NEW DELHI, bisniswisata.co.id: Sejak 6 April 2019, film Hotel Mumbai tayang di bioskop-bioskop Indonesia benar-benar membludak dibandingkan di negara lain. Film yang disutradari oleh Anthony Maras dan diperankan Dev Petel, Armie Hammer, Nazanin Boniadi serta Amandeep Singh, film ini mendapat perhatian masyarakat Tanah Air.
Film ini terinspirasi dari kisah nyata mengenai penyerangan dan pemboman para teroris yang terjadi di India pada 26 November 2008. Tragedi ini menewaskan 200 orang, termasuk para wisatawan domestik maupun mancanegara dan menjadi salah satu serangan teroris yang paling buruk di sejarah India.
Serangan ini terjadi di beberapa tempat di Mumbai India, yakni Stasiun Kereta Api Chhatrapati Shivaji Terminus, Hotel Oberoi, Hotel Taj Mahal Palace, Kafe Leopold, Rumah Sakit Cama, dan gedung pusat komunitas Yahudi Mumbai Chabad House.
Memasuki minggu ketiga pemutaran di Indonesia, Hotel Mumbai masih dipadati penonton. Dalam durasi 125 menit, penonton diajak ikut merasakan ketegangan di The Taj Mahal Hotel, yang merupakan lokasi utama tragedi berdarah tersebut terjadi.
Mengetahui filmnya sukses di Indonesia, salah satu pemeran utama film, Nazanin Boniadi menyampaikan terima kasihnya melalui akun Twitter miliknya. “Terima kasih atas dukungannya #Indonesia #HotelMumbai,” tulisnya dalam bahasa Indonesia.
Kemudian ia menyampaikan keinginannya mengunjungi Indonesia dan menemui penggemarnya di Tanah Air. “Who knew I had so many friends in Indonesia? Thanks for all the support! I see you and I look forward to visiting someday (siapa sangka saya punya banyak teman di Indonesia? Terima kasih untuk semua dukungan! Saya akan menemui kalian dan berharap bisa mengunjungi (Indonesia) suatu saat nanti),” ucapnya sambil menambahkan emoticon berbentuk hati.
Film Hotel Mumbai memulai debutnya di Toronto International Film Festival pada 7 September 2018. Buat penyuka film thriller, lebih baik menonton saja mumpung masih ada di bioskop!
Bekerja sebagai pelayan hotel, Arjun (Dev Patel), sangat membutuhkan uang untuk biaya persalinan anak keduanya. Mereka sekeluarga hidup sangat kekurangan namun saling menyayangi. Karena itulah, Arjun berusaha kerja sekeras mungkin supaya bisa membiayai persalinan tersebut.
Pada hari dimana Arjun bekerja, ada beberapa tamu VIP yang menginap di hotel tempat dia bekerja. Mereka adalah Zahra (Nazanin Boniadi), suaminya David (Armie Hammer), Sally (Tilda Cobham), dan Vasili (Jason Isaacs). Arjun dan beberapa pegawai hotel lainnya kemudian ditunjuk untuk bertugas melayani para tamu tersebut.
Tanpa aba-aba, tiba-tiba puluhan warga dari luar berdatangan ke hotel minta bantuan. Para karyawan hotel pun kebingungan dengan datangnya warga yang panik minta perlindungan. Arjun yang saat itu sedang berada di restoran hotel berusaha tetap menjalankan pekerjaannya tanpa terpengaruh walau sebenarnya dia tahu ada yang tidak beres.
Tiba-tiba saja, semua orang di hotel ditembak oleh empat teroris yang membawa senjata lengkap. Mereka menembak siapa saja yang masih hidup. Tidak dibiarkan satu pun luput dari tembakan. Teriakan dimana-mana, semua orang panik berusaha menyelamatkan diri.
Di tengah kekacauan dan penyerangan tiada henti, Arjun dan beberapa pegawai hotel lain berusaha untuk menyelamatkan para tamu. Mereka rela mempertaruhkan nyawa untuk tetap berada di hotel di saat seharusnya mereka bisa saja kabur. Dengan sisa tamu yang masih selamat, mereka berusaha mencari jalan keluar.
Hanya mengambil sudut pandang beberapa pemeran saja, film “Hotel Mumbai” sudah cukup memberikan gambaran mencekam seperti apa kejadian penyerangan pada saat itu. Dibawa tegang dari awal sampai akhir, kamu yang nonton gak akan punya waktu untuk berpaling sebentar saja dari filmnya.
Sinematografinya rapi, visualisasi yang ditampilkan kelihatan sekali sudah dipersiapkan dengan baik. Tak banyak skoring, film “Hotel Mumbai” punya caranya sendiri membuat bulu kuduk berdiri tanpa perlu backsound yang berlebihan.
Sejak penyerangan dimulai, penonton dibawa menebak sendiri siapa yang selamat dan yang tidak. Dan memikirkannya sukses membuat penonton frustrasi. Penonton seakan gak diberi kesempatan untuk bernafas lega.
Aksi teror di Kota Mumbai dimulai dari stasiun. Dua teroris menembak orang-orang yang ada di stasiun. Lalu berlanjut dengan melakukan aksi teror di jalanan Kota Mumbai. Tak hanya itu, dua teroris juga meledakkan bom di sebuah restoran yang dekat dengan Hotel Taj. Setelah itu, baru keempat teroris melakukan aksi teror secara brutal di Hotel Taj.
“Hotel Mumbai” begitu intens dan menegangkan. Tidak banyak plot hole yang bisa dibantah, kecuali saat dua polisi yang menerobos masuk dan malah bersikap begitu kasar pada tawanan. Selanjutnya, Dev Patel dan Anupam Kher merupakan ujung tombak yang membuat Hotel Mumbai bukan hanya penuh adrenalin, tapi juga kesedihan. (NDY)