INTERNATIONAL NEWS

Pelancong Wanita Muslim Bertambah & Jadi Segment yang Tidak Bisa Diabaikan

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Para pelancong wanita Muslim umumnya mencari hal-hal yang sama yang diinginkan oleh semua pelancong wanita di seluruh dunia yaitu  keselamatan dan keamanan terutama, juga pilihan makanan sehat dan pengalaman ritel yang baik.

Sebagian besar dari mereka saat bepergian juga tidak lupa untuk menjaga waktu sholat, makanan halal dan hal-hal yang berkaitan dengan keimanannya termasuk fasilitas keagamaan yang mudah diakses dan menawarkan ruang sholat khusus wanita termasuk layanan spa atau salon kecantikan khusus wanita.

Mengutip survey Mastercard-CrescentRating, tahun 2018, ada 140 juta pelancong Muslim internasional dan jumlahnya diproyeksikan akan hampir dua kali lipat pada tahun 2026. Sejauh ini belum ada survey terbaru yang diumumkan setelah dunia dilanda pandemi global COVID-19.

Hampir setengah dari pelancong Muslim ini atau  63 juta orang adalah kaum wanita yang menghabiskan sekitar US$ 80 miliar untuk perjalanan mereka. Dua pertiga dari populasi ini berusia 40 tahun atau lebih muda, menunjukkan kekuatan yang meningkat yang dimiliki Muslimah di pasar perjalanan global. 

Pelancong wanita Muslim biasanya bepergian dengan keluarga mereka (71%) termasuk anggota keluarga pria dan wanita.  28% responden telah melakukan perjalanan solo travelling dan beberapa telah bepergian dalam kelompok yang semuanya perempuan (29%). 

Tidak mengherankan, mayoritas mengidentifikasi mereka dengan lebih dari satu profil. Pelancong wanita Muslim paling berpengaruh dalam membuat keputusan perjalanan ketika  mereka melibatkan keluarga mereka dan pasangan. 

Baik dia sebagai anak perempuan, ibu atau pasangan dalam keluarga maka keputusan dalam membuat jadwal kegiatan dan tujuan ( itenerary ) adalah ditangan mereka dibandingkan dengan ketika mereka bepergian dengan orang lain.

Di Indonesia, pelancong wanita Muslim jika berwisata dengan keluarga akan memperhatikan detil program dan mengunjungi tempat-tempat yang menjadi destinasi favorit namun tentu saja prioritasnya adalah makanan halal dan dekat tempat sholat.

” Biasanya kita tinggal menghubungi travel agent dengan itenerary yang sudah disusun sesuai keinginan keluarga sehingga mereka yang tinggal urus mulai dari pilihan hotel hingga restoran, obyek wisata  hingga guide yang friendly Muslim,” ungkap Lyra Puspa, pendiri Vanaya Coaching International.

Untuk shalat, Lyra mengaku yang penting justru bisa berwudhu karena saat di perjalanan dia tinggal cari pojokan yang tenang di airport negara-negara non Muslim yang tidak menyediakan tempat ibadah.

” Tapi pernah juga di Great Wall, China kami shalat berjamaah di lokasi piknik  Rest Area dan jadi tontonan orang,” katanya mengenang.

Coach dari para CEO berbagai perusahaan di Indonesia ini kerap menjadi pembicara di mancanegara sehingga jika diminta mengisi conference atau pergi dengan tujuan bisnis maka hotel biasanya sudah dipesan oleh pihak panitia penyelenggara atau mitra bisnisnya di lokasi event.

“Makanan saya selalu request halal food dan fasilitas yang Friendly Muslim dan panitia yang tinggal urus,” ujar wanita bergelar PhD bidang Neuroscience in Psychology.

Jika sebagai peserta conference, permintaannya juga sama dan biasanya minta hotel di tempat event berlangsung atau hotel yang berdekatan karena Lyra mengaku untuk urusan konferensi dan bisnis fokus pada kegiatannya saja tidak mencampurkan agendanya dengan mengunjungi tempat wisata.

“Alhamdulillah sering bepergian ke luar negeri sebelum COVID-19 dan juga untuk urusan kuliah,” kata Lyra yang rajin kuliah formal di empat negara dan sampai tahun 2020 ini masih rajin kuliah a.l di Massachusetts Institute of Technology.

“Kalau kepentingan kuliah sudah ada langganan apartment dekat kampus. Makanan beli stok froozen atau setengah jadi dan tidak mengandung babi maupun non-lard. Kalau pas kuliah di AS atau di Inggris saat malas masak cari halal resto, atau kalo susah cari vegetarian resto,” ungkapnya. 

Lyra Puspa ( kiri) dan Rifda Agrinex, pengusaha wanita yang kerap solo travelling ke mancanegara ( foto. Dok. pribadi)

Pengusaha wanita lainnya yang kerap travelling adalah Rifda Ammarina yang suka disapa dengan nama Rifda Agrinex karena menjadi penggagas dan penyelenggara tahunan Agrinex, sebuah expo agribisbis yang setiap tahun diselenggarakan di Jakarta Convention Center ( JCC).

Wanita Muslimah yang kerap travelling ke mancanegara ini mengatakan hal yang menjadi perhatiannya saat bepergian adalah mulai dari penjemputan di bandara.

Pendiri Performax, event organizer ( EO) yang setiap tahun menggelar pameran pertanian bergengsi di Tanah Air dan sudah berlangsung selama 12 tahun ini mengatakan keamanan dan kenyamanan menjadi perhatiannya baik yang sifatnya aktivitas maupun dalam hal beribadah.

Oleh karena itu setiap kali bepergian ke mancanegara maka dia akan menyusun programnya dengan detil apalagi dinegara non Muslim sehingga fokusnya adalah fasilitas Friendly Muslim disemua lini hotel, restaurant, tempat shalat dan termasuk destinasi wisata.

“Pilihan restoran selain makanannya  harus halal dan mudah diakses juga lingkungannya bersih,” kata wanita yang tengah mempersiapkan Kampung Agrinex, di Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten sebagai obyek wisata.

“Kalau pilihan hotel tergantung lama tinggalnya. Tapi lebih sering kalau business trip pilih hotel di pusat kota ( city centre) karena kemudahan transportasi. Buat saya  view yang indah dari kamar bisa menikmati taman, misalnya, juga menjadi prioritas,” kata Rifda.

Ketika melakukan  solo travelling, kata Rifda, bisa diagendakan untuk leisure juga apalagi ada obyek-obyek wisatanya yang populer didunia maka Rifda akan memprioritaskan pula kunjungan ke kebun raya, taman kota dan factory outlet.

“Masjid terkenal seperti Masjid Camii di Tokyo atau disebut Tokyo Mosque, sebagai salah satu masjid tertua di Jepang yang dibangun pada dekade 1930-an pasti saya kunjungi saat berada di sana,” kata Rifda.

Mengaku tidak suka ke tempat-tempat hiburan malam atau tempat dugem, Rifda  juga sangat selektif dengan pilihan restoran termasuk yang sudah berlabel halal karena bukan soal tidak menyajikan alkohol dan daging babi saja.

Alumni Institut Pertanian Bogor ( IPB) yang berpengalaman bekerja di industri pangan dan menjadi public relations manager hingga akhirnya menjadi pengusaha EO ini bahkan tengah mengembangkan obyek wisata halal yaitu Kampung Agrinex, Pandeglang.

Wisata kebun adalah sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan yang bahkan setelah pandemi global COVID-19 melanda dunia akan menjadi pilihan berwisata banyak orang.

“Indonesia sudah menjadi tujuan wisata halal jadi untuk mempromosikannya dan agar tidak kontraproduktif, harus benar-benar dipersiapkan dengan baik mulai dari promosi sehingga persiapan destinasinya,” 

Dia berharap lima tahun ke depan cetak biru kampung Agrinex Pandeglang yang sedang dibangunnya bisa terwujud termasuk penjualan villa di dalamnya  karena bisa dikomersialkan untuk pengunjung agrowisata, peserta pelatihan dan Keluarga Santri.

Rifda optimistis tekadnya membangun fasilitas agrowisata Kampung Agrinex terwujud meski kini menghadapi tantangan akibat pandemi global. Keyakinan sebagai negara tujuan halal tourism, di dukung sebagian masyakat yang telah menerapkan halal lifestyle serta riset pelancong wanita Muslim menjadi penentu destinasi yang akan dikunjungi maka semua bisa terwujud atas ridho Allah SWT, tegasnya.

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)