MANGUPURA, bisniswisata.co.id: Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Provinsi Bali, beroperasi normal di tengah erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali. Erupsi strombolian dengan dentuman keras sempat terjadi Rabu (3/7) malam menyebabkan kebakaran hutan di lereng timur dan selatan gunung berapi tertinggi di Pulau Dewata.
Aktivitas seismik Gunung Agung berlanjut hingga Selasa (3/7). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadi dua kali erupsi. Pertama terjadi dini hari berdurasi lama, sekitar tujuh menit. Kolom abu teramati berwarna putih hingga intensitas tebal condong ke barat setinggi dua ribu meter. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 21 milimeter (mm).
Kedua erupsi berdurasi tiga menit dan 38 deetik denan tinggi kolom abu teramati dua ribu meter di atas puncak. Amplitudo maksimum 24 mm dan kolom abu tebal condong ke barat.
Manajemen PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menginformasikan bandara masih beroperasi normal. Pantauan Satelit Himawari sampai pukul 10.00 WITA menunjukkan arah angin dan sebaran abu vulkanis yang mengarah ke barat belum menutupi kawasan ruang udara bandara.
“Hasil paper test sampai pukul 09.00 WITA menunjukkan hasil nihil atau tidak digunakan debu vulkanis,” kata kata Communication and Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Selasa (3/7).
Pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak terkait meminitor penyebaran debu vulkanis secara berkala. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Direktorat Navigasi Penerbangan, AirNav Indonesia, dan seluruh maskapai tak ketinggalan dilibatkan. “Rencana kontingensi pun sudah diantisipasi untuk tetap memberi pelayanan maksimal kepada penumpang dalam masa siaga ini,” katanya.
Dilanjutkan, hingga kini debu vulkanik belum mengarah ke bandara. Sehingga penerbangan dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai masih berjalan normal dan tidak ada rencana penutupan.
Batal
Di tempat terpisah, Maskapai Citilink Indonesia dan salah satu entitas Lion Air Group, Wings Air membatalkan aktivitas penerbangan dari dan ke Bandara Banyuwangi, dan Bandara Notohadinegoro, Jember, Jawa Timur.
Hal itu dilakukan sesuai pengumuman resmi dari otoritas bandara atau Notice to Airmen (Notam) yang memperpanjang waktu penutupan operasional bandara (closed aerodrome). Jika sebelumnya Bandara Blimbingsari Banyuwangi ditutup mulai pukul 03.40 WIB sampai 05.00 WIB dan Bandara Jember ditutup mulai pukul 05.48 WIB hingga 06.00 WIB, kini keduanya diperpanjang hingga pukul 15.00 WIB.
Dalam keterangan tertulis, Wings Air menyampaikan kondisi itu terjadi karena dampak erupsi dan aktivitas yang mengalami peningkatan dari Gunung Agung, Karangasem, Bali. “Material abu vulkanik dapat merusak pesawat, sehingga membahayakan penerbangan,” ujar Corporate Communications Strategic of Wings Air Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulis, Selasa (3/7).
Dalam menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan, operasional Wings Air mengalami penyesuaian dengan kondisi tersebut pada beberapa penerbangan. Wings Air membatalkan masing-masing dua penerbangan domestik di dua bandara tersebut.
Maskapai akan melakukan penanganan kepada seluruh pelanggan yang terkena dampak pembatalan penerbangan. Pertama, berupa pengembalian dana dengan pemotongan biaya administrasi 10 persen dari harga tiket yang dibayarkan pelanggan. Kedua, perubahan jadwal penerbangan dengan tanpa dikenakan biaya tambahan.
Citilink Indonesia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Banyuwangi karena adanya sebaran abu vulkanik pascaerupsi Gunung Agung. Hingga saat ini, Citilink Indonesia masih terus berkordinasi secara ketat dengan seluruh pemangku kepentingan penerbangan dari Bandara Banyuwangi untuk memantau kondisi di lapangan.
Pembatalan dua penerbangan tersebut terhitung mulai Selasa 3 Juli 2018 dan akan kembali beroperasi setelah dinyatakan aman oleh regulator atau dicabutnya notam tersebut. (redaksi@bisniswisata.co.id)