MAGELANG, bisniswisata.co.id: Menyiapkan fasilitas sesuai protokol kesehatan dan simulasi layanan tidak cukup. Uji coba lapangan dan nampaknya perlu tambahan “guide” dengan kompetensi “plus- plus”.
Selain memiliki kemampuan dasar guiding, dia harus memiliki kemampuan sebagai pelaku praktis dan pengawas pelaksanaan protocol COVID-19. Tak cukup menyiapkan SDM berkompetensi, destinasi, pengelola objek wisata juga harus siap manajemen krisisnya.
” Sektor pendukung kesehatan sudah tersedia dengan layak, siap tidak. Guide tidak hanya mendampingi wisatawannya saja, juga mengawasi pelaksanaan jaga jarak, pakai masker, cuci tangan. Ya guide, ya satpam ya cleaning service, siap? ” Gubernur Jateng Ganjar Pranowo balik bertanya dalam webinar yang diselenggarakan PATA Indonesia Chapter bertajuk Tourism Forum Road to PATA Indonesia Adventure Travel Mart (PIATM) 2020-2021.
Webinar diikuti antara lain Bupati Magelang, Zaenal Arifin, Bappeda Jepara mewakili Bupati Jepara, Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur, Agus Rochiyardi, Ketua BPPD Jawa Tengah, Sugeng Sugiantoro dan Claudia Ingkiriwang komisaris platform Pigijo.com, selain pejabat dari Kementerian Parekraft dan Kementerian Bidang Kemaritiman dan Investasi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi.
Kehati- hatian perlu disikapi dengan baik dan benar sebelum membuka destinasi wisata dalam situasi pandemi. Pasalnya kepariwisataan itu, intinya kepercayaan dan kemanusiaan, kekeliruan berdampak fatal. “Oleh karenanya, saya tidak mau grasa- grusu,” papar Ganjar.
Berbicara wisata petualangan, Jawa Tengah gudang dengan beargam alternatif, menurut Ganjar. Kuncinya, kesiapan SDM khususnya guide. Pergeseran pasar membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat selaku guide, pendamping wisatawan sekaligus mengawasi kepatuhan penikmat wisata di wilayah Jateng. Dan perlu lebih banyak uji coba, tegasnya lebih lanjut.
Ujicoba Borobudur
Terkait kesiapan Jawa Tengah membuka objek wisata dalam masa pandemic COVID-19, manajemen pengelola Taman Wisata Candi melaksanakan uji coba pembukaan operasional kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, selama dua minggu mulai Kamis (25/6/2020).
Pembukaan ini dilakukan setelah melalui tiga tahap simulasi protokol kesehatan bebas COVID-19 yang telah dilaksanakan pada tanggal 10, 16 dan 18 Juni 2020 sehingga mendapat ijin untuk melaksanakan uji coba dimaksud dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Provinsi Jawa Tengah, ungkap Agus Rochiyardi, Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur.
Sebagai destinasi super prioritas pengelola telah menerapkan standar protokol kesehatan dan menyatakan kesanggupan untuk memenuhi tujuh prinsip protokol kesehatan yang telah ditentukan sebagai syarat dalam pemberian ijin uji coba, papar Zaenal Arifin, Bupati Magelang.
Di Taman Wisata Candi (TWC) lakukan pembatasan pengunjung hanya 10 sampai 15 persen atau maksimal 1500 orang per hari yang pelaksanaannya dimonitoring tim dari Pemerintah Derah. Untuk mengurai antrian pengunjung di loket, pembelian tiket secara langsung dibatasi sebesar 70 persen dan sisanya 30 persen dapat dilakukan melalui reservasi online. Jam operasional TWC Borobudur selama masa uji coba dimulai dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB.
Dalam penerapan visitor management, PT TWC bekerjasama dengan Balai Konservasi Borobudur untuk pengaturan kunjungan di Zona 1 Candi Borobudur.
Dengan dilakukan uji coba pembukaan operasional ini, PT TWC berharap dapat memberikan dampak pada lingkungan serta menjadi barometer untuk bangkitnya industri pariwisata Indonesia di tengah pandemi COVID-19.