasinya belum populer, sepi, dan sangat nyaman untuk menikmati sore. Meski tidak sebesar Danau Toba yang ada di Sumatera Utara, Danau Bulu Jaya juga gak kalah menarik untuk dikunjungi. Tempat yang asri ditambah air danau yang bersih, membuat tempat ini sering didatangi pengunjung, walaupun sekedar hanya untuk berfoto.
#. Lembah Hijau Rumbia
Sebagai pelengkap air terjun Tama’lulua menginaplah di Lembah Hijau Rumbia. Lokasinya berada di Dusun Boro, sekitar 27 kilometer dari Bontosunggu, ibu kota Jeneponto. Lembah Hijau Rumbia masih satu kawasan dengan air terjun Tama’lulua. Berada di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut, membuat Lembah Hijau Rumbia tak seperti pesisir selatan Jeneponto. Wisata alam ini bangunannya sepenuhnya menggunakan bambu, yang dibangun oleh warga sekitar. Selain digunakan untuk membangun penginapan, pohon-pohon bamboo itu dirawat untuk menghadirkan suasana yang asri. Pengelola juga sudah menyiapkan berbagai macam fasilitas agar pengunjung semakin betah. Tersedia aneka permainan seperti kolam renang, flying fox, dan outbound bagi orang dewasa maupun anak-anak. Selain itu ada juga vila, kafe, kios suvenir, dan kebun stroberi. Baik Lembah Hijau Rumbia maupun air terjun Tama’lulua, keduanya berada di Bukit Bosolo, yang menjadi destinasi wisata alam utama di Jeneponto.
#. Air Terjun Tama’lulua
Air Terjun Tama’lulua mengundang para petualang. Air terjun ini memang bukan untuk mereka yang gemar berwisata nyaman. Air terjun yang berada di Desa Ramba, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan tersebut memiliki keindahan yang berbeda dengan air terjun lainnya yang ada di Indonesia. Lokasinya sekitar 25 km dari kota Jeneponto. Dari awal perjalanan para wisatawan harus menempuh jalur pendakian yang cukup melelahkan, namun sepanjang perjalanan, mata dimanja suasana hutan tropis yang asri. Gradasi warna hijau muda hingga hijau tua dan kelabu dari perbukitan yang ada di sekitarnya akan tersaji membuat tracking serasa perjalanan wisata. Sesampai di air terjun, wisatawan dihadapkan dua pilihan: hanya melihatnya dari atas bukit, atau turun ke bawah menikmati kesegarannya.
Selain itu juga ada Air Terjun Tuang Loe yang gak kalah keren deh dengan air terjun lainnya di Indonesia. Namanya air terjun Tuang Loe. Objek wisata alam ini juga menawarkan view yang kece badai. Gak cuma itu, air terjun ini juga sangat jernih dan asri. Kalau kamu mau ke sini lokasinya berada di Desa Datara, Kecamatan Bontoramba. Ingat, harus hari-hati ya kalau ke sini, soalnya batuan cadas agak curam.
#. Pulau Libukang
Gak cuma di Sinjai aja nih yang punya pulau kece, di Jeneponto juga ada Pulau Libukang yang cocok jadi destinasi liburan kamu. Gak cuma menawarkan panorama yang indah, seperti pasir putih dan airnya yang jernih, di sini juga ada makam leluhur warga Pulau Libukang yang sering disebut Puang Hawang. Saat bulan puasa tiba, masyarakat setempat juga melakukan tradisi temurun-temurun yaitu nyekar. (ndy)