JAKARTA, bisniswisata.co.id: Liburan akhir tahun 2018, tidak menggembirakan bagi dunia penerbangan nasional. Penyebabnya terjadi penurunan penumpang hingga 7,8 persen. Penurunan ini sangat mengejutkan, mengingat setiap memasuki liburan penutup tahun terjadi lonjakan penumpang. Penyebabnya?
“Penurunan trafik penumpang di beberapa bandara Angkasa Pura I disebabkan harga tiket yang cukup tinggi, kemahalan apalagi semakin banyaknya pilihan moda transportasi lain seiring dengan jalan tol trans Jawa mulai dioperasionalkan,” lontar Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam keterangan resminya, Rabu (9/1/2019).
Selain itu, sambung dia, adanya kekhawatiran sebagian masyarakat untuk melakukan perjalanan udara akibat beberapa peristiwa bencana alam yang terjadi di beberapa daerah dan insiden kecelakaan transportasi udara di tahun 2018, yang menyebabkan trauma bagi sebagian masyarakat.
Dilanjutkan, angka penurunan penumpang udara itu berdasarkan perhitungan selama 18 hari, mulai 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019 di 13 bandara yang dikelola Angkasa Pura I.
“Secara persentase, angka ini turun 7,8 persen dibandingkan trafik libur Natal dan Tahun Baru 2018 yang tercatat sebanyak 4,97 juta penumpang. Namun, pengitungan ini diukur dalam kurun waktu 22 hari, 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018,” jelasnya.
Ditambahkan tahun ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi penyumbang trafik tertinggi dengan melayani 1,24 juta penumpang, tumbuh 18,5 persen dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 1,04 juta penumpang.
Puncak kedatangan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, terjadi pada 22 Desember 2018, di mana sebanyak 74.611 penumpang datang dan berangkat menggunakan 484 pesawat udara.
Sementara pergerakan penumpang di Bandara Sam Ratulangi, Manado, pada musim libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 mengalami penurunan dibanding musim liburan tahun sebelumnya yakni turun sebesar sebesar 21% dengan total sekitar 120.191 penumpang. Pergerakan pesawat dan kargo juga merosot, untuk pesawat turun 16% dengan total 1.163 dan kargo turun sebesar 7% atau dengan total 673 ton dibandingkan periode Nataru tahun 2017/2018.
General Manager Bandara Sam Ratulangi Minggus E.T Gandeguai menjelaskan rata-rata per hari pergerakan penumpang sejumlah 6.677 penumpang, pergerakan pesawat sejumlah 68, dan kargo sejumlah 37 ton. Puncak arus mudik sendiri terjadi pada H-4 Natal (21/12/2018) pergerakan penumpang mencapai 8.898 pax dan puncak arus balik terjadi pada H+4 Tahun Baru 2019 (5/1/2018) sebesar 7.095 penumpang. On Time Performance (OTP) rata-rata sebesar 72%.
“Meskipun jumlah pesawat dan kargo mengalami penurunan dibanding musim libur Natal dan Tahun Baru 2017/2018, namun pelayanan angkutan udara terpantau semakin baik. Dapat disampaikan bahwa tidak ada kejadian menonjol yang mempengaruhi operasional bandara maupun penerbangan selama periode Natal dan Tahun Baru 2018/2019,” kata Minggus.
Berdasarkan hasil evaluasi masa Penyelenggaraan Angkutan Nataru 2018/2019, telah berjalan dengan lancar, tertib, aman, dan kondusif. Penutupan Posko Terpadu ini dihadiri perwakilan dari Otoritas Bandara, personel dari TNI Polri, Kantor Kesehatan Pelabuhan, BMKG dan lainnya.
“Secara khusus saya ingin memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para pihak yang telah memberikan pelayanan terbaik dalam rangka mengoptimalkan jasa pelayanan udara dalam pelaksanaan Angkutan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 di Bandara Sam Ratulangi sesuai dengan Standart Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku,” ujarnya. (EP)